Alergi keringat atau cholinergic urticaria merupakan alergi yang terjadi ketika tubuh berkeringat. Padahal, berkeringat adalah mekanisme alami yang dilakukan tubuh untuk menjaga suhu badan tetap normal.
Alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh membentuk antibodi untuk melawan masuknya zat asing yang dianggap berbahaya di dalam tubuh. Zat asing yang dianggap berbahaya tersebut misalnya adalah serbuk sari, bulu hewan, debu, atau makanan tertentu, seperti makanan laut.
Pada sebagian orang, berkeringat yang merupakan mekanisme alami tubuh justru dapat menimbulkan reaksi alergi. Kondisi inilah yang dikenal dengan alergi keringat.
Gejala Alergi Keringat
Alergi keringat ditandai dengan munculnya ruam kemerahan yang terasa gatal (biduran) saat tubuh berkeringat. Biduran dapat muncul di seluruh bagian tubuh, tetapi paling sering muncul di area yang mudah berkeringat, seperti wajah, dada, punggung bagian atas, dan lengan. Umumnya biduran akan menghilang dengan sendirinya dalam 1–2 jam.
Meskipun jarang terjadi, alergi keringat juga dapat menimbulkan reaksi alergi berat atau anafilaksis. Gejala-gejala anafilaksis meliputi:
- Diare
- Produksi air liur berlebih
- Sakit kepala
- Kliyengan
- Tekanan darah rendah
- Detak jantung lebih cepat
- Sesak napas
- Kram perut
- Mengi
Jika Anda mengalami anafilaksis akibat alergi keringat, segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat guna mendapatkan penanganan secepatnya.
Penyebab Alergi Keringat
Sesuai dengan namanya, alergi keringat disebabkan oleh keringat yang muncul saat suhu tubuh meningkat. Peningkatan suhu tubuh dipicu oleh aktivitas-aktivitas tertentu, seperti berolahraga, mengonsumsi makanan pedas, berendam atau mandi air hangat, maupun terpapar sinar matahari langsung.
Hingga saat ini mekanisme terjadinya alergi keringat masih belum diketahui secara pasti. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa alergi keringat berhubungan dengan respons sistem saraf di tubuh.
Ada pula penelitian yang menyatakan bahwa alergi keringat terjadi akibat adanya peningkatan produksi histamin ketika suhu tubuh meningkat dan tubuh berkeringat. Histamin kemudian melebarkan pembuluh darah, sehingga terbentuklah biduran yang merupakan reaksi alergi.
Pengobatan Alergi Keringat
Terdapat beberapa pilihan pengobatan alami yang bisa dilakukan untuk meredakan rasa gatal dan kemerahan akibat alergi keringat, di antaranya adalah:
- Mengoleskan gel lidah buaya pada biduran
- Berendam atau mandi dengan oatmeal
Jika pengobatan alami belum mampu mengatasi gejala alergi keringat yang Anda alami, konsumsi obat medis yang diresepkan oleh dokter dapat menjadi langkah selanjutnya.
Sebagai langkah awal, biasanya dokter akan meresepkan obat antihistamin yang kerap digunakan untuk meredakan alergi. Beberapa contoh obat dari golongan ini adalah cetirizine, diphenhydramine, fexofenadine, atau loratadine.
Bila antihistamin juga belum efektif untuk mengurangi keluhan, dokter akan meresepkan obat jenis lain, yaitu:
- Antagonis H2
- Penghambat leukotrien
- Imunosupresan
- Penghambat beta
- Scopolamine topikal
- Omalizumab
Cara Mencegah Alergi Keringat
Pada dasarnya, cara mencegah alergi keringat adalah dengan menghindari pemicunya, yaitu keringat. Penderita alergi ini dapat menghindari berkeringat dengan melakukan cara-cara berikut ini:
- Hindari paparan sinar matahari langsung dalam waktu yang lama.
- Hindari berada di ruangan yang panas dengan sirkulasi udara yang buruk.
- Hindari konsumsi makanan pedas.
- Hindari minum minuman beralkohol atau minuman panas.
- Hindari mandi dengan air hangat, berendam di air panas, atau melakukan sauna.
- Istirahatlah sejenak saat tubuh mulai berkeringat ketika berolahraga.
- Jaga ruangan tempat beraktivitas tetap sejuk.
- Kenakan pakaian yang longgar.
Apabila Anda kerap mengalami biduran saat berkeringat dan ingin memastikan apakah kondisi yang dialami adalah alergi keringat atau bukan, periksakan diri Anda ke dokter. Nantinya, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk memastikan penyebab kondisi yang Anda alami, serta menyarankan penanganan yang sesuai.