Antimalaria adalah kelompok obat untuk mengobati dan mencegah malaria. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium dan menular melalui gigitan nyamuk Anopheles.
Antimalaria bekerja dengan cara membunuh parasit yang ada di hati atau sel darah merah. Agar lebih efektif, biasanya penderita malaria akan mengonsumsi lebih dari satu jenis obat antimalaria. Hal ini karena satu obat saja tidak dapat mengatasi parasit secara tuntas.
Kombinasi obat malaria yang digunakan hanya bisa ditentukan oleh dokter. Penentuan ini berdasarkan pada derajat keparahan penyakit dan perkiraan jenis Plasmodium penyebab malaria (Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, atau kombinasi).
Untuk mencegah malaria, obat antimalaria umumya dikonsumsi sebelum, selama, dan setelah bepergian ke daerah rawan malaria. Perlu diketahui, masih ada kemungkinan Anda bisa terkena malaria walau sudah meminum obat ini.
Untuk mencegah malaria dengan lebih optimal, Anda juga harus melakukan langkah-langkah pencegahan lainnya, seperti memakai obat nyamuk, memakai baju lengan panjang, atau menggunakan kelambu di kamar tidur.
Jenis, Merek Dagang, dan Dosis Antimalaria
Jenis dan merek dagang antimalaria berbeda-beda. Berikut adalah penjelasannya:
1. Dihydroartemisinin- Piperaquine
Bentuk obat: Tablet dispersible dan tablet
Merek dagang: D-Artepp, D-Artepp Dispersible, DHP Frimal
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat dihydroartemisinin- piperaquine.
2. Primaquine
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Primaquine Phosphate
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat primaquine
3. Artesunate
Bentuk obat: Suntik
Merek dagang: Artesun
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat artesunate.
4. Kina
Bentuk obat: Tablet dan suntik
Merek dagang: Tablet Kina, Quinine Dihydrochloride, Quinine Sulfate
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat kina.
5. Doxycycline
Bentuk obat: Kapsul
Merek dagang: Dohixat, Doxycycline, Doxycycline hyclate, Interdoxin, Pushrob, Siclidon, Viadoxin
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat doxycycline.
6. Pyrimethamine
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Primet
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat pyrimethamine.
7. Klorokuin
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: -
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat klorokuin.
Peringatan Sebelum Menggunakan Antimalaria
Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum menggunakan antimalaria, yaitu:
- Jangan menggunakan antimalaria jika Anda alergi terhadap obat ini.
- Beri tahu dokter jika pernah atau sedang menderita penyakit jantung, gangguan di lambung atau usus, penyakit ginjal, penyakit liver, defisiensi glucose-6-phosphate dehydrogenase (G6PD), penyakit autoimun, atau agranulositosis.
- Beri tahu dokter jika Anda menderita gangguan irama jantung, terutama perpanjangan interval QT. Beri tahu juga jika memiliki keluarga yang mengalami henti jantung mendadak pada usia muda.
- Jangan langsung berkendara atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi antimalaria, karena beberapa jenis obat antimalaria bisa menyebabkan pusing dan pandangan kabur.
- Informasikan kepada dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau produk herbal tertentu, untuk mengantisipasi terjadinya interaksi obat.
- Segera temui dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang serius setelah menggunakan antimalaria.
Efek Samping dan Bahaya Antimalaria
Beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah menggunakan obat antimalaria adalah sebagai berikut:
- Sakit kepala
- Pusing
- Diare
- Mual
- Muntah
- Sakit perut
- Telinga berdenging
- Pendengaran berkurang
- Penglihatan buram
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika keluhan yang disebutkan di atas tidak kunjung reda atau makin parah. Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:
- Tanda-tanda perdarahan, seperti mudah memar atau mimisan
- Jantung berdenyut lambat atau tidak beraturan, kepala terasa ringan seperti akan pingsan
- Gejala penyakit infeksi, seperti demam, menggigil, dan sakit tenggorokan
- Anemia hemolitik, yang bisa ditandai dengan pucat, lelah yang tidak biasa, napas yang cepat meskipun sedang beristirahat, urine berwarna seperti teh
- Gangguan hati, yang bisa ditandai dengan nyeri perut, mual muntah, urine berwarna gelap, atau penyakit kuning
- Gangguan ginjal, yang bisa ditandai dengan penurunan frekuensi dan jumlah urine yang keluar