Antibiotik untuk batuk diberikan pada batuk yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Obat jenis ini tidak boleh diminum sembarangan dan harus berdasarkan resep dokter. Pasalnya, penggunaan yang tidak benar bisa menyebabkan bakteri kebal terhadap antibiotik.
Batuk merupakan reaksi alami tubuh untuk membersihkan tenggorokan atau saluran pernapasan dari benda asing. Umumnya batuk akan hilang dengan sendirinya tanpa memerlukan obat-obatan. Namun, jika batuk yang Anda alami disebabkan oleh infeksi bakteri, kondisi ini perlu diatasi dengan antibiotik untuk batuk.
Konsumsi Antibiotik untuk Batuk dengan Tepat
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa penyebab batuk yang Anda alami adalah akibat infeksi bakteri, biasanya dokter akan memberikan antibiotik untuk batuk yang paling sesuai dengan kondisi Anda.
Antibiotik memiliki fungsi utama membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Antibiotik untuk batuk umumnya dikonsumsi selama kurang lebih 1 minggu. Namun, pada jenis obat dan kondisi tertentu, antibiotik bisa saja dikonsumsi selama kurun waktu yang lebih singkat atau lebih panjang.
Selain antibiotik, dokter mungkin juga akan memberikan tambahan obat batuk sesuai jenis batuk yang Anda derita. Untuk batuk berdahak, dokter akan memberikan obat yang dapat mempermudah keluarnya dahak (ekspektoran). Sementara untuk batuk kering, dokter dapat meresepkan obat untuk menekan munculnya batuk (antitusif).
Mempertimbangkan Risiko Efek Samping Antibiotik
Penggunaan antibiotik untuk batuk harus dilakukan dengan cermat dan tidak boleh berlebihan agar tidak menyebabkan efek samping yang justru akan membahayakan tubuh Anda.
Konsumsi obat antibiotik yang tidak diperlukan dapat memicu kekebalan bakteri. Akibatnya, penggunaan antibiotik di kemudian hari tidak efektif lagi untuk melawan bakteri tersebut.
Di samping itu, antibiotik dapat menimbulkan efek samping serta reaksi negatif saat digunakan bersamaan dengan obat-obatan lainnya. Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin ditimbulkan akibat konsumsi antibiotik:
- Tidak nafsu makan
- Perut kembung, mual, dan muntah
- Perut terasa nyeri dan diare
- Reaksi alergi, seperti sesak napas, mengi, atau ruam di kulit
Cara Sederhana Mengobati Batuk di Rumah
Selain menggunakan obat-obatan, batuk juga bisa diatasi dengan pengobatan di rumah, yaitu:
- Mengonsumsi air putih yang cukup
- Berkumur dengan air garam secara berkala
- Menghindari paparan debu atau asap penyebab iritasi tenggorokan
- Tidur dengan bantal tambahan agar posisi kepala lebih tinggi
- Mengonsumsi teh yang telah ditambahi dengan madu dan jahe untuk melegakan tenggorokan
Batuk yang berlangsung lebih dari 2 minggu tidak boleh dianggap sepele dan sebaiknya diperiksakan ke dokter. Telebih bila batuk yang Anda derita disertai dengan demam, sesak napas, sakit kepala, nyeri dada, dan batuk berdarah.
Mengonsumsi antibiotik untuk batuk harus sesuai dengan anjuran dokter. Pastikan untuk mengonsumsi antibiotik sampai habis guna mencegah terjadinya infeksi berulang yang berpotensi menyebabkan keluhan lebih parah dari kondisi awal.