Amputasi adalah hilang atau putusnya bagian tubuh, seperti jari, lengan, atau tungkai. Amputasi bisa terjadi akibat cedera, atau bisa juga merupakan bagian dari operasi pemotongan bagian tubuh tertentu untuk mengatasi suatu kondisi atau penyakit.
Amputasi akibat cedera bisa terjadi secara sebagian (parsial) atau keseluruhan (total). Amputasi parsial berarti masih ada sebagian atau beberapa jaringan lunak yang tersambung sehingga bagian tubuh penderita tidak terputus sepenuhnya. Sementara pada amputasi total, bagian tubuh penderita terputus seluruhnya.
Baik pada amputasi parsial maupun total, kemungkinan bagian tubuh yang telah terputus dapat disambung kembali atau tidak, tergantung pada tingkat keparahan cedera itu sendiri. Jika bagian tubuh yang putus tidak bisa disambungkan kembali, pasien akan disarankan untuk menggunakan kaki atau tangan palsu (prostesis).
Istilah amputasi juga digunakan untuk prosedur pemotongan bagian tubuh untuk mencegah kondisi yang lebih berbahaya. Kondisi berbahaya yang dimaksud antara lain penyebaran infeksi, luka yang membusuk (gangren), dan kanker.
Penyebab Amputasi
Amputasi dapat terjadi akibat cedera parah yang tidak disengaja, atau bisa juga direncanakan oleh dokter untuk menangani sejumlah penyakit. Berikut ini adalah penjelasannya:
Amputasi akibat cedera
Amputasi yang disebabkan oleh cedera bisa terjadi akibat sejumlah kondisi berikut:
- Bencana alam, misalnya tertimpa reruntuhan gedung saat gempa
- Kecelakaan akibat pekerjaan yang melibatkan mesin atau alat berat
- Kecelakaan kendaraan bermotor
- Serangan binatang buas
- Luka bakar parah
- Luka tembak
Amputasi akibat penyakit
Banyak penyakit yang dapat membuat seseorang harus menjalani prosedur amputasi, antara lain:
- Penebalan jaringan saraf (neuroma)
- Frostbite atau cedera akibat paparan suhu dingin yang ekstrem
- Infeksi parah di lengan atau kaki, misalnya infeksi tulang (osteomielitis) atau necrotising fasciitisyang parah
- Kanker, seperti osteosarkoma atau kanker yang menyebar ke tulang, otot, saraf, dan pembuluh darah
- Gangren, misalnya akibat penyakit arteri perifer atau neuropati diabetik
Gejala Amputasi
Gejala amputasi yang dapat dialami, terutama pada amputasi akibat cedera, antara lain:
- Rasa sakit, yang tingkat rasa sakitnya tidak selalu sebanding dengan tingkat keparahan cedera atau perdarahan
- Perdarahan, yang tingkat keparahannya tergantung pada lokasi dan jenis cedera yang dialami
- Jaringan tubuh rusak, tetapi sebagian jaringan masih terhubung dengan otot, tulang, sendi, dan kulit, atau malah terputus total
Kapan harus ke dokter
Segera cari pertolongan medis ke dokter bila mengalami amputasi akibat cedera. Walaupun organ yang terputus belum tentu dapat disambung kembali, tetapi luka amputasi dapat menyebabkan perdarahan berat dan infeksi. Penderita juga bisa mengalami kematian bila tidak segera mendapat penanganan.
Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter jika Anda menderita penyakit yang dapat menyebabkan Anda harus menjalani prosedur amputasi apabila tidak ditangani dengan baik, seperti diabetes atau penyakit arteri perifer.
Bagi Anda yang telah menjalani prosedur amputasi, lakukan kontrol secara berkala ke dokter. Selain untuk menjalani terapi rehabilitasi guna meningkatkan kemampuan Anda dalam beraktivitas, kontrol rutin ke dokter juga bertujuan untuk mencegah dan mendeteksi komplikasi yang mungkin muncul setelah amputasi.
Segera hubungi dokter jika Anda mengalami keluhan berikut setelah menjalani prosedur amputasi:
- Jahitan di area amputasi terbuka
- Demam atau menggigil
- Nyeri di area amputasi atau sekitarnya
- Bengkak, kemerahan, atau perdarahan di area amputasi
- Keluar cairan, darah, atau nanah dari area amputasi
Diagnosis Amputasi
Diagnosis amputasi diawali dengan tanya jawab terkait bagaimana terjadinya amputasi, riwayat cedera, dan riwayat penyakit atau kondisi lain. Biasanya, dokter dapat langsung mendiagnosis amputasi dengan pemeriksaan fisik langsung ke organ yang terputus.
Terkadang, dokter perlu melakukan foto Rontgen untuk memeriksa kondisi tulang dan jaringan di sekitar lokasi amputasi. Dokter juga bisa melakukan pemeriksaan penunjang berupa tes darah, termasuk pemeriksaan gula darah guna mendeteksi diabetes.
Pengobatan Amputasi
Pengobatan amputasi harus dilakukan di rumah sakit. Bila amputasi baru dilakukan dan terjadi perdarahan hebat, dokter akan terlebih dahulu menghentikan perdarahan. Setelah itu, dokter akan memberikan infus cairan dan transfusi darah guna menstabilkan kondisi pasien.
Pada beberapa kasus, bagian tubuh yang terpotong dapat disambungkan lagi dengan prosedur replantasi. Replantasi dilakukan bila bagian tubuh yang akan disatukan kembali tidak rusak parah dan diperkirakan bisa berfungsi dengan baik setelah replantasi dilakukan.
Jika kedua faktor di atas tidak terpenuhi, maka replantasi tidak akan dilakukan. Bagi pasien yang tidak bisa menjalani replantasi, dokter akan menyarankan penggunaan prostesis. Pada beberapa kasus, prostesis bisa menggantikan fungsi bagian tubuh yang hilang dengan baik.
Pemulihan setelah amputasi
Kehilangan anggota tubuh secara permanen akibat amputasi dapat mengurangi rasa percaya diri dan menurunkan kemampuan pasien dalam beraktivitas. Untuk mengatasi masalah tersebut, dokter akan menganjurkan pasien menjalani rehabilitasi fisik secara rutin.
Rehabilitasi yang dilakukan meliputi:
- Latihan untuk meningkatkan kekuatan otot
- Latihan untuk meningkatkan keterampilan anggota gerak, agar pasien bisa menjalani aktivitas secara mandiri
- Pengobatan dan perawatan untuk menunjang pemulihan dan meredakan rasa nyeri yang muncul di area amputasi
- Terapi psikologi untuk mengatasi gangguan emosional yang mungkin dialami oleh pasien akibat kehilangan organ tubuh
- Penggunaan alat bantu, seperti kursi roda dan kruk
Komplikasi Amputasi
Ada beberapa komplikasi yang mungkin terjadi setelah amputasi, yaitu:
- Nyeri
- Perdarahan
- Bengkak (edema)
- Infeksi
- Sendi, otot, dan tendon di sekitar organ tubuh yang hilang menjadi kaku dan sulit digerakkan
- Phantom limb, yaitu sensasi nyeri yang muncul di organ tubuh yang hilang
- Gangguan mental, seperti post-traumatic stress disorder (PTSD), mudah marah, depresi, dan ingin bunuh diri
- Deep vein thrombosis (DVT)
- Serangan jantung
- Pneumonia
- Syok
Pencegahan Amputasi
Amputasi akibat cedera biasanya terjadi secara tiba-tiba tanpa diduga sehingga sulit untuk dicegah. Sementara upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari amputasi akibat penyakit adalah dengan mencegah terjadinya penyakit tersebut.
Sebagai contoh, amputasi akibat penyakit arteri perifer dan diabetes dapat dicegah dengan berhenti merokok, mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, serta rutin berolahraga.
Beberapa cara lain yang bisa dilakukan untuk menghindari amputasi adalah:
- Cegah borok di kaki bila Anda menderita diabetes, karena borok dapat meningkatkan risiko amputasi.
- Gunakan alat pelindung diri, baik saat berkendara maupun bekerja, terutama bila pekerjaan Anda melibatkan penggunaan alat-alat berat.
- Selalu berhati-hati dan menaati rambu lalu lintas dalam berkendara guna menghindari terjadinya kecelakaan.