Asbestosis adalah penyakit paru-paru kronis yang disebabkan oleh paparan serat asbes dalam jangka panjang. Gejala asbestosis biasanya baru muncul bertahun-tahun setelah seseorang terpapar serat asbes.
Asbes adalah jenis mineral yang umumnya digunakan untuk atap bangunan. Jika masih dalam kondisi baik, asbes tidak berbahaya bagi kesehatan. Namun, bila sudah rusak, asbes dapat mengeluarkan debu halus yang mengandung serat asbes. Debu dengan serat asbes ini rentan terhirup oleh manusia.
Jika sampai terhirup, serat asbes dapat menyebabkan kerusakan secara bertahap pada paru-paru dan menimbulkan penyakit asbestosis. Bahkan, dalam beberapa kasus, asbestosis dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa, seperti kanker paru-paru atau gagal jantung.
Penyebab Asbestosis
Penyakit asbestosis terjadi saat seseorang tidak sengaja menghirup debu yang mengandung serat asbes secara terus menerus. Serat asbes tersebut selanjutnya terperangkap di dalam kantong udara dalam paru-paru (alveoli) dan membentuk jaringan parut sehingga paru-paru menjadi kaku.
Paru-paru yang kaku menyebabkan organ tersebut tidak dapat mengembang dan mengempis dengan normal. Akibatnya, penderita menjadi sulit bernapas. Kondisi tersebut bisa berkembang lebih parah jika penderita memiliki kebiasaan merokok.
Faktor risiko asbestosis
Asbestosis lebih berisiko menyerang seseorang yang bekerja sebagai:
- Penambang asbes
- Pekerja perkapalan
- Pekerja di jalan kereta api
- Buruh pabrik asbes
- Pekerja bangunan
- Teknisi listrik
- Mekanik
Gejala Asbestosis
Pada sebagian besar kasus, gejala asbestosis baru muncul 10–40 tahun setelah seseorang terpapar asbes. Berikut sejumlah gejala asbestosis:
- Sesak napas
- Batuk kering secara terus-menerus
- Mengi
- Nyeri dada atau bahu
- Hilang nafsu makan
- Berat badan menurun
- Leher atau wajah membengkak
- Tubuh terasa sangat lelah
- Jari tabuh (clubbing finger), yaitu kondisi jari dan kuku jari melebar dan membengkak
Kapan harus ke dokter
Lakukan skrining atau Rontgen dada tiap 3–5 tahun jika Anda bertempat tinggal atau bekerja di lingkungan yang berisiko menyebabkan Anda terpapar debu asbes. Selain itu, bila muncul gejala yang disebutkan di atas dan tidak kunjung mereda, segera periksakan ke dokter.
Jika Anda sudah didiagnosis menderita asbestosis, periksakan diri Anda ke dokter secara rutin agar perkembangan kondisi Anda dapat diketahui. Pemeriksaan rutin penting untuk mencegah terjadinya komplikasi asbestosis.
Diagnosis Asbestosis
Dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien dan waktu kemunculannya, riwayat penyakit, dan jenis pekerjaan pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan fisik pada dada.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:
- Pemindaian dengan Rontgen dada dan CT scan, untuk melihat gambaran paru-paru
- Tes fungsi paru, untuk mengetahui fungsi pernapasan, termasuk untuk mengukur jumlah dan kecepatan udara yang dihirup dan diembuskan pasien
- Bronkoskopi, untuk mendeteksi kelainan di dalam paru-paru menggunakan tabung tipis yang dilengkapi dengan lampu dan kamera kecil
- Biopsi dengan mengambil sampel jaringan atau cairan di dalam paru-paru, untuk diteliti lebih lanjut di laboratorium
Pengobatan Asbestosis
Pengobatan asbestosis bertujuan untuk meredakan gejala, memperlambat perkembangan penyakit, dan mencegah komplikasi. Beberapa metode pengobatannya adalah:
-
Terapi oksigen
Terapi oksigen bertujuan untuk mengatasi kekurangan oksigen akibat gangguan pernapasan. Metode ini dilakukan dengan pemberian oksigen melalui selang atau sungkup yang menutupi hidung dan mulut. -
Terapi rehabilitasi paru
Terapi rehabilitasi paru-paru untuk membantu fungsi paru-paru agar bisa bekerja dengan lebih efektif. Salah satu metode dalam terapi ini adalah mengajarkan teknik pernapasan dan relaksasi kepada pasien. -
Transplantasi paru-paru
Transplantasi atau cangkok paru-paru untuk mengatasi penurunan fungsi paru yang sudah parah. Transplantasi paru dilakukan dengan mengganti paru-paru yang rusak dengan paru-paru yang sehat dari pendonor.
Selama masa pengobatan, pasien diminta melakukan pemeriksaan ke dokter secara rutin. Dokter akan melakukan pemindaian dan tes fungsi paru secara berkala untuk mengetahui perkembangan kondisi pasien. Selang waktu antara pemeriksaan akan disesuaikan dengan tingkat keparahan asbestosis.
Untuk membantu proses pengobatan, pasien juga akan disarankan untuk melakukan sejumlah hal berikut:
- Jauhi paparan debu asbes agar asbestosis tidak makin memburuk.
- Hentikan kebiasaan merokok dan jauhi paparan asap rokok guna mencegah kerusakan saluran pernapasan dan paru-paru.
- Lakukan vaksinasi flu dan pneumonia untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi paru-paru.
Perlu diketahui bahwa kerusakan paru-paru akibat paparan serat asbes tidak bisa disembuhkan. Meski demikian, metode pengobatan di atas dapat mencegah kondisi pasien makin memburuk.
Komplikasi Asbestosis
Asbestosis dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama jika penderita terpapar debu asbes secara terus menerus. Komplikasi tersebut antara lain:
- Kanker paru-paru, terutama pada penderita asbestosis yang merokok
- Mesothelioma, yakni kanker pada selaput paru-paru (pleura), jantung, perut, atau testis
- Penebalan pleura
- Efusi atau penumpukan cairan pada pleura
- Kanker laring
Pencegahan Asbestosis
Cara terbaik mencegah asbestosis adalah dengan menghindari paparan asbes, terutama jika Anda bekerja di bidang yang rentan terhadap paparan asbes. Cara pencegahannya adalah dengan memakai pelindung wajah dan pakaian khusus ketika sedang bekerja.
Jika atap rumah Anda menggunakan asbes dan sudah rusak, segera ganti dengan material lain yang lebih aman. Asbes yang sudah rusak dapat mengeluarkan serat asbes yang mudah terhirup. Namun, jangan mengganti material asbes tersebut kecuali jika Anda sudah terlatih.
Bagi Anda yang sudah didiagnosis menderita asbestosis, periksakan diri ke dokter secara rutin untuk mencegah komplikasi. Di samping itu, jangan merokok agar risiko terserang kanker paru-paru menurun.