Alkaptonuria adalah kelainan genetik yang menyebabkan urine dan beberapa bagian kulit berwarna hitam atau gelap. Kelainan langka ini disebabkan oleh terganggunya proses penguraian asam amino akibat perubahan pada gen.
Gejala alkaptonuria biasanya berkembang secara perlahan dan sering kali baru diketahui saat penderitanya berusia 20−30 tahunan. Keluhan awal yang dapat terlihat adalah urine berwarna kehitaman atau gelap setelah beberapa saat terpapar udara.
Selain urine yang berwarna gelap, penderita alkaptonuria atau black urine disease bisa mengalami keluhan berupa radang sendi (arthritis). Jika tidak ditangani dengan tepat, alkaptonuria dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti batu ginjal atau kerusakan katup jantung.
Penyebab Alkaptonuria
Alkaptonuria disebabkan oleh perubahan (mutasi) gen homogentisate 1,2-dioxygenase (HGD). Mutasi tersebut menyebabkan enzim homogentisate oxidase yang diperlukan untuk memecah asam amino tidak bekerja dengan baik. Akibatnya, proses penguraian asam amino tirosin dan fenilalanin menjadi terganggu.
Gangguan pada sistem penguraian asam amino juga menyebabkan penumpukan asam homogentisat dalam tubuh. Penumpukan asam homogentisat inilah yang menimbulkan gejala alkaptonuria.
Alkaptonuria merupakan kelainan genetik yang diturunkan secara autosomal resesif. Dengan kata lain, alkaptonuria terjadi ketika masing-masing orang tua menurunkan satu salinan gen yang bermutasi kepada anaknya.
Faktor risiko alkaptonuria
Anak laki-laki dan perempuan lebih berisiko terkena alkaptonuria jika kedua orang tuanya menderita penyakit yang serupa. Sedangkan jika penyakit ini diturunkan hanya dari salah satu orang tua, anak tidak akan menderita alkaptonuria, tetapi bisa menjadi pembawa (carrier) gen alkaptonuria.
Gejala Alkaptonuria
Seperti yang telah dijelaskan di atas, alkaptonuria menyebabkan enzim homogentisate oxidase tidak berfungsi dengan baik dalam menguraikan asam amino. Hal ini menyebabkan asam homogentisat yang seharusnya terurai menjadi tidak bisa dipecah. Akibatnya, terjadi penumpukan asam homogentisat di dalam tubuh.
Sebagian penumpukan asam homogentisat akan dikeluarkan melalui urine. Hal inilah yang menyebabkan urine penderita alkaptonuria berwarna lebih gelap atau hitam setelah beberapa menit terpapar udara.
Gejala alkaptonuria bisa muncul sejak bayi. Salah satu tandanya adalah muncul noda hitam di popok. Keluhan lainnya akan makin terlihat seiring pertambahan usia penderita. Umumnya, gejala tersebut mulai terlihat ketika usia penderita menginjak akhir 20 tahunan atau awal 30 tahunan.
Tanda dan gejala alkaptonuria bisa bervariasi, tergantung pada bagian tubuh yang terpengaruh. Beberapa gejala alkaptonuria yang umum terjadi meliputi:
- Bercak di kulit yang berwarna kebiruan atau kehitaman, terutama di bagian yang sering terpapar sinar matahari dan di sekitar kelenjar keringat
- Keringat berwarna gelap atau hitam
- Kuku berwarna kebiruan atau kecokelatan
- Bintik-bintik berwarna cokelat atau abu-abu di bagian putih mata (sklera)
- Tulang rawan telinga menebal, berwarna kebiruan atau hitam
- Kotoran telinga berwarna merah pekat atau gelap
- Radang sendi, terutama sendi pinggul dan lutut
- Kotoran telinga berwarna merah pekat atau gelap
- Sesak napas
Kapan harus ke dokter
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala yang telah disebutkan di atas. Pemeriksaan dan pengobatan yang dilakukan sejak dini dapat menurunkan risiko terjadinya gangguan kesehatan yang lebih serius, seperti kerusakan pada tulang, sendi, ginjal, dan jantung.
Diagnosis Alkaptonuria
Untuk mendiagnosis alkaptonuria, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien, dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan fisik pada kulit, telinga, dan mata pasien. Selanjutnya, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:
- Tes urine, untuk mendeteksi keberadaan asam homogentisat di dalam urine
- Tes DNA, untuk memeriksa perubahan gen HGD di dalam tubuh pada pasien yang memiliki keluarga dengan riwayat alkaptonuria
Pengobatan Alkaptonuria
Belum ada pengobatan yang bisa menyembuhkan alkaptonuria. Namun, dokter dapat memberikan penanganan untuk meringankan gejala, memperlambat perkembangan penyakit, dan mencegah komplikasi. Beberapa metode yang dapat dilakukan adalah:
Perubahan gaya hidup
Perubahan gaya hidup lebih sehat yang bisa direkomendasikan oleh dokter adalah:
- Membatasi konsumsi makanan tinggi protein untuk menurunkan kadar tirosin dan fenilalanin dalam tubuh
- Mengonsumsi makanan kaya vitamin c, seperti jeruk dan kiwi, guna memperlambat penumpukan asam homogentisat di dalam tulang rawan
- Menghindari olahraga yang rentan menyebabkan cedera di sendi, seperti sepak bola atau tinju
- Melakukan terapi relaksasi, atau olahraga seperti yoga, renang, dan pilates, untuk mengelola stres, menguatkan sendi, menurunkan berat badan, serta memperbaiki postur tubuh
Obat-obatan
Beberapa jenis obat-obatan yang bisa diberikan oleh dokter adalah:
- Obat antinyeri dan antiradang, untuk meredakan keluhan nyeri sendi
- Vitamin C, untuk menghalangi penumpukan asam homogentisat
Salah satu obat yang sedang diteliti efektivitasnya untuk alkaptonuria adalah nitisinone. Nitisinone sebenarnya adalah obat yang digunakan untuk mengatasi kondisi HT-1 (hereditary tyrosinemia type 1) atau tyrosinemia tipe 1 turunan.
Fisioterapi
Fisioterapi dilakukan dengan bantuan alat bernama transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS). Tindakan ini bertujuan untuk membuat ujung saraf tulang belakang menjadi mati rasa sehingga nyeri mereda.
Operasi
Jika alkaptonuria menimbulkan kerusakan pada sendi atau organ lain, dokter akan menyarankan tindakan operasi. Prosedur ini biasanya dilakukan pada pasien yang berusia lebih dari 50 tahun.
Jenis operasi yang biasanya dilakukan adalah operasi penggantian tulang panggul, lutut, atau bahu, dan penggantian katup jantung. Operasi penggantian katup jantung juga dapat dilakukan bila katup jantung sudah mengeras akibat penumpukan asam homogentisat.
Komplikasi Alkaptonuria
Penumpukan asam homogentisat dalam tubuh yang tidak ditangani dapat menyebabkan sejumlah komplikasi berikut:
- Batu ginjal
- Batu prostat (prostatic calculi)
- Robeknya tendon achilles
- Penyakit jantung koroner
- Kerusakan sendi dan tulang belakang
- Kerusakan katup jantung
Pencegahan Alkaptonuria
Lakukan konseling genetik apabila ada anggota keluarga atau pasangan Anda yang menderita alkaptonuria. Skrining genetik bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemungkinan Anda memiliki anak yang menderita alkaptonuria.
Jika Anda sedang hamil, lakukan tes amnioncentesis dan chorionic villus sampling (CVS) untuk mendeteksi alkaptonuria pada janin sejak dini.