Tarivid 200 Mg 10 Tablet
Rp192.694
Per STRIP
Deskripsi
Tarivid 200 mg Tablet bermanfaat untuk mengobati berbagai penyakit akibat infeksi bakteri, seperti infeksi saluran kemih, urethritis, servisitis, dan infeksi saluran pernapasan bawah.
Tarivid 200 mg Tablet mengandung ofloxacin yang bekerja dengan cara menghambat pembentukan DNA bakteri, sehingga bakteri berhenti tumbuh dan akhirnya mati.
Golongan
Obat resep
Kategori
Antibiotik golongan quinolone
Komposisi
Ofloxacin 200 mg
Dikonsumsi oleh
Dewasa dan anak-anak
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Tarivid 200 mg Tablet dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.
Bentuk Obat
Tablet
Kemasan
1 Strip @ 10 Tablet
Pabrik/Manufaktur
Kalbe Farma, TBK – Indonesia
No. BPOM
DKL8811608317B1
Hal yang Perlu Diperhatikan
- Jangan menggunakan obat ini jika Anda alergi terhadap Tarivid 200 mg Tablet atau memiliki riwayat alergi terhadap antibiotik golongan quinolone.
- Jangan memberikan Tarivid 200 mg Tablet kepada anak-anak yang berusia di bawah 18 tahun, karena manfaat dan keamanannya belum terbukti.
- Jangan mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan mesin yang membutuhkan kewaspadaan selama menjalani pengobatan dengan Tarivid 200 mg Tablet, karena obat ini dapat membuat pusing.
- Beri tahu dokter Anda jika sedang dan pernah menderita depresi, gangguan sendi atau tendon, hipertensi, myasthenia gravis, penyakit ginjal, penyakit hati, sindrom Ehlers-Danlos, sindrom Marfan, gangguan pembuluh darah, penyakit jantung, kejang, atau neuropati perifer.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang merencanakan kehamilan, sedang hamil, atau sedang menyusui.
- Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat tertentu, termasuk suplemen dan obat herbal.
- Beri tahu dokter jika Anda ingin melakukan imunisasi atau vaksinasi dengan vaksin hidup, seperti vaksin tifoid.
- Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, efek samping yang serius, atau overdosis, setelah mengonsumsi Tarivid 200 mg Tablet.
Dosis dan Aturan Pakai Tarivid 200 mg Tablet
100–400 mg, 1–2 kali sehari.
Cara Mengonsumsi Tarivid 200 mg Tablet dengan Benar
Pastikan untuk membaca petunjuk pada kemasan obat dan mengikuti anjuran dokter dalam menggunakan Tarivid 200 mg Tablet.
Tarivid 200 mg Tablet dapat dikonsumsi sebelum atau setelah makan. Perbanyak konsumsi air putih saat mengonsumsi obat ini. Jangan menghentikan konsumsi obat ini sebelum waktu yang dianjurkan oleh dokter meskipun gejala Anda telah membaik.
Tarivid 200 mg Tablet dapat menyebabkan kulit mudah terbakar matahari. Oleh karena itu, gunakan tabir surya dan pakaian tertutup saat beraktivitas di bawah matahari pada siang hari, serta hindari menggunakan lampu UV atau melakukan tanning kulit selama mengonsumsi obat ini.
Simpan Tarivid 200 mg Tablet di tempat bersuhu ruangan, terhindar dari sinar matahari langsung, suhu panas, dan kondisi yang lembap. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Tarivid 200 mg Tablet dengan
- Penurunan penyerapan ofloxacin jika digunakan dengan antasida, suplemen zinc, suplemen zat besi, sulkrafat, atau didanosine
- Peningkatan kadar glibenklamid di dalam darah
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan dengan obat antikoagulan, seperti warfarin
- Peningkatan risiko terjadinya peradangan otot dan robeknya otot jika digunakan dengan kortikosteroid
- Peningkatan risiko terjadinya pemanjangan interval QT, jika digunakan bersama dengan obat antiaritmia kelas 1A dan III, obat makrolid, atau obat antipsikotik
- Peningkatan risiko terjadinya kejang jika digunakan dengan teofilin dan obat antiinflamasi nonsteroid
Efek Samping dan Bahaya Tarivid 200 mg Tablet
- Mual
- Perut terasa sakit, kembung, atau kram
- Diare
- Sakit kepala atau pusing
- Gangguan otot
- Nafsu makan berkurang
- Insomnia
Periksa ke dokter jika efek samping tersebut tidak mereda atau makin memberat. Hentikan penggunaan obat dan segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat, atau efek samping yang lebih berat, seperti mudah memar atau berdarah, demam, sakit tenggorokan, perubahan frekuensi buang air kecil, kelelahan, muntah-muntah, dan penyakit kuning.