Anak Bunda menderita ADHD, terlihat begitu tertarik dan juga fokus saat bermain video game? Sebelum melarangnya, sebaiknya Bunda ketahui dulu informasi tentang manfaat serta aturan yang perlu diterapkan saat Si Kecil bermain video game.
Biasanya, anak yang mengalami ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder dapat dikenali dari tingkah mereka yang hiperaktif (banyak berbicara atau bergerak), sulit memfokuskan perhatian, dan terkadang impulsif. Kondisi ini umumnya dialami oleh anak-anak dan remaja.
Ini Manfaat Video Game pada Anak ADHD
Kebanyakan anak ADHD lebih tertarik bermain video game daripada anak-anak pada umumnya. Pasalnya, pergerakan cepat pada layar mampu menarik perhatian mereka, sehingga mereka tidak sempat untuk memikirkan hal lain.
Selain itu, anak ADHD cenderung sulit diam, mudah bosan, dan mudah terdistraksi, tetapi dapat lebih tenang dan fokus saat bermain game. Soalnya, perhatian mereka akan terpusat pada layar karena kelap-kelip cahaya, efek suara yang keluar, dan efek visual yang menarik dari video.
Bahkan, di Amerika Serikat sudah ada video game yang dirancang untuk menjadi terapi bagi anak ADHD. Selain untuk tujuan terapi, video game juga bisa mendatangkan kesenangan bagi anak ADHD, sehingga mampu memberi efek positif terhadap kesehatan mentalnya.
Selain itu, permainan dalam video game juga dapat membangun atau meningkatkan beberapa hal berikut ini:
- Koordinasi tangan dan mata
- Kemampuan strategi dan pemecahan masalah
- Kemampuan perencanaan dan penyusunan prioritas
- Kemampuan kerja sama
- Keterampilan visual
Agar manfaat bermain video game dapat diperoleh secara maksimal, permainan yang dimainkan oleh Si Kecil harus sesuai dengan usianya. Selain itu, pilihlah permainan yang mendidik ya, Bun.
Risiko Anak ADHD Kecanduan Video Game
Meski dapat membantu meningkatkan fokus, tetapi jangan biarkan anak ADHD bermain video game terlalu lama. Soalnya, anak dengan ADHD berisiko lebih tinggi untuk mengalami kecanduan video game dibandingkan anak lainnya.
Oleh karena itu, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk membantu anak memahami batasan dalam bermain video game. Jangan sampai anak tenggelam dalam dunia video game dan enggan untuk berinteraksi dengan teman dan anggota keluarga di dunia nyata.
Selain itu, perhatikan bila Si Kecil mulai tantrum ketika disuruh berhenti atau kalah dalam permainannya, begadang untuk main video game, kurang berinteraksi dengan keluarga atau temannya, dan mengalami penurunan prestasi. Ini adalah tanda bahwa Bunda harus membatasi penggunaan video game dengan ketat.
Berikut ini adalah durasi bermain video game yang ideal bagi anak berdasarkan usia sekolahnya:
- Anak usia prasekolah: hanya dengan pendampingan orang tua dengan durasi yang sangat terbatas
- Anak SD: 1–1,5 jam per hari, termasuk waktu menonton TV
- Anak SMP: 1,5–2 jam per hari, termasuk nonton TV dan mengakses ponsel
- Anak SMA: 2–2,5 jam per hari
Durasi ini dapat dinegosiasikan sesuai kebutuhan akademis, khususnya untuk anak SMP dan SMA yang mungkin akan membutuhkan lebih banyak akses internet.
Video game adalah salah satu cara yang bisa diberikan pada anak dengan ADHD untuk melatih beberapa keterampilan yang dimilikinya. Namun, anak juga perlu melihat dan merasakan dunia luar untuk melatih banyak keterampilan lainnya. Jadi, bimbing Si Kecil agar ia tidak menghabiskan banyak waktu untuk menatap layar, termasuk bermain video game di televisi, komputer, atau telepon selular (ponsel).
Selain itu, penting bagi orang tua untuk konsisten memberikan penghargaan bila anak mematuhi peraturan dan konsekuensi bila anak melanggar peraturan. Dengan begitu, anak bisa mengerti pentingnya peraturan dan apa makna di balik peraturan tersebut.
Buatlah aturan dan dampingi Si Kecil saat bermain video game untuk meminimalkan dampak negatifnya. Bila Bunda merasa kesulitan mengatur hal ini, jangan ragu untuk berkonsultasi ke psikolog, ya.