Antiretroviral adalah kelompok obat untuk menangani infeksi human immunodeficiency virus (HIV). Obat ini dapat meningkatkan kualitas hidup penderita HIV dan menurunkan risiko terjadinya komplikasi akibat HIV, seperti AIDS.
Antiretroviral bekerja dengan menurunkan jumlah virus HIV yang menyerang dan melemahkan daya tahan tubuh. Obat golongan antiretroviral digunakan dalam bentuk kombinasi. Hal ini untuk meningkatkan efektivitas obat dan mencegah terbentuknya kekebalan virus terhadap obat.
Untuk meningkatkan keberhasilan pengobatan, antiretroviral perlu dikonsumsi secara rutin seumur hidup. Perlu diketahui, obat ini tidak dapat menyembuhkan HIV. Namun, dengan menekan jumlah virus di dalam tubuh, antiretroviral dapat menguatkan sistem kekebalan tubuh, serta mengurangi atau mencegah timbulnya gejala dan komplikasi.
Antiretroviral bisa membantu penderita HIV melakukan aktivitas sehari-hari. Jika dikonsumsi secara rutin dan sesuai aturan, obat ini juga dapat menurunkan risiko terjadinya penularan HIV.
Jenis, Merek Dagang, dan Dosis Antiretroviral
Jenis, merek dagang, dan dosis antiretroviral berbeda-beda, seperti dijelaskan berikut ini:
Nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NRTI)
NRTI menurunkan jumlah virus HIV dengan menghambat enzim reverse transcriptase yang membantu virus untuk memperbanyak diri. Jenis obat NRTI antara lain:
1. Abacavir
Bentuk obat: Tablet
Merek dangan: Abacavir Sulfate, Abacavex
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat abacavir.
2. Adefovir
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Hepsera
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat adefovir.
3. Emtricitabine
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Emtrivir, Forstavir-Em, Ricovir-Em, Tenof-Em
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat emtricitabine.
4. Entecavir
Bentuk obat: Tablet, lembaran larut cepat
Merek dagang: Atevir, Baraclude, Bucretiis, Entecavir Monohydrate, Entegard, Hepavir, Tecavir, TKV, Virobet
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat entecavir.
5. Lamivudine
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: 3TC-HBV, Acriptega, Avonza, Diltra, Duviral, Elvir-S, Heplav, Hiviral, Lamivudine, Tenolam-E
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat lamivudine.
6. Stavudine
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Staviral
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat stavudine.
7. Telbivudine
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Sebivo
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat telbivudine.
8. Tenofovir
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Acriptega, Avonza, Diltra, Eltvir, Emtrivir, Forstavir-Em, Hepbest, Kifovir, Tafnat, Vemlidy
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat tenofovir.
9. Tenofovir alafenamide
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Hepbest, Tafnat, Tafnext, Vemlidy
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat tenofovir alafenamide.
10. Zidovudine
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Duviral, Lamivudine – Zidovudine, ZDV, Zidovudine
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat zidovudine.
Protease inhibitors (PI)
Sama seperti NRTI, PI juga bekerja menghambat enzim protease. Beberapa jenis obat protease inhibitors adalah:
1. Darunavir
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: -
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat darunavir.
2. Indinavir
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: -
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat indinavir.
3. Lopinavir ritonavir
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: -
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat lopinavir ritonavir.
4. Simeprevir
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: -
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat simeprevir.
Integrase strand transfer inhibitor (INSTI)
Jenis antiretroviral ini bekerja dengan menghambat integrase, yaitu enzim virus yang berperan penting dalam replikasi virus di dalam sel tubuh.
1. Dolutegravir
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Acriptega, Auroteg 50, Diltra, Dinisvir 50, Dolutegravir Sodium, Myltega, Teldy, Telado, Tivicay, Viropil
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat dolutegravir.
Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NNRTI)
NNRTI bekerja dengan cara yang mirip dengan NRTI, yakni menghambat kinerja enzim reverse transcriptase. Jenis obat NNRTI meliputi:
1. Efavirenz
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Avonza, Efavirenz, Efavirenz/Lamivudine/Tenofovir Disoproxil Fumarate, Eltvir, Eltvir-S, Telavir, Telavir 400, Telura, Tenolam-E, Viranz 200
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat efavirenz.
2. Etravirine
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: -
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat etravirine.
3. Nevirapine
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Neviral, Nevirapine, NVP
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat nevirapine.
4. Rilpivirine
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Edurant
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat rilpivirine.
Peringatan Sebelum Menggunakan Antiretroviral
Antiretroviral tidak boleh digunakan secara sembarangan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan obat ini, yaitu:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Antiretroviral tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap obat ini.
- Beri tahu dokter jika Anda punya penyakit ginjal atau sedang menjalani cuci darah, penyakit liver (termasuk hepatitis B atau C), diabetes, gangguan pankreas, batu empedu, hemofilia atau porfiria, serta gangguan kejiwaan (misalnya depresi).
- Informasikan kepada dokter bahwa Anda sedang menggunakan antiretroviral jika direncanakan untuk menjalani prosedur apa pun, termasuk operasi gigi.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi antiretroviral, karena obat ini dapat menyebabkan pusing.
- Beri tahu dokter jika sedang hamil atau menyusui. Penderita HIV yang hamil mungkin memerlukan penyesuaian dosis dan jenis obat antiretroviral.
- Gunakan kondom setiap berhubungan intim dengan pasangan. Meski sudah mengonsumsi antiretroviral, kehamilan perlu direncanakan dengan matang untuk menurunkan risiko terjadinya penularan HIV ke anak.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi antiretroviral.
Efek Samping dan Bahaya Antiretroviral
Beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah menggunakan antiretroviral adalah:
- Sakit kepala
- Gangguan tidur
- Mual atau muntah
- Diare
- Kulit gatal
- Kantuk atau mimpi buruk
- Peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida
Periksakan diri ke dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung mereda atau makin memberat. Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:
- Lelah atau lemas
- Sakit tenggorokan
- Nyeri otot atau sendi
- Ruam kulit yang gatal dan menyebar ke seluruh tubuh
- Kesemutan, mati rasa, atau nyeri pada tangan dan kaki
- Gangguan liver yang ditandai dengan nafsu makan berkurang, nyeri di perut bagian atas, urine berwarna gelap, atau penyakit kuning
- BAB dengan tinja berwarna hitam seperti aspal
- Nyeri dada, sesak napas, atau nyeri di perut bagian kanan atas
- Bengkak di wajah atau kaki
- Sulit konsentrasi, perubahan tingkah laku, hilang gairah, merasa hampa atau sedih, dan muncul keinginan untuk menyakiti diri sendiri