Alergi serbuk bunga terjadi ketika sistem imun terlalu sensitif terhadap paparan serbuk bunga. Pada kondisi ini, sistem imun menganggap serbuk bunga sebagai zat yang berbahaya sehingga menimbulkan gejala alergi, seperti hidung tersumbat, bersin-bersin, dan sakit tenggorokan.
Kondisi yang juga dikenal sebagai rhinitis alergi atau hay fever ini lebih umum terjadi di negara beriklim subtropis, seperti Amerika Serikat atau negara-negara di Eropa. Sementara itu, Indonesia termasuk negara beriklim tropis dengan kelembapan udara yang tinggi. Hal ini membuat serbuk bunga cenderung tidak bisa bertahan lama.
Meski demikian, bukan berarti alergi serbuk bunga tidak dapat terjadi di daerah beriklim tropis. Alergi ini tetap bisa menyerang saat seseorang berada di lingkungan dengan banyak pepohonan dan tumbuhan, seperti dataran tinggi, perkebunan, atau bahkan taman kota.
Alergi Serbuk Bunga dan Faktor yang Mendasarinya
Alergi serbuk bunga bisa muncul akibat kombinasi beberapa faktor, salah satunya adalah faktor genetik. Orang tua yang memiliki alergi lebih rentan melahirkan anak dengan sistem imun yang sensitif terhadap serbuk bunga. Riwayat alergi dari anggota keluarga lainnya juga dapat meningkatkan risiko terjadinya alergi ini.
Selain itu, seseorang yang sudah menderita alergi lain atau memiliki masalah kesehatan, seperti asma, dermatitis, atau eksim, juga lebih rentan mengalami alergi serbuk bunga.
Alergi Serbuk Bunga dan Gejala yang Menyertainya
Alergi serbuk bunga terjadi ketika tubuh terpapar serbuk bunga lewat udara atau hanya dengan menyentuhnya. Ketika alergen ini masuk ke dalam tubuh, sistem imun akan melepaskan zat histamin untuk melawan serbuk bunga. Akibatnya, tubuh akan mengalami gejala alergi, seperti:
- Hidung meler atau tersumbat
- Bersin-bersin
- Sinus terasa tertekan hingga terasa nyeri di hidung dan wajah
- Mata membengkak, merah, dan berair
- Mata, hidung, dan tenggorokan terasa gatal
- Batuk-batuk atau sakit tenggorokan
- Kehilangan indra perasa atau penciuman
- Ruam, bentol, dan gatal-gatal di kulit
Selain berbagai gejala di atas, alergi serbuk bunga juga dapat memperburuk asma. Sementara pada kasus yang parah, alergi serbuk bunga dapat menimbulkan syok anafilaksis yang ditandai dengan sesak napas, lemas, pingsan, dan pembengkakan di mulut, lidah, atau bibir. Kondisi ini perlu segera ditangani oleh dokter karena bisa mengancam nyawa.
Alergi Serbuk Bunga dan Langkah Penanganannya
Untuk memastikan diagnosis alergi serbuk bunga, dokter biasanya akan meninjau riwayat kesehatan dan gejala alergi yang Anda alami. Setelah itu, dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik dan tes penunjang berupa tes alergi, seperti tes uji tempel di kulit (skin patch test), tes tusuk kulit (skin prick test), atau tes imunoglobulin E (IgE).
Jika Anda memang memiliki alergi serbuk bunga, terdapat beberapa langkah penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi alergi ini, yaitu:
- Menggunakan cairan pembersih hidung untuk membersihkan hidung dari serbuk bunga
- Mengonsumsi obat-obatan, seperti antihistamin, dekongestan, atau kombinasi keduanya untuk meredakan gejala alergi
- Menggunakan nasal spray untuk mengurangi peradangan pada saluran hidung
- Mengonsumsi obat asma, jika alergi serbuk bunga memperburuk kondisi asma
- Melakukan imunoterapi untuk melatih sistem imun agar lebih toleran terhadap serbuk bunga
Berbagai langkah penanganan di atas perlu disesuaikan dengan kondisi alergi dan efektivitasnya pada tubuh.
Selain itu, lakukan juga beberapa langkah pencegahan, seperti memakai masker dan kacamata untuk mencegah paparan serbuk bunga, mencuci pakaian dan mandi setelah beraktivitas di luar ruangan, menggunakan dehumidifier untuk menjaga kelembapan udara di dalam ruangan jika memungkinkan, menutup jendela, serta rutin membersihkan debu di dalam rumah.
Apabila Anda sedang mengalami gejala alergi serbuk bunga, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan kondisinya. Dengan demikian, Anda bisa mendapatkan penanganan yang sesuai untuk mengatasi alergi ini.