Anger issues merupakan kondisi ketika seseorang tidak dapat mengendalikan amarahnya. Kemarahan yang muncul bahkan bisa berlebihan, tetapi biasanya dipicu oleh hal tertentu. Jika selalu tidak terkendali, amarah bisa menyakiti diri sendiri dan merusak hubungan dengan orang lain.
Marah merupakan respons alami terhadap ancaman dan bersifat manusiawi. Semua manusia tentu pernah merasakannya dan untuk beberapa kondisi, marah diperlukan untuk kesehatan mental.
Namun, kemarahan akan menjadi masalah bila tidak dapat dikendalikan atau dikenal juga dengan istilah anger issues. Jika terjadi, hal ini menyebabkan seseorang mengatakan atau melakukan hal-hal yang mungkin akan disesali, bahkan mengganggu kehidupan sosialnya.
Berbagai Gejala Anger Issues
Seseorang yang memiliki anger issues dapat mengalami gejala berupa:
- Mudah marah bahkan hanya karena hal sepele
- Merasa kesulitan mengendalikan amarah yang muncul
- Berperilaku keras atau kasar saat marah
- Menyakiti orang lain baik secara verbal maupun fisik
- Merasa bersalah setelah meluapkan kemarahan
- Memiliki konflik dengan teman atau rekan kerja
Berbagai Penyebab Anger Issues
Kemarahan berlebihan yang dialami seseorang bisa menjadi gejala dari beberapa kondisi, seperti:
1. Sedang bersedih
Seseorang yang memiliki anger issues mungkin mengalaminya karena sedang bersedih. Alasannya bisa karena ditinggalkan orang yang disayangi, perceraian, atau kehilangan pekerjaan. Kemarahan yang muncul bisa ditujukkan kepada orang yang meninggalkan atau orang yang terlibat dalam kondisi yang dialami.
2. Depresi
Anger issues juga bisa menjadi salah satu gejala depresi. Setiap penderita depresi dapat menunjukkan gejala yang berbeda-beda. Namun, gejala yang ditunjukkan umumnya berupa cepat marah, sedih terus-menerus, putus asa, tidak bersemangat, bahkan memiliki pikiran untuk bunuh diri.
3. Obsessive compulsive disorder (OCD)
Gangguan obsesif kompusif (OCD) merupakan gangguan mental yang mendorong penderitanya melakukan tindakan tertentu secara berulang-ulang dengan tujuan mengurangi kecemasan di pikirannya.
Rasa marah berlebihan dapat ditunjukkan oleh penderita OCD karena frustrasi terhadap ketidakmampuan untuk mencegah kecemasan tersebut. Penderita OCD juga bisa marah karena ada seseorang atau sesuatu yang mengganggu aktivitas berulangnya.
4. Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)
ADHD adalah gangguan perkembangan saraf yang ditandai dengan sulit memusatkan perhatian, impulsif, dan hiperaktif. Kondisi ini biasanya ditunjukkan sejak masa anak-anak dan berlanjut selama hidup seseorang. Selain memiliki anger issues, gejala ADHD lain dapat berupa manajemen waktu dan perencanaan yang buruk.
5. Oppositional defiant disorder (ODD)
ODD merupakan gangguan perilaku yang membuat penderitanya mudah marah, tersinggung, membangkang, dan mendendam. Kondisi ini dapat muncul sejak masa anak-anak hingga dewasa. Gejala yang ditunjukkan juga lebih agresif dibandingkan tantrum.
6. Penyalahgunaan alkohol
Penyalahgunaan alkohol dapat merusak kemampuan seseorang untuk berpikir jernih dan rasional. Konsumsi minuman beralkohol yang berlebihan juga membuat seseorang sulit mengendalikan emosi sehingga mengalami anger issue.
7. Gangguan bipolar
Gangguan bipolar merupakan gangguan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati secara drastis. Gejala utamanya meliputi fase mania yang berlanjut menjadi fase depresi berat atau sebaliknya.
Pada fase mania gejalanya berupa semangat, merasa gembira, dan antusias. Sementara itu, pada fase depresi, gejalanya adalah mudah tersinggung dan marah secara berlebihan, merasa bersalah, dan berkurangnya minat pada aktivitas sehari-hari.
8. Intermitten explosive disorder (IED)
Orang dengan gangguan IED biasanya berperilaku agresif, impulsif, dan cenderung merusak. Penderitanya juga dapat mengalami kemarahan dan reaksi yang berlebihan tanpa mengenal situasi.
Biasanya, penderita IED bisa melempar benda atau memukul orang ketika sedang marah. Periode kemarahannya bisa terjadi selama 30 menit atau lebih.
Jenis-Jenis Anger Issues
Kemarahan dapat diungkapkan oleh seseorang dengan berbagai cara. Berikut ini adalah beberapa jenis anger issues yang mungkin dimiliki seseorang:
Kemarahan fisik
Jenis anger issues ini ditunjukkan dengan sikap agresif kepada orang lain. Caranya adalah dengan menunjukkan perilaku kasar, seperti berteriak, memaki, melempar, menghancurkan barang, berkata kasar, atau bahkan memukul orang lain.
Kemarahan batin
Rasa marah ini ditujukkan kepada diri sendiri. Seseorang yang mengalaminya biasanya sering berbicara negatif pada diri sendiri, merasa tidak ada hal yang membuat dirinya bahagia, menyakiti diri sendiri, bahkan mengasingkan diri dari orang lain.
Kemarahan pasif
Jenis kemarahan ini biasanya lebih halus dan tidak langsung mengungkapkan perasaan seseorang secara gamblang. Perilaku ini juga disebut dengan pasif agresif karena pelakunya sering mendiamkan seseorang, merajuk, menyindir, dan melontarkan kata-kata sinis tanpa memberitahu apa yang membuatnya marah.
Cara penanganan anger issues dilakukan berdasarkan penyebabnya. Beberapa perawatan yang umum dilakukan adalah teknik relaksasi dan terapi perilaku kognitif. Jika terapi saja tidak mengurangi gejala dari masalah psikologis, obat-obatan juga dapat diberikan, mulai dari obat penenang hingga obat antidepresi.
Apabila Anda merasa memiliki anger issues dan sudah berdampak negatif pada diri sendiri maupun hubungan Anda dengan orang lain, jangan ragu konsultasikan dengan psikolog.