Isivas 10 Mg 10 Tablet
Rp114.958
Per STRIP
Deskripsi
Golongan
Obat Keras
Isivas Tablet bermanfaat untuk mengontrol gejala asma, seperti sesak napas atau mengi, termasuk asma yang terjadi akibat olahraga.
Isivas Tablet mengandung montelukast sodium. Obat ini bekerja dengan cara memblokir leukotriene, yaitu zat peradangan yang memicu pembengkakan dan penyempitan saluran napas.
Perlu diketahui bahwa obat ini bekerja secara perlahan, sehingga tidak bisa digunakan untuk meredakan serangan asma atau gangguan pernapasan yang terjadi tiba-tiba. Selain untuk asma, obat ini juga dikonsumsi untuk mengatasi gejala alergi atau alergi berkepanjangan (kronis), ketika obat lain tidak efektif.
Golongan
Obat resep
Kategori
Obat asma
Komposisi
Montelukast sodium 10 mg
Dikonsumsi oleh
Dewasa
Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Montelukast dapat terserap ke dalam ASI. Jika Anda sedang menyusui, konsultasikan penggunaan montelukast dengan dokter.
Bentuk obat
Tablet
Kemasan
Strip @ 10 tablet
Pabrik/Manufaktur
Pratapa Nirmala
No. BPOM
DKL1931543817A1
Hal yang Perlu Diperhatikan
- Jangan mengonsumsi Isivas Tablet jika Anda alergi terhadap montelukast. Beri tahu dokter semua riwayat alergi Anda, terutama jika ada alergi terhadap aspirin atau OAINS lainnya.
- Jangan menggunakan dosis tambahan Isivas Tablet untuk mencegah sesak napas akibat olahraga jika Anda sudah mengonsumsi obat ini secara rutin.
- Beri tahu dokter jka menderita penyakit liver atau gangguan mental, seperti kecemasan, depresi, atau memiliki keinginan untuk bunuh diri.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat, suplemen, atau produk herbal tertentu, untuk mengantisipasi interaksi obat.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
- Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan Isivas Tablet sebelum menjalani operasi atau tindakan medis apa pun.
- Konsultasikan dengan dokter jika Anda ingin memberikan Isivas Tablet kepada anak.
- Segera ke dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi Isivas Tablet.
Dosis dan Aturan Pakai Isivas Tablet
1 tablet per hari.
Cara Mengonsumsi Isivas Tablet dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan bacalah informasi yang tertera pada kemasan Isivas Tablet sebelum mulai mengonsumsinya. Jangan mengubah dosis yang dikonsumsi tanpa persetujuan dokter.
Isivas Tablet bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Pastikan untuk mengonsumsi obat ini pada waktu yang sama setiap harinya agar obat efektif. Walaupun gejala asma sudah membaik, tetap konsumsi Isivas Tablet sesuai petunjuk dokter.
Jika lupa mengonsumsi Isivas Tablet, segera konsumsi obat ini begitu teringat. Namun, bila jadwal minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
Simpan Isivas Tablet di tempat yang sejuk dan terhindar dari paparan sinar matahari serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Isivas Tablet dengan Obat Lain
Mengingat Isivas Tablet mengandung montelukast, interaksi yang bisa timbul jika obat ini digunakan bersama obat-obat tertentu adalah:
- Penurunan efektivitas montelukast dalam darah jika digunakan dengan phenytoin, phenobarbital, dan rifampicin
- Penurunan kadar dan efek dari montelukast jika digunakan bersama obat kanker apalutamide
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping montelukast jika digunakan dengan gemfibrozil
- Peningkatan kadar dan efek dari montelukast jika digunakan bersama dengan itraconazole, clarithromycin, atau verapamil
Efek Samping dan Bahaya Isivas Tablet
Efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi Isivas Tablet yang mengandung montelukast adalah diare, meriang, demam, sakit kepala, sakit perut, mual, muntah, atau ruam kulit ringan.
Hubungi dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung membaik atau makin memburuk. Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping lebih serius yang jarang terjadi, seperti:
- Mati rasa, kesemutan, atau sakit yang tajam dan menjalar di tangan atau kaki
- Nyeri atau bengkak pada area hidung, pipi, atau dahi
- Otot terasa lemah
- Gerakan tubuh yang tidak terkendali atau gemetar
- Gagap
- Jantung berdebar atau berdetak tidak beraturan
- Perubahan suasana hati, seperti depresi, agresif, atau muncul keinginan untuk melukai diri
- Sulit berkonsentrasi atau mengingat sesuatu
- Halusinasi
- Gejala gangguan pada hati, seperti kulit atau bagian putih mata yang menguning (penyakit kuning)