Alergi kacang adalah reaksi tubuh yang muncul ketika mengonsumsi kacang atau makanan berbahan dasar kacang. Reaksi tersebut dapat berupa gatal di kulit, bersin-bersin, muntah, hingga diare.
Kacang merupakan salah satu jenis makanan yang baik untuk dikonsumsi, karena mengandung nutrisi lengkap, seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Beberapa jenis kacang, seperti kacang tanah, kacang lima, almond, mete, kenari, atau walnut, memiliki kandungan nutrisi yang sama.
Alergi kacang merupakan salah satu jenis alergi makanan yang sebagian besar dialami oleh anak-anak. Meski demikian, alergi kacang juga dapat dialami oleh orang dewasa. Alergi kacang perlu ditangani untuk mencegah reaksi alergi yang lebih berat, yaitu syok anafilaktik.
Penyebab Alergi Kacang
Alergi kacang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi dan menganggap kacang sebagai zat yang berbahaya bagi tubuh (alergen). Reaksi ini kemudian memicu tubuh untuk menghasilkan senyawa kimia yang disebut histamin.
Histamin tersebut kemudian memicu munculnya gejala alergi. Histamin dapat menyebar melalui pembuluh darah dan memengaruhi berbagai jaringan tubuh, seperti kulit, saluran pernapasan, dan usus.
Seseorang dapat mengalami alergi kacang jika:
- Mengonsumsi kacang atau makanan yang mengandung kacang
- Mengalami kontak secara langsung antara kulit dengan kacang, jika penderita sangat sensitif
- Menghirup bau kacang atau debu yang mengandung kacang, seperti tepung kacang
Ada beberapa kelompok orang yang berisiko tinggi menderita alergi kacang, yaitu:
- Bayi dan anak-anak, karena sistem kekebalan tubuh sistem pencernaan mereka masih belum berkembang sempurna
- Orang dewasa yang pernah terserang alergi kacang ketika masih anak-anak atau memiliki keluarga dengan riwayat alergi kacang
- Orang yang memiliki alergi terhadap makanan tertentu
- Penderita eksim atopik
Gejala Alergi Kacang
Reaksi alergi yang muncul berbeda pada tiap penderita, mulai dari ringan hingga parah. Gejala alergi kacang biasanya mulai muncul dalam hitungan menit sampai jam setelah penderita mengonsumsi atau menyentuh kacang.
Gejala awal alergi kacang meliputi:
- Sakit kepala
- Bersin
- Hidung tersumbat
- Mata berair
- Kulit terasa gatal, kemerahan, dan muncul ruam
- Bibir membengkak
- Rasa tidak nyaman di sekitar mulut dan tenggorokan
- Kram perut
- Mual dan muntah
- Diare
Kapan harus ke dokter
Segera periksakan diri ke dokter jika muncul gejala alergi setelah makan kacang, meski gejala tersebut bersifat ringan.
Anda juga dianjurkan untuk memeriksakan anak Anda ke dokter, jika ada riwayat alergi kacang atau alergi lain dalam keluarga. Tindakan tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah anak memiliki alergi terhadap kacang atau zat tertentu sehingga gejala alergi dapat dicegah.
Jika Anda melihat seseorang mengalami pusing yang hebat, sesak napas, atau bahkan kehilangan kesadaran setelah mengonsumsi kacang, segera bawa ia ke IGD rumah sakit terdekat. Gejala tersebut perlu diwaspadai karena dapat menjadi tanda syok anafilaksis yang membahayakan nyawa.
Diagnosis Alergi Kacang
Jika Anda curiga menderita alergi kacang, segera konsultasikan kepada dokter spesialis alergi. Sebelum menjalani konsultasi, Anda sebaiknya membuat catatan mengenai jenis makanan yang dimakan, kapan gejala alergi pertama kali muncul, durasi munculnya gejala, dan apa yang sudah dilakukan untuk meredakan gejala.
Catatan ini penting karena dokter akan menanyakan hal-hal tesebut. Dokter juga akan menanyakan riwayat alergi dan asma dalam keluarga, kemudian melakukan pemeriksaan fisik.
Bila gejala yang timbul diduga disebabkan oleh alergi, dokter akan melakukan beberapa tes alergi untuk memastikan penyebab alergi, di antaranya:
-
Tes darah
Tes ini dilakukan untuk memeriksa kadar antibodi imunoglobulin dalam darah dan mengukur respons sistem kekebalan tubuh terhadap makanan tertentu. -
Tes tusuk kulit (skin prick test)
Pada tes ini, dokter akan menusuk area kulit, lalu memasukkan larutan khusus ke bawah permukaan kulit dan memantau reaksi yang muncul.
Apabila penyebab alergi masih belum diketahui melalui tes darah dan tes tusuk kulit, dokter akan melakukan pemeriksaan lain, seperti:
Eliminasi makanan
Pada pemeriksaan ini, pasien diminta untuk tidak mengonsumsi kacang atau makanan lain selama satu atau dua minggu. Setelah itu, pasien diperbolehkan untuk kembali ke pola makan semula sambil mencatat semua makanan yang dikonsumsi. Metode ini harus dilakukan di bawah pengawasan dokter.
Tes makanan (food challenge)
Pada tes ini, dokter akan memberikan makanan dengan dan tanpa kandungan protein kacang. Setelah itu, dokter akan melihat apakah pasien mengalami reaksi alergi atau tidak. Tes ini dilakukan di bawah pengawasan dokter agar pasien bisa segera ditangani jika muncul reaksi alergi parah.
Pengobatan Alergi Kacang
Pengobatan alergi kacang bertujuan untuk meredakan gejala yang muncul dan mencegah munculnya reaksi alergi. Upaya terbaik untuk mencegah munculnya reaksi alergi kacang adalah menghindari kacang dan produk yang mengandung kacang.
Apabila Anda mengalami reaksi alergi ringan, segera konsumsi obat antialergi yang dijual bebas, seperti chlorpheniramine, untuk meredakan gejala yang muncul. Obat untuk alergi makanan ini dapat menimbulkan rasa kantuk.
Pengobatan lain pada alergi kacang adalah imunoterapi. Metode ini dilakukan oleh dokter dengan memberikan sedikit alergen kepada pasien secara bertahap, guna membentuk kekebalan tubuh pasien terhadap alergen.
Namun, imunoterapi tidak banyak digunakan karena berisiko menimbulkan reaksi anafilaksis. Jika perlu dilakukan, imunoterapi harus dijalankan di bawah pengawasan dokter alergi.
Penanganan reaksi anafilaksis
Jika Anda memiliki riwayat alergi dan berisiko tinggi terserang reaksi alergi berat (anafilaksis), dianjurkan untuk selalu membawa suntik epinephrine yang berbentuk seperti pena. Bila terjadi reaksi anafilaksis, obat ini bisa digunakan untuk mencegah reaksi yang fatal.
Beberapa langkah yang perlu dilakukan jika muncul gejala anafilaksis adalah:
- Gunakan suntikan epinephrine jika Anda memilikinya
- Cari bantuan medis dan pastikan ada orang yang selalu menemani Anda
- Gunakan inhaler untuk meredakan sesak napas jika mengalami serangan asma
Setelah bantuan medis datang, dokter akan memberikan oksigen untuk membantu pernapasan, kortikosteroid untuk meredakan peradangan, dan antihistamin untuk meredakan reaksi alergi. Bila perlu, dokter juga akan kembali memberikan suntik epinephrine.
Penanganan secara intensif akan dilakukan jika gejala yang muncul sangat parah. Dokter akan memantau kondisi pasien hingga stabil dan gejala alergi hilang.
Komplikasi Alergi Kacang
Penderita alergi kacang berisiko mengalami syok anafilaktik (anafilaksis) atau reaksi alergi yang hebat. Berikut ini adalah beberapa gejala anafilaksis:
- Pembengkakan di bagian wajah
- Sulit menelan akibat pembengkakan di tenggorokan
- Sesak napas akibat penyempitan saluran pernapasan
- Jantung berdebar
- Tekanan darah menurun drastis sehingga memicu terjadinya syok
- Tidak sadarkan diri.
Kondisi ini sangat berbahaya dan harus langsung ditangani oleh dokter atau petugas medis.
Pencegahan Alergi Kacang
Upaya terbaik untuk mencegah alergi kacang adalah menghindari kacang atau jenis makanan yang berbahan dasar kacang, seperti biskuit, roti, kue, sereal, selai, dan permen. Beberapa langkah di bawah ini juga bisa dilakukan untuk mencegah alergi kacang:
- Periksa label komposisi sebelum membeli atau mengonsumsi makanan dalam kemasan, untuk memastikan makanan tersebut tidak mengandung kacang atau protein kacang.
- Hindari berbagi penggunaan peralatan dapur atau alat makan dengan orang lain, misalnya pisau yang digunakan untuk mengoleskan selai kacang.
- Beri tahu keluarga, teman, atau kerabat terdekat bahwa Anda memiliki alergi kacang sehingga mereka bisa membantu Anda menghindari kacang.
- Siapkan makanan dari rumah agar tidak perlu membeli makanan di luar yang tidak diketahui kandungannya.
- Tanyakan bahan yang digunakan sebelum memesan makanan atau minuman di restoran dan hindari yang mengandung kacang.
- Pastikan untuk selalu membawa obat suntik epinephrine, untuk berjaga-jaga bila muncul reaksi alergi yang berat.
- Kenalkan bayi pada kacang sejak dini, untuk menurunkan risiko terjadinya alergi kacang di kemudian hari.
Jika terdapat riwayat alergi kacang dalam keluarga dan anak memasuki fase MPASI, sebaiknya lakukan konsultasi dengan dokter anak. Tanyakan kepada dokter apakah boleh mengenalkan makanan berbahan dasar kacang kepada anak, atau perlunya anak menjalani pemeriksaan terlebih dahulu.