Antiemetik adalah kelompok obat yang digunakan untuk meredakan gejala mual dan muntah pada berbagai kondisi, seperti mabuk perjalanan, kemoterapi, pascaoperasi, atau kehamilan. Obat ini tersedia sebagai obat bebas dan obat resep.
Antiemetik bekerja dengan cara menghambat proses penghantaran sinyal mual dan muntah di otak. Berdasarkan cara kerjanya, antiemetik terbagi tiga jenis, yaitu antagonis dopamin, antihistamin/antikolinergik, dan 5HT3 receptor antagonists. Pemilihan jenis antiemetik akan disesuaikan dengan penyebab mual atau muntah.
Jenis dan Merek Dagang Antiemetik
Berikut adalah jenis-jenis obat antiemetik dengan contoh merek dagangnya, serta dosis sesuai kondisi dan usia:
Antihistamin/antikolinergik
Antiemetik jenis ini biasanya digunakan untuk mengatasi mabuk perjalanan atau morning sickness. Obat antiemetik yang termasuk dalam golongan antihistamin/antikolinergik antara lain:
1. Diphenhydramine
Bentuk obat: Tablet, sirop, suntik
Merek dagang: Allerin Expectorant, Benadryl, Decadryl, Dextrosin, Diphenhydramine HCL, Erphakaf, Ikadryl, Licodril, Sedares, Siladex DMP
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat dipenhydramine.
2. Dimenhydrinate
Bentuk obat: Tablet, suspensi
Merek dagang: Antimab, Antimo, Antimo Anak, Contramo, Dimenhydrinate, Dimetic, Dramamine, Omedrinat, Mantino, Ramadrinater
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat dimenhydrinate.
Antagonis Dopamin
Antiemetik jenis antagonis dopamin biasanya digunakan untuk mengatasi mual akibat kemoterapi, operasi, atau morning sickness yang berat. Beberapa obat antiemetik golongan antagonis dopamin adalah:
1. Metoclopramide
Bentuk obat: Sirop, tablet, kaplet, suntik
Merek dagang: Damaben, Norvom, Metolon, Piralen, Primperan, Sotatic, Vopram, Vosea
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat metoclopramide.
2. Chlorpromazine
Bentuk obat: Tablet, suntik
Merek dagang: Cepezet, Chlorpromazine HCl, Chlorpromazine, Promactil
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat chlorpromazine.
3. Promethazine
Bentuk obat: Tablet, sirop
Merek dagang: Berlifed, Bufagan Expectorant, Halfilyn, Halmezin, Hufallerzine Expectorant, Mucozine, Nufapreg, Omezin, Prome, Promedex, Promethazine
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat promethazine.
4. Domperidone
Bentuk obat: Tablet, kaplet, suspensi, obat tetes oral (drops)
Merek dagang: Costil, Dome, Domedom, Domperidone, Domperidone Maleate, Etalium, Galdom, Gerdilium, Hufadon, Rosidon, Vometa, Vomita, Vosedon
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat domperidone.
5. Pyrathiazine
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Anvomer B6, Mediamer B6, Pontyamer B6, Pregvomit, Provomer, Voldiamer B6, Vomil B6
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat pyrathiazine.
5HT3 receptor antagonists
Obat golongan ini biasanya digunakan untuk mengatasi mual dan muntah akibat bius setelah operasi atau kemoterapi. Contoh obat antimetik golongan 5HT3 receptor antagonists adalah:
1. Ondansetron
Bentuk obat: Tablet, kaplet
Merek dagang: Ceteron, Fudanton, Maxtron, Narfoz, Nausimex, Ondansetron HCl 2H20, Ondansetron HCI Dihydrate, Ondansetron Hydrochloride Dihydrate, Vometron, Zetral
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat ondansentron.
2. Granisetron
Bentuk obat: Tablet, sirop, suntik
Merek dagang: Emegran, Ganion, Gramet, Gramet, Gramovit, Granesis, Granisetron Hcl, Granisetron, Granitrox, Granon, Granovell, Pehagrant
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat granisetron.
3. Palonosetron
Bentuk obat: Kapsul, suntik
Merek dagang: Akynzeo, Palofer, Palonosetron Hydrochloride, Paloset, Palset, Prosmol
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat palonosetron.
Peringatan Sebelum Menggunakan Antiemetik
Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum menggunakan antiemetik, yaitu:
- Jangan menggunakan antiemetik jika memiliki alergi terhadap obat ini. Selalu beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki.
- Jangan menggunakan obat antiemetik untuk mengatasi mual saat hamil (morning sickness) tanpa seizin dokter. Obat ini tidak boleh digunakan sembarangan oleh ibu hamil.
- Jangan memberikan obat ini kepada anak usia di bawah 4 tahun tanpa persetujuan dokter.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita epilepsi, tardive dyskinesia, penyakit liver, asma, glaukoma, penyakit tiroid, penyakit ginjal, penyakit jantung, gagal jantung, maupun penyumbatan di lambung atau usus.
- Beri tahu dokter jika Anda atau keluarga memiliki riwayat gangguan irama jantung (aritmia) atau hasil elektrokardiogram (EKG) yang tidak normal.
- Jangan langsung berkendara atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi antiemetik, karena obat ini dapat menyebabkan pusing, kantuk, atau penglihatan buram.
- Hindari konsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan antiemetik, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
- Informasikan kepada dokter jika sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Jangan menggunakan obat antiemetik dalam jangka panjang. Hentikan penggunaan obat jika gejala mual atau muntah sudah hilang. Konsultasikan ke dokter mengenai penggunaan obat antiemetik jika gejala tidak kunjung reda setelah 7 hari.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau produk herbal tertentu, untuk mengantisipasi terjadinya interaksi antarobat.
- Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat, efek samping yang serius, atau overdosis, setelah menggunakan antiemetik.
Efek Samping dan Bahaya Antiemetik
Ada beberapa efek samping yang dapat terjadi setelah menggunakan antiemetik, antara lain:
- Sakit kepala
- Sembelit
- Lelah atau kantuk
- Pusing
- Mulut kering
- Hilang nafsu makan
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping di atas tidak kunjung membaik atau semakin berat. Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius, seperti:
- Mual atau muntah bertambah parah atau tidak kunjung berhenti
- Otot lemah
- Hilang pendengaran
- Jantung berdebar
- Gangguan bicara, seperti cadel, yang terjadi tiba-tiba
- Kejang
- Linglung atau halusinasi