Antijamur topikal adalah obat untuk mengatasi infeksi jamur di kulit, kuku, atau mulut. Obat ini tersedia dalam bentuk salep, krim, bedak, gel, atau cairan. Obat antijamur ada yang bisa dibeli bebas dan ada pula yang hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.
Obat antijamur topikal bekerja dengan cara membasmi atau mencegah pertumbuhan dan perkembangan jamur. Obat golongan ini umumnya menarget membran sel jamur yang dibutuhkannya untuk memperbanyak diri dan bertahan hidup. Dengan begitu, jamur bisa mati dan gejala infeksi pun membaik.
Obat antijamur topikal digunakan sebagai penanganan pertama untuk kutu air, panu, kurap, dermatitis seboroik, dan gatal selangkangan akibat infeksi jamur. Obat ini juga dapat dikombinasikan dengan krim kortikosteroid, misalnya hydrocortisone, untuk meredakan kemerahan, rasa panas, gatal berat, dan bengkak akibat infeksi jamur.
Jenis, Merek Dagang, dan Dosis Antijamur Topikal
Berikut ini adalah jenis-jenis obat yang termasuk dalam golongan antijamur topikal:
1. Miconazole topikal
Bentuk obat: Krim, bedak, salep
Merek dagang: Altadis, Benoson M, Dermacure, Daktarin, Fungares, Miconazole Nitrate, Mikoz, Mycozol, Pizolon, Thecort
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat miconazole topikal.
2. Ciclopirox
Bentuk obat: Cairan yang dioleskan ke kuku (nail lacquer)
Merek dagang: Loprox Nail Lacquer
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat ciclopirox.
3. Ketoconazole topikal
Bentuk obat: Krim, gel
Merek dagang: Anfuhex, In Fungi, Kanazol, Ketoconazole, Ketomed, Lusanoc, Mycoral krim, Nizogen, Nizoral, Sporex
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat ketoconazole topikal.
4. Clotrimazole
Bentuk obat: Krim, cairan obat luar
Merek dagang: Baycuten-N, Clonitia, Canesten, Canesten Dex, Demy, Dermifar, Fungiderm, Hufaderm, Medisten, Neo Ultrasiline
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat clotrimazole.
5. Nystatin topikal
Bentuk obat: Salep
Merek dagang: Cutales, Myco-Z
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat nystatin topikal.
6. Econazole
Bentuk obat: Krim
Merek dagang: Econazine
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat econazole.
7. Terbinafine topikal
Bentuk obat: Krim
Merek dagang: Farmasil, Haterbin, Interbi, Meccaderm, Meccaderma, Terbinafine HCL, Termisil
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat terbinafine topikal.
8. Undecylenic acid
Bentuk obat: Krim
Merek dagang: New Astar
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat undecylenic acid.
9. Clioquinol
Bentuk obat: Krim
Merek dagang: Visancort
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat clioquinol.
10. Tioconazole
Bentuk obat: Krim
Merek dagang: Prodermal, Trosyd
Untuk mengetahui informasi lengkap mengenai obat ini, silakan kunjungi laman obat tioconazole.
Peringatan sebelum Menggunakan Antijamur Topikal
Ikuti anjuran dan saran dokter selama menjalani pengobatan dengan antijamur topikal. Sebelum menggunakan obat ini, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:
- Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. Jangan memakai antijamur topikal jika Anda memiliki alergi terhadap obat ini.
- Informasikan kepada dokter jika Anda menderita asma.
- Jangan mengoleskan antijamur topikal pada area kulit yang mengalami luka lecet, luka terbuka, maupun luka bakar.
- Konsultasikan dengan dokter sebelum mengoleskan antijamur topikal jika ruam akibat infeksi jamur tersebar luas di kulit atau jika Anda memiliki kondisi yang melemahkan daya tahan tubuh, misalnya HIV/AIDS atau kanker.
- Informasikan kepada dokter jika Anda sedang menggunakan antijamur topikal jika direncanakan untuk menjalani tindakan medis apa pun, termasuk operasi gigi.
- Jangan sampai antijamur topikal mengenai area mata, mulut, hidung, atau vagina. Jika tanpa sengaja mengenai area tersebut, segera bilas dengan air bersih.
- Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen, atau produk herbal, terutama yang dioleskan ke kulit. Tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya interaksi obat.
- Informasikan kepada dokter terkait penggunaan antijamur topikal jika Anda hamil, merencanakan kehamilan, atau menyusui.
- Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan antijamur topikal.
Efek Samping dan Bahaya Antijamur Topikal
Obat antijamur topikal dapat menimbulkan beberapa efek samping pada area yang diobati. Efek samping tersebut berupa:
- Sensasi panas atau perih
- Gatal-gatal
- Iritasi kulit, yang ditandai dengan kemerahan, kulit mengelupas, dan bengkak
- Timbul benjolan seperti jerawat
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika keluhan di atas tidak kunjung mereda atau malah memburuk. Segera ke dokter jika muncul reaksi alergi obat, yang bisa ditandai dengan ruam gatal, mata dan bibir bengkak, atau kesulitan bernapas.