Manusia punya banyak cara untuk menunjukkan versi terbaik dirinya, salah satunya dengan membentuk alter ego. Biasanya, orang menggunakan alter ego untuk memudahkannya menjalani situasi tertentu. Namun, apakah alter ego ini merupakan hal yang normal?
Alter ego dapat diartikan sebagai karakter kedua yang dengan sadar dibangun oleh seseorang. Karakter kedua ini adalah kepribadian yang dianggap paling ideal atau paling memudahkan seseorang untuk mendapatkan tujuannya.
Misalnya, seorang ambivert bisa memiliki sisi introvert yang lebih dominan dan biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi perlahan membangun alter ego ekstrovert yang bisa digunakan untuk membantunya membangun relasi yang lebih luas.
Dengan kata lain, alter ego sebenarnya adalah persona yang mungkin belum pernah ditunjukkan sebelumnya, tetapi akhirnya muncul pada situasi tertentu. Banyak penyebab yang membuat persona ini tidak muncul dalam keseharian melainkan melalui alter ego, contohnya pernah menjadi korban bully.
Seseorang yang pernah menjadi korban bully (perundungan) biasanya memiliki rasa percaya diri yang rendah. Inilah yang membuatnya membangun alter ego, sehingga ia mempu mempelihatkan sisi lain dirinya yang lebih percaya diri dan berani dalam menghadapi segala situasi, termasuk orang-orang yang merundungnya.
Mengenal Alter Ego Lebih Dekat
Alter ego ini cukup populer di kalangan selebritas dunia. Contohnya saja penyanyi Adele dan Beyonce yang mengaku punya alter ego. Alter ego ini dibangun untuk mengatasi rasa gugup ketika bernyanyi di panggung atau khayalak ramai.
Alter ego Sasha Fierce yang dibangun oleh Beyonce memiliki persona yang lebih percaya diri dan sensual. Begitu juga dengan Adele yang menamai alter egonya dengan Sasha Carter, yang memiliki tingkat kepercayaan diri tinggi dan tidak ragu untuk tampil di panggung.
Dengan menerapkan persona alter ego, penyanyi Beyonce dan Adele tetap bisa memberikan penampilan terbaik, meski diri mereka dipenuhi oleh rasa gugup dan tidak percaya diri.
Sampai di sini, mungkin alter ego terkesan seperti kepribadian ganda, ya? Nyatanya, alter ego tidak sama dengan gangguan kepribadian ganda, lho.
Seseorang dengan gangguan kepribadian ganda tidak sadar bahwa ada kepribadian lain di dalam diri mereka. Hal inilah yang kerap membuat seseorang dengan kepribadian ganda merasa cemas, depresi, sering hilang ingatan, hingga mengalami delusi dan halusinasi.
Biasanya orang sekitar akan sering mempertanyakan perubahan sikap, perilaku, dan emosi mendadak dari seseorang dengan kepribadian ganda.
Hal ini berbeda dengan alter ego. Orang yang membentuk alter ego secara penuh menyadari bahwa mereka “memerankan” persona yang berbeda dari karakter mereka sehari-hari. Selain itu, alter ego tidak muncul setiap saat, melainkan pada situasi tertentu atau saat dibutuhkan saja.
Alter ego juga bisa dikendalikan, sehingga tidak akan mengganggu diri sendiri maupun orang lain. Uniknya lagi, penelitian menunjukkan bahwa alter ego memiliki manfaat, salah satunya meningkatkan rasa percaya diri dan membuat seseorang lebih tenang dalam menghadapi situasi apa pun.
Caranya Menemukan Alter Ego
Menemukan alter ego bisa dibilang bukanlah hal mudah. Kamu mungkin sulit untuk membedakan mana yang merupakan alter ego dan mana yang hanya menjadi impian atau ambisi semata. Agar lebih mudah menemukan alter ego, mungkin tips berikut ini bisa membantumu:
- Pikirkan persona seperti apa yang menurutmu ideal dan membuatmu berani menghadapi berbagai situasi tak terduga, misalnya percaya diri, supel, aktif, atau ekstrovert.
- Tentukan tujuan hidup dan kembangkan cara untuk mencapai tujuan tersebut dengan bantuan alter ego. Usahakan untuk menerapkan cara yang berbeda dengan kebiasaanmu saat ini.
- Jika persona ideal telah tercipta dan tujuan hidup sudah ditentukan, segera wujudkan versi terbaik dirimu tersebut. Jangan biarkan hal tersebut menjadi angan dan ambisi semata yang lambat laun akan terlupakan.
Gimana, sudah siap untuk menemukan alter ego dan versi terbaik dirimu? Coba deh sekarang tuliskan persona ideal versi kamu. Kalau sudah, gunakan alter ego tersebut saat berada dalam situasi yang tidak mungkin diatasi dengan kepribadianmu saat ini.
Namun, perlu diingat, ya. Walaupun alter ego memiliki dampak positif, hal tersebut akan mendominasi kehidupan pribadimu jika dilakukan secara berlebihan. Kalau sudah mendominasi, alter ego bisa membuatmu merasa lelah secara emosional, bahkan mengganggu hubunganmu dengan orang lain.
Makanya, kamu harus mempunyai kontrol diri. Tentukan kapan waktu yang tepat untuk mengeluarkan alter ego dan kapan waktunya untuk kembali menjadi dirimu yang sebenarnya. Dengan begitu, alter ego bisa menjadi “topeng terbaik” untuk melindungi diri saat mengalami situasi sulit.
Nah, jika alter ego terlalu mendominasi kehidupanmu hingga menyebabkan hilang ingatan, delusi, dan depresi, segera konsultasikan dengan psikolog atau psikiater. Soalnya, alter ego yang disertai ciri-ciri tersebut mengarah ke gangguan disosiatif atau kepribadian ganda.