Mungkin masih banyak yang belum memahami apa perbedaan antara ketakutan biasa dengan fobia. Walau sama-sama diartikan sebagai rasa takut, tidak semua ketakutan bisa dianggap sebagai fobia, lho. Sensasi dan emosi yang muncul ketika merasa takut dan fobia juga tidak sama. Yuk, kita kenali apa saja perbedaan di antara keduanya.
Sebagai manusia, normal kok jika kita mengalami ketakutan saat mendapatkan ancaman atau bahaya. Ketakutan sebetulnya merupakan respons alami tubuh untuk melindungi diri dari situasi atau faktor yang dianggap berbahaya. Dengan adanya rasa takut, naluri untuk menjauh dari situasi atau faktor tersebut akan muncul, sehingga kita akan terhindar dari hal berbahaya.
Meski gejala fisik dan emosional yang ditimbulkan sering kali mirip, ketakutan biasa dan fobia sebetulnya adalah hal yang berbeda. Ketakutan biasa cenderung tidak berlangsung lama dan bisa segera hilang setelah faktor yang memicu munculnya rasa takut teratasi.
Lain halnya dengan fobia. Ketakutan yang sudah termasuk fobia cenderung akan bertahan lama dan lebih sulit untuk dikontrol.
Perbedaan Ketakutan Biasa dengan Fobia
Pernahkah kamu merasa panik dan langsung tidak berdaya ketika hanya memikirkan suatu hal atau bahkan sekedar melihat gambar tertentu? Atau pernahkah ketakutan muncul bahkan ketika kamu tidak sedang berada dalam kondisi terancam?
Jika rasa takut yang dirasakan sudah begitu intens dan sulit terkontrol, ini kemungkinan bukan sekedar ketakutan biasa, melainkan fobia.
Ketakutan biasa memang bisa menyebabkan gejala fisik berupa tubuh gemetar atau jantung berdebar saat menghadapi hal yang ditakuti, tetapi umumnya perasaan ini tidak akan sampai membuatmu sulit beraktivitas atau bertindak tidak rasional.
Sementara itu, fobia bisa membuat penderitanya mengalami ketakutan berlebihan dan khawatir yang begitu intens saat menghadapi sumber rasa takutnya. Bahkan dalam beberapa kasus, seseorang bisa merasa cemas dan panik hanya dengan membayangkan atau melihat tulisan yang mencantumkan sumber fobia mereka.
Rasa takut ini termasuk dalam jenis gangguan kecemasan. Biasanya, orang yang memiliki fobia akan merasakan beberapa gejala fisik berikut ini saat berhadapan dengan sumber fobianya:
- Keringat dingin
- Jantung berdebar
- Sesak napas
- Tubuh gemetar
- Pusing atau sakit kepala
- Mual
- Sakit perut
- Pingsan
Sebagai contoh, ketika seseorang takut naik pesawat terbang, respons ketakutan biasa dan fobia sangatlah berbeda. Selain mengalami gejala fisik, orang yang fobia pesawat (aerophobia) juga merasa tertekan bahkan sengsara selama penerbangan berlangsung atau bahkan ketika hanya sekedar membayangkan sedang berada dalam pesawat.
Dalam kasus yang parah, orang dengan aerophobia bisa saja menjadi tidak bisa naik pesawat sama sekali, bahkan bersedia untuk membatalkan perjalanan jika tidak ada alternatif transportasi lainnya.
Tak hanya naik pesawat, penderita fobia pesawat juga mungkin takut untuk datang ke bandara atau merasa cemas saat pesawat terbang di atas mereka. Respons ekstrem inilah yang membuat beberapa orang dengan fobia bisa sulit untuk beraktivitas dan berinteraksi dengan orang lain secara normal.
Cara Mengatasi Ketakutan Biasa dan Fobia
Biasanya, rasa takut yang normal juga bisa menghilang sendiri seiring waktu, terutama setelah tantangan tersebut berhasil dilalui. Namun, bila ketakutan yang dialami terasa masih mengganggu, coba tenangkan diri dan atasi dengan memahami apa yang membuatmu merasa takut, lalu cari solusinya.
Sebagai contoh, jika kamu takut naik pesawat karena takut akan ketinggian, cobalah untuk tidak duduk di dekat jendela selama penerbangan berlangsung atau terapkan metode relaksasi, misalnya dengan mengatur napas, meditasi, dan mendengarkan musik, agar kamu bisa tidur selama di dalam pesawat.
Namun, kalau ketakutanmu terhadap sesuatu cenderung berlebihan dan terjadi terus-menerus, kamu sebaiknya berkonsultasi ke psikolog atau psikiater untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Bila terdiagnosis mengalami fobia, kamu mungkin akan dianjurkan untuk menjalani psikoterapi, misalnya terapi perilaku kognitif.
Terapi ini bertujuan untuk mengubah pola pikir dan respons penderita fobia menjadi lebih positif dan realistis. Bila terapi dilakukan secara rutin, ketakutan pun bisa jadi lebih terkontrol dan kamu bisa menentukan strategi yang tepat untuk menghadapinya.
Sebagai catatan, nggak apa-apa kok merasa takut terhadap sesuatu yang membuatmu merasa tidak aman. Hal tersebut merupakan respons alami tubuh untuk melindungi diri dari ancaman atau bahaya. Namun, tanamkan juga bahwa kamu bisa melawan rasa takut itu.
Hadapilah semua yang membuatmu takut sesuai kapasitasmu hingga akhirnya menjadi terbiasa dan ketakutan tersebut hilang dengan sendirinya. Jika harus melakukan terapi psikologis untuk fobia, lakukan terapi secara rutin agar rasa takutmu perlahan-lahan bisa lebih terkontrol.