Klotaren 25 Mg 10 Tablet
Rp22.230
Per STRIP
Deskripsi
Golongan
Obat Keras
Klotaren Tablet bermanfaat untuk meredakan nyeri dan peradangan pada beberapa kondisi, seperti nyeri haid, nyeri pascaoperasi, atau nyeri sendi akibat radang sendi (arthritis).
Klotaren Tablet mengandung diclofenac sodium (natrium diklofenak). Obat ini bekerja dengan cara menghambat produksi prostaglandin, yaitu zat yang memicu reaksi peradangan saat jaringan tubuh mengalami cedera atau kerusakan. Dengan begitu gejala radang, seperti nyeri atau bengkak bisa mereda.
Golongan
Obat resep
Kategori
Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
Komposisi
Diclofenac sodium 25 mg
Digunakan oleh
Dewasa dan anak usia di atas 14 tahun
Usia kehamilan trimester 1 dan 2:
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Usia kehamilan trimester 3:
Kategori D: Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa.
Kandungan diclofenac dalam Klotaren 25 mg Tablet dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa persetujuan dokter.
Bentuk obat
Tablet
Kemasan
Strip @ 10 tablet
Pabrik/Manufaktur
Kimia Farma, Jakarta - Indonesia
No. BPOM
DKL8512405815A1
Hal yang Perlu Diperhatikan
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Klotaren Tablet tidak boleh diberikan kepada pasien yang alergi terhadap obat ini, aspirin, atau obat antiinflamasi nonsteroid lain.
- Beri tahu dokter jika Anda baru menjalani atau berencana untuk melakukan operasi bypass jantung. Klotaren Tablet tidak boleh diberikan kepada pasien dengan kondisi tersebut.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang atau pernah menderita asma, penyakit jantung, hipertensi, gangguan pembekuan darah, perdarahan saluran pencernaan, stroke, tukak lambung, edema, atau penyakit ginjal.
- Beri tahu dokter jika Anda perokok aktif atau mengalami kecanduan alkohol, karena kondisi tersebut bisa meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan. Klotaren Tablet tidak boleh digunakan oleh ibu hamil, terutama pada trimester ketiga.
- Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk mengantisipasi terjadinya interaksi obat.
- Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, overdosis, atau efek samping serius setelah mengonsumsi Klotaren Tablet.
Dosis dan Aturan Pakai Klotaren 25 mg Tablet
Tujuan: Meredakan nyeri akut dan peradangan akibat osteoarthritis, rheumatoid arthritis, atau nyeri haid
- Dewasa: Dosisnya 50 mg, 2-3 kali sehari.
- Anak usia di atas 14 tahun: Dosisnya 25 mg 3 kali sehari atau 50 mg 2 kali sehari.
Tujuan: Meredakan migrain akut
- Dewasa: Dosis awal 50 mg pada serangan pertama. Bila migrain masih terasa setelah 2 jam, konsumsi lagi sebanyak 50 mg. Selama gejala masih ada, konsumsi obat 50 mg tiap 4-6 jam. Dosis maksimal 200 mg per hari.
Cara Mengonsumsi Klotaren 25 mg Tablet dengan Benar
Selalu ikuti petunjuk dokter dan bacalah informasi yang terdapat pada kemasan obat sebelum mengonsumsi Klotaren Tablet.
Klotaren Tablet dapat dikonsumsi sebelum atau setelah makan. Jika timbul sakit perut, Klotaren Tablet boleh dikonsumsi saat makan atau segera setelah makan.
Telan tablet Klotaren secara utuh dengan air putih, tanpa membelah, mengunyah atau menghancurkannya terlebih dahulu. Jangan berbaring setelah mengonsumsi Klotaren Tablet, setidaknya sampai 10 menit.
Simpan Klotaren Tablet di tempat yang sejuk dan terlindung dari sinar matahari secara langsung, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Klotaren 25 mg Tablet dengan Obat Lain
Beberapa efek interaksi yang bisa terjadi jika kandungan diclofenac sodium dalam Klotaren Tablet digunakan bersama obat lain adalah:
- Peningkatan risiko terjadi perdarahan, termasuk perdarahan saluran pencernaan jika digunakan dengan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) lain, obat pengencer darah, antidepresan SSRI, atau kortikosteroid
- Peningkatan risiko terjadinya hiperkalemia, yaitu tingginya kadar kalium di dalam darah, jika digunakan dengan obat diuretik hemat kalium, ciclosporin, maupun tacrolimus
- Penurunan efektivitas obat ACE inhibitor atau penghambat beta
- Peningkatan kadar phenytoin, methotrexate, lithium, atau digoxin, di dalam darah
- Peningkatan konsentrasi diclofenac dalam darah jika digunakan dengan voriconazole atau amiodarone
Efek Samping dan Bahaya Klotaren 25 mg Tablet
Ada beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah mengonsumsi Klotaren Tablet, yaitu:
- Sakit perut atau rasa panas di ulu hati atau dada (heartburn)
- Mual atau kembung
- Diare atau sembelit
- Pusing, kantuk, atau sakit kepala
Periksakan diri ke dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung reda atau justru bertambah parah. Segera temui dokter jika Anda mengalami efek samping yang lebih serius berikut ini:
- Perdarahan saluran cerna, yang bisa ditandai dengan tinja berwarna hitam, sakit perut yang berat, muntah berwarna gelap yang terlihat seperti bubuk kopi
- Gangguan jantung, yang bisa ditandai dengan bengkak di kaki, napas pendek, atau lelah yang tidak biasa
- Gangguan ginjal, yang bisa ditandai dengan keluhan jarang berkemih, jumlah urine sangat sedikit, nyeri saat berkemih, atau sulit bernapas
- Gangguan hati, yang bisa ditandai dengan sakit perut, mual dan muntah yang terus-menerus, gatal, urine berwarna gelap, atau mata dan kulit menguning
Hentikan konsumsi Klotaren Tablet dan segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat, yang bisa ditandai dengan gatal-gatal, biduran, mata atau bibir bengkak, serta sesak napas.