Cairan sinovial atau cairan sendi merupakan cairan kental yang berfungsi untuk melumasi sendi-sendi tubuh sehingga mudah bergerak. Analisis cairan sinovial dapat dilakukan pada seseorang yang mengalami gangguan sendi agar dapat diketahui penyebabnya.
Gangguan sendi dapat ditandai dari gejala awal berupa kaku atau nyeri sendi saat bergerak. Semakin bertambah usia seseorang, risiko gangguan sendi akan semakin tinggi.
Gangguan pada sendi, seperti peradangan atau cedera pada sendi, dapat membuat cairan sinovial menjadi bermasalah. Padahal, cairan sinovial ini memiliki peran penting dalam menjaga sendi tetap sehat, kuat, dan dapat bergerak dengan baik. Ketika cairan sinovial pada sendi berkurang, sendi akan mudah mengalami kerusakan.
Prosedur Analisis Cairan Sinovial
Analisis cairan sinovial atau cairan sendi sering kali dilakukan oleh dokter untuk mengevaluasi kondisi sendi yang bermasalah.
Pemeriksaan cairan sinovial biasanya dilakukan pada pasien yang memiliki keluhan nyeri sendi maupun pembengkakan pada sendi yang tidak diketahui penyebabnya. Selain itu, pemeriksaan ini juga dilakukan bila pasien mengalami kesulitan bergerak akibat gangguan pada sendi.
Analisis cairan sinovial dilakukan dengan cara mengambil cairan sinovial pada sendi menggunakan jarum suntik. Namun, sebelum mengambil cairan tersebut, dokter akan memberikan anestesi atau obat bius lokal terlebih dahulu agar proses pengambilan cairan sendi tidak terasa menyakitkan.
Setelah dilakukan anestesi, prosedur pengambilan cairan sinovial akan dimulai. Jarum suntik akan diarahkan untuk mengambil sampel cairan sinovial dari bagian sendi yang meradang untuk diperiksa. Proses ini dapat dilakukan di ruangan dokter dan hanya berlangsung selama beberapa menit.
Umumnya cairan sinovial cenderung tidak berwarna atau bening layaknya putih telur. Namun, jika terjadi peradangan pada sendi, warna cairan sinovial dapat mengalami perubahan menjadi berwarna kuning keruh. Sementara itu, bila sendi yang bermasalah mengalami infeksi, cairan sinovial akan tampak berwarna kuning kehijauan.
Ketika cairan sinovial mengalami perubahan warna menjadi kemerahan, umumnya menandai adanya perdarahan di bagian sendi.
Tingkat kekentalan cairan sinovial juga turut diperiksa dalam proses analisi. Pasalnya, cairan sinovial pada penderita artritis akan lebih encer karena penurunan produksi asam hialuronat, yaitu salah satu zat yang berfungsi untuk membentuk cairan sinovial.
Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum dan Setelah Analisis
Bagi Anda yang akan melakukan pemeriksaan cairan sinovial, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Sebelum pemeriksaan dilakukan, Anda disarankan untuk memberi tahu dokter mengenai riwayat alergi obat yang diderita guna menghindari reaksi alergi yang mungkin terjadi selama analisis cairan sinovial dilakukan.
Beri tahu pula kepada dokter mengenai riwayat pengobatan, termasuk obat herbal atau suplemen yang dikonsumsi sebelum prosedur analisis ini dilakukan. Analisis cairan sinovial tidak dianjurkan pada pasien yang memiliki kondisi sebagai berikut :
- Menggunakan obat pengencer darah seperti warfarin
- Menjalani pengobatan yang dapat memperlambat pembekuan darah seperti obat anti inflamasi non-steroid (OAINS)
- Memiliki cairan sinovial terlalu sedikit pada sendinya
- Menjalani pengobatan kortikosteroid atau mendapat suntikan kortikosteroid pada sendi
- Mengalami infeksi kulit pada area sekitar sendi yang meradang
Setelah analisis cairan sinovial selesai dilakukan dan penyebab nyeri sendi sudah diketahui, dokter akan memberikan beberapa langkah penanganan lebih lanjut, baik dengan pemberian obat-obatan, fisioterapi, atau operasi.
Selama menjalani pengobatan, penting untuk selalu menjaga area sendi tetap bersih dan kering agar terhindar dari infeksi. Rasa nyeri dan tidak nyaman pada sendi mungkin akan dirasakan selama beberapa hari setelah prosedur analisis cairan dilakukan.
Untuk mengurangi rasa tidak nyaman yang dirasakan setelah tindakan ini, obat pereda nyeri mungkin akan diberikan oleh dokter. Pastikan bahwa Anda hanya mengonsumsi obat pereda nyeri yang dianjurkan dokter karena beberapa obat pereda nyeri, seperti aspirin dapat meningkatkan risiko perdarahan.
Segera periksakan diri ke dokter bila Anda mengalami gejala gangguan pada sendi. Konsultasikan kemungkinan dilakukannya analisis cairan sinovial untuk membantu memastikan penyebab kondisi yang Anda alami.