Gas air mata sering kali digunakan untuk mengendalikan massa dan membubarkan kerusuhan. Paparan gas ini pada tubuh memang dapat memicu rasa tidak nyaman pada pernapasan dan penglihatan. Namun, benarkah gas air mata bisa menyebabkan kematian?
Gas air mata umumnya mengandung beragam senyawa kimia, di antaranya chloroacetophenone (CN), dibenzoxapine (CR), chlorobenzylidenemalononitrile (CS), chloropicrin (PS), atau bromobenzylcyanide (CA).
Paparan berbagai senyawa tersebut dapat memicu berbagai keluhan, seperti mata perih, sesak, batuk, dan iritasi kulit. Meski begitu, keluhan yang muncul umumnya hanya berlangsung sementara, selama tubuh masih terpapar gas air mata.
Apakah Gas Air Mata Bisa Menyebabkan Kematian?
Orang yang terkena gas air mata memang akan langsung mengalami gejala yang telah disebutkan di atas. Keluhan tersebut umumnya akan menghilang ketika orang yang mengalaminya segera menghindari gas air mata dan membersihkan sisa gas pada pakaian maupun tubuh.
Akan tetapi, orang dengan riwayat penyakit jantung atau pernapasan, seperti asma, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), lebih berisiko mengalami gejala berat, mulai dari mengi, gagal napas, bahkan kematian.
Selain itu, ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi tingkat keparahan gejalanya, yaitu:
- Lokasi paparan gas air mata terjadi di ruang tertutup
- Jumlah gas air mata yang berlebihan
- Jarak pelepasan gas air mata yang terlalu dekat
- Paparan yang berkepanjangan
- Alergi terhadap zat dalam gas air mata
Beberapa penelitian pada hewan menunjukkan bahwa gas air mata juga dapat meningkatkan risiko terjadinya keguguran dan kelainan janin. Namun, hal ini masih perlu diteliti lebih lanjut untuk membuktikan dampaknya pada manusia.
Cara Mengatasi Gejala yang Muncul Akibat Gas Air Mata
Sebelumnya telah disebutkan bahwa berbagai keluhan yang muncul akibat paparan gas air mata dapat hilang dengan sendirinya. Namun, ada beberapa hal yang perlu Anda segera lakukan saat terpapar gas air mata, yaitu:
- Jauhi sumber gas air mata dan segera cari udara segar.
- Cari tempat yang lebih tinggi dari sumber gas air mata karena uap gas dapat mengendap di tanah.
- Bilas mata dengan air bersih selama 15 menit.
- Segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi.
- Mandi untuk menghilangkan sisa gas air mata dari kulit.
Nah, dapat disimpulkan bahwa paparan gas air mata di luar ruangan dan dalam waktu singkat biasanya hanya memicu gejala ringan yang mudah diatasi. Namun, dampaknya bisa memburuk dan bahkan menyebabkan kematian bila penggunaan gas air mata tidak tepat atau orang yang mengalaminya memiliki kondisi tertentu.
Bila keluhan akibat paparan gas air mata yang Anda alami tidak kunjung hilang dalam waktu 24 jam meski sudah melakukan berbagai cara di atas, segeralah periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.