Anovulasi adalah kondisi ketika ovarium tidak melepaskan sel telur selama siklus menstruasi. Akibatnya, ovulasi tidak terjadi dan wanita yang mengalaminya sulit hamil karena tidak ada sel telur yang dapat dibuahi oleh sperma.
Wanita dewasa umumnya mengalami siklus menstruasi yang berlangsung selama 28 hari. Pada siklus ini, beberapa hormon dapat memicu ovulasi, yaitu pelepasan sel telur dari ovarium (indung telur) sehingga dapat dibuahi oleh sperma di tuba falopi (saluran telur).
Namun, ketidakseimbangan hormon di dalam tubuh dapat menghambat proses ovulasi dan memengaruhi kemampuan wanita untuk hamil karena tidak adanya sel telur yang bisa dibuahi. Menurut studi, kondisi yang disebut anovulasi ini mencakup sekitar 25% kasus infertilitas pada wanita.
Penyebab Anovulasi dan Faktor Risikonya
Secara umum, penyebab anovulasi adalah ketidakseimbangan satu atau beberapa hormon yang terlibat dalam proses ovulasi. Beberapa hormon tersebut meliputi hormon pelepas gonadotropin (GnRH), hormon perangsang folikel (FSH), dan hormon luteinisasi (LH).
Selain itu, beberapa faktor juga dapat meningkatkan risiko terjadinya anovulasi, seperti:
- Stres
- Pola makan tidak seimbang
- Perubahan hormon dalam tubuh saat menyusui atau menjelang masa menopause
- Olahraga ekstrem yang berlebihan
- Indeks massa tubuh (IMT) tinggi atau rendah
- Kekurangan asupan kalori
- Kondisi tertentu, misalnya sindrom ovarium polikistik (PCOS)
- Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti pil KB, steroid, dan antipsikotik
Berbagai Gejala Anovulasi
Wanita yang mengalami anovulasi dapat mengalami beberapa gejala, yaitu:
- Periode menstruasi tidak teratur
- Tidak mengalami menstruasi (amenore)
- Pendarahan menstruasi yang terlalu banyak atau sedikit
- Tidak memiliki lendir serviks
- Suhu tubuh tidak teratur
Namun, dalam beberapa kasus, gejala anovulasi sering tidak disadari. Oleh karena itu, penting sekali untuk mencatat siklus menstruasi, sehingga kondisi ini bisa terdeteksi lebih awal dan ditangani dengan cepat.
Langkah Pengobatan Anovulasi
Pengobatan anovulasi tergantung pada penyebabnya. Berikut ini adalah beberapa metode pengobatan untuk mengatasi anovulasi:
1. Perubahan gaya hidup
Bagi sebagian wanita, perubahan gaya hidup dapat mengatasi kondisi anovulasi. Sebagai contoh, perubahan pola makan dan rutin olahraga dapat membantu wanita yang mengalami anovulasi akibat indeks massa tubuh yang terlalu tinggi atau rendah.
Sementara itu, anovulasi yang disebabkan oleh stres dapat diatasi dengan manajemen stres dan teknik relaksasi.
2. Konsumsi obat-obatan
Jika perubahan gaya hidup tidak mampu mengatasi anovulasi, dokter dapat menyarankan pengobatan medis, seperti konsumsi obat-obatan. Hal ini bertujuan untuk mengatasi ketidakseimbangan hormon yang menyebabkan gangguan ovulasi. Beberapa obat-obatan yang biasanya diresepkan dokter meliputi:
- Clomiphene citrate
- Human chorionic gonadotropin (hCG)
- Hormon perangsang folikel (FSH)
- Agonis dan antagonis GnRH
3. Operasi
Pada kondisi tertentu, tindakan operasi akan disarankan dokter untuk mengatasi anovulasi pada wanita. Meski sangat jarang dilakukan, metode ini dapat mengatasi kondisi anovulasi akibat sindrom ovarium polikistik yang tidak merespons pengobatan lain.
Operasi dilakukan dengan cara membuat lubang kecil di ovarium, sehingga jaringan yang memproduksi testosteron berkurang serta hormon yang dihasilkan juga berkurang. Penurunan kadar testosteron dapat membantu ovarium untuk melepaskan sel telur dan memulai siklus menstruasi yang lebih teratur.
Anovulasi dapat menyebabkan masalah kesuburan dan menimbulkan berbagai dampak negatif bagi wanita. Oleh karena itu, sebaiknya konsultasikan ke dokter secara online melalui Chat Bersama Dokter, dokter akan memberikan saran penanganan berdasarkan penyebab dan kondisi tubuh penderita.