Antikoagulan adalah obat yang berfungsi mencegah penggumpalan darah. Obat ini digunakan untuk mengatasi atau mencegah penyumbatan pembuluh darah yang dapat membahayakan nyawa, seperti fibrilasi atrium, serangan jantung, penyakit jantung bawaan, stroke, deep vein thrombosis (DVT), atau emboli paru.
Obat antikoagulan sering disebut sebagai obat pengencer darah, tetapi sebutan ini kurang tepat. Obat ini tidak mengencerkan darah, tetapi menghambat dan memperlambat proses pembekuan darah.
Selain kondisi-kondisi yang telah disebut di atas, obat antikoagulan juga digunakan pada pasien yang berisiko mengalami penggumpalan darah akibat beberapa kondisi, misalnya karena operasi penggantian lutut atau panggul, operasi penggantian katup jantung, maupun penyakit bawaan seperti sindrom antifosfolipid atau thrombofilia.
Peringatan Sebelum Menggunakan Antikoagulan
Perhatikan beberapa hal berikut sebelum menggunakan obat golongan antikoagulan:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Obat antikoagulan tidak boleh digunakan pada pasien yang alergi terhadap obat ini.
- Beri tahu dokter jika Anda menderita stroke hemoragik, aneurisma otak, baru saja mengalami trauma atau perdarahan, hemofilia, atau penyakit jantung, seperti endokarditis, perikarditis, atau diseksi aorta. Obat ini tidak boleh digunakan oleh pasien dengan kondisi tersebut.
- Beri tahu dokter jika Anda menderita penyakit ginjal, penyakit hati, tukak lambung, ulkus duodenum, radang usus, tekanan darah tinggi, atau trombositopenia.
- Hindari konsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan antikoagulan karena dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan.
- Lakukan tes darah secara rutin, sesuai yang diarahkan oleh dokter, untuk memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat antikoagulan selama menggunakan obat ini.
- Hati-hati saat Anda melakukan kegiatan yang berisiko mengalami benturan atau perdarahan, seperti saat berolahraga atau menggunakan benda tajam.
- Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan obat antikoagulan jika Anda direncanakan untuk menjalani prosedur operasi maupun tindakan medis tertentu.
- Beri tahu dokter jika Anda menjalani terapi alternatif tertentu, seperti terapi lintah untuk kondisi kesehatan yang Anda alami saat ini.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau produk herbal tertentu sebelum menggunakan antikoagulan, untuk mengantisipasi terjadinya interaksi obat.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui. Obat antikoagulan tidak dianjurkan untuk digunakan oleh ibu hamil.
- Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau overdosis setelah menggunakan obat antikoagulan.
Efek Samping dan Bahaya Antikoagulan
Obat antikoagulan dapat meningkatkan risiko Anda untuk mengalami perdarahan yang lebih banyak. Anda mungkin akan lebih sering mengalami memar, gusi berdarah, atau bagi wanita, menstruasi yang lebih banyak atau lama.
Oleh karena itu, segera konsultasikan ke dokter jika Anda mengalami kecelakaan serius, terutama di kepala. Selain itu, segera temui dokter jika Anda mengalami gejala perdarahan, seperti:
- Mimisan yang sering berulang dan lama berhenti
- Feses berwarna hitam
- Muntah darah atau batuk darah
- Sakit punggung parah yang muncul tiba-tiba
- Terdapat darah pada urine atau feses
- Stroke hemoragik, yang dapat ditandai dengan sakit kepala berat, kesulitan bicara, dan kelemahan di satu sisi badan
- Perdarahan di dalam mata, yang ditandai dengan kehilangan penglihatan secara tiba-tiba
- Perdarahan dari luka yang tidak kunjung berhenti
Efek samping lain yang mungkin muncul akibat penggunaan obat antikoagulan antara lain:
- Sakit perut
- Perut kembung
- Sakit kepala
- Lesu
- Pusing
- Demam
- Mual
- Rambut rontok
- Ruam kulit
- Kulit gatal
- Napas pendek
- Tekanan darah rendah
Periksakan diri ke dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung reda atau bertambah parah. Segera temui dokter jika Anda mengalami efek samping serius, seperti:
- Gejala penyumbatan pembuluh darah, seperti memar yang nyeri yang kemudian menjadi kehitaman, kebiruan di kulit dengan pola seperti jaring, penurunan berat badan, nyeri otot, atau nyeri dada
- Jari kaki berwarna ungu (purple toe syndrome)
- Matinya jaringan tubuh (nekrosis), yang dapat ditandai dengan kulit biru kehitaman dan terasa dingin
- Hepatitis, yang dapat ditandai dengan penyakit kuning, kelemahan, dan mual muntah
- Rentan mengalami patah tulang (pada penggunaan jangka panjang)
- Trombositopenia
Jenis, Merek Dagang, dan Dosis Antikoagulan
Obat antikoagulan bekerja dengan cara menghambat faktor-faktor yang dibutuhkan dalam proses pembekuan darah. Setiap jenis obat antikoagulan memperlambat atau mencegah proses pembekuan darah dengan menghambat faktor pembekuan darah yang berbeda.
Berikut ini adalah empat jenis obat antikoagulan yang dibagi berdasarkan faktor pembekuan darah yang dihambatnya:
1. Coumarin
Coumarin adalah jenis obat antikoagulan yang bekerja dengan menghambat kerja vitamin K dalam mengaktifkan faktor-faktor pembekuan darah. Satu-satunya obat yang termasuk ke dalam golongan ini adalah:
Warfarin
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Warfarin, Simarc, Rheoxen, Notisil
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat warfarin.
2. Penghambat thrombin
Penghambat thrombin merupakan obat antikoagulan yang bekerja dengan cara menghambat aktivitas thrombin, salah satu faktor pembekuan darah, sehingga pembentukan bekuan darah dapat terhambat. Salah satu obat yang termasuk ke dalam jenis antikoagulan ini adalah:
Dabigatran
Bentuk obat: kapsul
Merek dagang: Pradaxa
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat dabigatran.
3. Penghambat faktor Xa
Penghambat faktor Xa adalah jenis obat antikoagulan yang bekerja dengan cara menghambat aktivitas faktor pembekuan Xa. Dengan begitu, pembentukan bekuan darah dapat terhambat. Beberapa contoh obat antikoagulan ini antara lain:
Rivaroxaban
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Nostrok, Rivarox, Xarelto
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat rivaroxaban.
Apixaban
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Apigat, Aprixa, Eliquis
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat apixaban.
Fondaparinux
Bentuk obat: Suntik
Merek dagang: Arixtra, Diviti, Fondarin, Fondaparinux Sodium, Vasola
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat fondaparinux.
4. Heparin
Heparin merupakan jenis obat antikoagulan yang berperan dalam menghambat thrombin dan faktor Xa pada tahap akhir pembekuan darah. Berikut ini adalah obat yang termasuk ke dalam jenis antikoagulan heparin:
Heparin
Bentuk obat: Suntik, gel
Merek dagang: Clotastop, Hepagusan, Heparinol, Heparin Sodium, Hico, Inviclot, Oparin, Thromboflash, Thrombogel, Thrombophob, Thromecon
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat heparin.
Enoxaparin
Bentuk obat: Suntik
Merek dagang: Antiten-A, Enoxaparin Sodium, Enoxrin, Lovenox
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat enoxaparin.
Nadroparin
Bentuk obat: Suntik
Merek dagang: Fraxiparine
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat nadroparin.