Asfiksia adalah kondisi ketika kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Ada beragam penyebab asfiksia, mulai dari tersedak, paparan zat kimia atau asap, hingga mengidap penyakit tertentu. Kondisi ini bisa menyebabkan hilangnya kesadaran, cedera otak, hingga kematian.
Saat menarik napas, oksigen akan masuk ke paru-paru melalui hidung dan mulut. Selanjutnya, oksigen masuk ke dalam pembuluh darah kecil atau kapiler dan dibawa oleh sel darah merah menuju jantung untuk disebarkan ke seluruh tubuh. Apabila proses ini terganggu, terjadilah kondisi yang disebut asfiksia.
Saat mengalami asfiksia, seseorang akan merasa sesak napas atau kesulitan untuk menarik maupun mengembuskan napas, sehingga membuat tubuhnya kekurangan oksigen. Sementara itu, karbon dioksida, sebagai salah satu limbah sisa metabolisme, juga tidak dapat dikeluarkan dari tubuh.
Kedua kondisi tersebut merupakan hal yang berbahaya dan berpotensi mengancam nyawa penderitanya apabila tidak segera ditangani oleh dokter.
Beberapa Penyebab Asfiksia
Berikut ini adalah beberapa penyebab asfiksia yang cukup sering terjadi:
1. Tersedak
Orang yang tersedak mengalami penyumbatan di tenggorokan hingga ke saluran pernapasan yang lebih dalam, seperti trakea dan bronkus. Kondisi tersebut bisa menjadi penyebab asfiksia.
Bayi dan balita rentan mengalami asfiksia akibat tersedak karena mereka memiliki kebiasaan memasukkan barang-barang yang dipegang ke dalam mulut. Selain itu, kelompok usia lanjut juga diketahui rentan terkena asfiksia, terutama jika mengalami kesulitan untuk menelan atau memakai gigi palsu.
2. Paparan asap atau zat kimia
Polusi dan asap sisa pembakaran, seperti pembakaran sampah, limbah pabrik, atau kendaraan bermotor, banyak mengandung gas karbon monoksida. Jika terhirup terlalu banyak, gas ini bisa menyebabkan asfiksia dan keracunan.
Ketika kadar karbon monoksida di dalam darah meningkat, oksigen akan sulit untuk disalurkan ke berbagai jaringan tubuh. Kondisi ini membuat orang yang mengalami keracunan karbon monoksida akan mengalami kekurangan oksigen.
Selain karbon monoksida, ada beberapa zat kimia lain dalam asap yang juga dapat menjadi penyebab asfiksia, yaitu sulfur dioksida, amonia, klorin, dan nitrogen dioksida. Zat-zat kimia tersebut bisa membuat saluran napas mengalami iritasi dan pembengkakan, sehingga menyumbat jalan napas.
3. Tercekik
Tercekik juga bisa menjadi penyebab asfiksia. Pada saat tercekik, jalan napas tertutup sehingga menyebabkan kesulitan bernapas. Asfiksia akibat tercekik rentan terjadi pada anak-anak, misalnya ketika bermain atau memakai aksesoris kalung.
Kondisi ini juga dapat terjadi jika wajah bayi atau anak tertutup bantal saat tidur. Guna menghindari hal ini terjadi, orang tua harus lebih cermat dan memperhatikan kembali penggunaan tempat tidur bayi. Pastikan kasur yang digunakan memiliki permukaan yang rata, sehingga bayi tidak mudah bergerak dan mencegah risiko bayi terhimpit atau tertimpa bantal.
4. Kondisi tertentu pada bayi baru lahir
Asfiksia bisa terjadi pada bayi yang baru lahir. Kondisi ini dikenal dengan sebutan asfiksia neonatorum. Kondisi ini biasanya terjadi karena jalan nafas bayi tersumbat, anemia, proses persalinan yang lama, atau ibu kekurangan oksigen sebelum atau selama proses persalinan.
5. Kelainan seksual
Asfiksia juga dapat disebabkan oleh suatu kondisi kelainan seksual berbahaya yang dikenal dengan asfiksia autoerotik. Penderita jenis asfiksia ini biasanya membuat dirinya sulit bernapas secara sengaja, misalnya dengan mencekik diri sendiri menggunakan tali, ketika melakukan aktivitas seksual.
Penderita asfiksia autoerotik juga mungkin akan meminta pasangan seksualnya untuk mencekik mereka agar bisa mencapai kepuasan seksual atau orgasme.
Selain beberapa kondisi di atas, asfiksia juga bisa disebabkan oleh kondisi medis tertentu, misalnya penyakit atau gangguan pada saluran pernapasan, seperti bronkitis kronis, emfisema, atau tumor yang menghambat jalan napas.
Apa pun penyebabnya, asfiksia merupakan kondisi yang harus diwaspadai dan perlu segera ditangani oleh dokter. Bila Anda melihat seseorang mengalami asfiksia, segera bawa orang tersebut ke IGD terdekat untuk mendapatkan penanganan.