Bunda, jangan khawatir jika ASI tidak keluar sesaat setelah melahirkan, ya. Kondisi ini cukup sering terjadi dan biasanya bukanlah sesuatu yang berbahaya. Untuk menanganinya, Bunda bisa meminta saran dokter dan menerapkan beberapa cara untuk memperlancar produksi ASI.
ASI (air susu ibu) merupakan sumber nutrisi utama yang memiliki beragam manfaat untuk tumbuh kembang bayi. Oleh karena itu, Bunda dianjurkan untuk memberikan Si kecil ASI setidaknya hingga ia berusia 6 bulan (ASI eksklusif).
Sayangnya, pemberian ASI tidak selalu lancar atau mudah dilakukan. Terkadang, ada kondisi tertentu yang dapat menghambat proses pemberian ASI. Salah satunya adalah ASI tidak keluar segera setelah melahirkan.
Proses Terbentuknya ASI
Setelah melahirkan, tubuh ibu akan menghasilkan hormon prolaktin yang berfungsi untuk menghasilkan ASI. Dalam beberapa hari pertama setelah persalinan, tubuh Bunda akan menghasilkan kolostrum, yaitu ASI pertama yang berwarna kekuningan dan bertekstur encer.
Kolostrum sebenarnya sudah diproduksi tubuh sejak akhir masa kehamilan. Hal ini biasanya dikenali dengan keluarnya cairan dari payudara secara tidak sengaja.
Kolostrum mengandung zat kekebalan tubuh atau antibodi yang sangat baik untuk melindungi tubuh bayi dari bakteri dan virus penyebab penyakit. Karena alirannya lambat atau tidak keluar dengan deras seperti ASI pada umumnya, kolostrum juga berfungsi dapat membantu Si Kecil belajar menyusu.
Nah, selama 3–4 hari setelah kolostrum keluar, payudara normalnya akan mulai terasa lebih kencang. Ini merupakan pertanda bahwa kolostrum sudah berubah menjadi ASI dan pasokan ASI pun biasanya sudah mulai meningkat pada masa-masa ini.
Beberapa Penyebab ASI Tidak Keluar
Sebagian ibu hamil bisa saja mengalami kondisi ASI tidak keluar atau lama keluar. Hal ini dapat disebabkan oleh gangguan pada produksi hormon prolaktin yang berfungsi untuk merangsang pembentukan ASI. Inilah yang kemudian membuat ASI tidak keluar pada waktu yang seharusnya.
Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan ASI tidak keluar sesaat setelah melahirkan:
- Stres atau kelelahan setelah melahirkan, misalnya karena depresi postpartum, persalinan lama, atau operasi caesar darurat
- Kondisi medis tertentu, misalnya diabetes, gangguan tiroid, anemia, dan retensi plasenta
- Perdarahan setelah persalinan yang menyebabkan sindrom Sheehan
- Efek samping obat-obatan, termasuk obat herba tertentu
- Cara menyusui yang salah, misalnya pelekatan bayi yang kurang tepat pada puting ibu
- Kebiasaan merokok atau mengonsumsi alkohol
ASI tidak keluar atau membutuhkan waktu lebih lama untuk keluar umumnya bukanlah kondisi serius yang perlu dikhawatirkan.
Akan tetapi, apabila ASI Bunda tak kunjung keluar setelah beberapa minggu atau sampai menyebabkan kondisi kesehatan Si Kecil bermasalah, Bunda sebaiknya berkonsultasi ke dokter anak atau konsultan laktasi.
Cara-Cara Memperlancar ASI
Selain dengan penanganan dan anjuran dari dokter, Bunda bisa mencoba beberapa upaya untuk meningkatkan dan memperlancar ASI berikut ini:
- Segera diberikan ASI setelah bayi dilahirkan (inisiasi menyusu dini).
- Susui Si Kecil setiap 2–3 jam selama beberapa minggu pertama, karena hal ini dapat merangsang tubuh untuk memproduksi lebih banyak ASI.
- Pastikan mulut Si Kecil melekat dengan benar ke payudara.
- Pastikan agar Si Kecil tidak hanya menyusu dari salah satu payudara saja.
- Hindari merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.
- Hindari memberikan empeng pada Si Kecil setidaknya 3–4 minggu setelah ia dilahirkan.
- Cukupi waktu istirahat dan kurangi stres.
- Minum air yang banyak agar tidak dehidrasi dan mencegah produksi ASI menurun.
- Konsumsi makanan yang bergizi.
- Pijatlah payudara secara lembut dengan gerakan maju dari dari dada ke arah puting, karena cara ini dapat memperbanyak ASI.
ASI memang terkadang bisa keluar lebih lama dari orang pada umumnya. Ini merupakan hal yang wajar dan tidak perlu dirisaukan. Namun, jika Bunda tetap khawatir tentang ASI tidak keluar segera setelah melahirkan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau konsultan laktasi.