Mupirocin 2% Krim 5 gr Novell
Rp30.370
Per TUBE
Deskripsi
Mupirocin 2% Krim bermanfaat untuk mengatasi impetigo dan infeksi kulit akibat Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes.
Mupirocin 2% Krim bekerja dengan cara menghambat kerja enzim yang diperlukan oleh bakteri untuk membuat protein. Tanpa kemampuan untuk membuat protein, bakteri akan berhenti tumbuh dan akhirnya mati.
Golongan
Obat resep
Kategori
Antibiotik
Komposisi
Mupirocin 2%
Digunakan oleh
Dewasa dan anak-anak
Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Belum diketahui apakah mupirocin dapat terserap ke dalam ASI atau tidak. Namun, penggunaan mupirocin pada kulit umumnya aman untuk ibu menyusui dan bayinya, kecuali jika mupirocin digunakan pada area dada atau puting.
Bentuk Obat
Krim
Kemasan
Dus, 1 Tube @ 5 gram
Pabrik/Manufaktur
Etercon Pharma – Indonesia
No. BPOM
GKL1815720429A1
Hal yang Perlu Diperhatikan
- Jangan menggunakan Mupirocin 2% Krim jika Anda alergi terhadap obat ini. Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki.
- Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan mupirocin jika Anda sedang mengalami luka terbuka, luka bakar, atau kerusakan kulit yang luas.
- Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan mupirocin salep jika Anda menderita penyakit ginjal atau penyakit hati.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk obat oles lain dan produk herbal, untuk mengantisipasi interaksi obat.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau overdosis setelah menggunakan Mupirocin 2% Krim.
Dosis dan Aturan Pakai Mupirocin 2% Krim
Oleskan obat pada area yang terinfeksi 3 kali sehari, maksimal selama 10 hari. Hubungi dokter jika dalam 3–5 hari kondisi tidak kunjung membaik.
Cara Menggunakan Mupirocin 2% Krim dengan Benar
Ikuti petunjuk dokter dan baca informasi yang terdapat pada kemasan obat sebelum mulai menggunakan Mupirocin 2% Krim. Obat ini hanya digunakan sebagai obat oles pada kulit yang terinfeksi.
Bersihkan area kulit yang akan diobati, lalu cuci tangan sebelum menggunakan obat. Oleskan obat dengan lembut menggunakan cotton bud, kapas, atau kasa ke area kulit yang terinfeksi.
Rasa menyengat di kulit pada setiap penggunaan pertama merupakan hal yang wajar dan akan menghilang dengan sendirinya.
Jika dirasa perlu, Anda dapat menutupi bagian yang telah diolesi obat dengan plester atau kain penutup lainnya, kecuali jika dokter menginstruksikan Anda untuk membiarkannya terbuka.
Pastikan untuk menggunakan mupirocin secara rutin agar obat lebih efektif. Meskipun kondisi Anda sudah membaik, jangan menghentikan pengobatan secara mendadak tanpa seizin dokter. Hal ini untuk mencegah infeksi muncul kembali.
Hindari kontak obat dengan mata, hidung, atau mulut. Jika area tersebut terkena obat, segera bilas dengan air bersih.
Jangan menggunakan Mupirocin 2% Krim lebih dari 10 hari. Konsultasikan ke dokter jika gejala tidak kunjung membaik dalam 3–5 hari setelah penggunaan obat.
Bila lupa menggunakan Mupirocin 2% Krim, segera gunakan jika belum mendekati jadwal pemakaian obat berikutnya. Apabila sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis di waktu pemakaian obat selanjutnya.
Simpan Mupirocin 2% Krim di tempat sejuk dan terhindar dari paparan sinar matahari secara langsung. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Mupirocin 2% Krim dengan Obat Lain
Belum diketahui interaksi yang dapat terjadi jika Mupirocin 2% Krim digunakan bersama obat atau produk lain. Meski begitu, tidak tertutup kemungkinan mupirocin dapat berinteraksi dengan obat atau bahan aktif tertentu.
Efek Samping dan Bahaya Mupirocin 2% Krim
Efek samping yang bisa timbul akibat penggunaan Mupirocin 2% Krim antara lain kulit terasa terbakar atau tersengat, terasa kering atau gatal, berwarna merah, atau nyeri ketika disentuh.
Konsultasikan ke dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung membaik atau justru memburuk. Segera ke dokter jika timbul reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti ruam atau biduran, sakit perut, diare, atau BAB berdarah.