Dampak aspartam terhadap kesehatan memang jarang terjadi, kecuali bila dikonsumsi secara berlebihan. Oleh karena itu, asupan pemanis pengganti gula ini perlu disesuaikan dengan jumlah yang telah direkomendasikan sehingga tetap dapat dikonsumsi dengan aman.
Bahan utama aspartam adalah asam aspartat dan fenilalanin, yaitu asam amino alami yang dikenal sebagai komponen pembangun protein. Karena rasanya 200 kali lebih manis daripada sukrosa, Anda hanya perlu menambahkan sedikit aspartam untuk menghasilkan tingkat kemanisan yang sama dengan sukrosa.
Aspartam dipercaya dapat membantu mengendalikan berat badan bagi penderita obesitas karena kadar kalorinya rendah. Selain itu, aspartam juga biasanya dikonsumsi oleh penderita diabetes untuk mencegah lonjakan kadar gula darah.
Meski demikian, jumlah konsumsi pemanis rendah kalori ini tetap perlu diperhatikan, karena jika dikonsumsi secara berlebihan tetap akan menimbulkan berbagai dampak aspartam bagi kesehatan tubuh.
Dampak Aspartam bagi Kesehatan Tubuh
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, aspartam merupakan pemanis pengganti gula rendah kalori, sehingga sangat cocok dikonsumsi oleh orang yang sedang menjalani program penurunan berat badan.
Meski demikian, jika dikonsumsi secara berlebihan, aspartam dapat memberikan dampak negatif bagi tubuh. Berikut ini adalah beberapa dampak aspartam bagi kesehatan tubuh:
1. Memperparah migrain
Selain sebagai pemanis pengganti gula, aspartam juga menghasilkan produk sampingan berupa glutamat. Apabila dikonsumsi berlebihan, aspartam dapat menimbulkan beberapa efek samping, seperti sakit kepala dan memperburuk gejala migrain. Untuk menghindari dampak aspartam ini, penderita migrain sebaiknya lebih cermat dalam mengonsumsi aspartam.
2. Meningkatkan risiko terjadinya diabetes
Konsumsi aspartam akan memengaruhi cara membuang kelebihan gula dalam tubuh. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada pankreas dan gangguan produksi insulin yang memicu terjadinya diabetes sebagai dampak aspartam.
3. Memicu komplikasi pada penderita fenilketonuria
Dampak aspartam juga dirasakan oleh mereka yang menderita gangguan metabolisme, khususnya penderita fenilketonuria, sebab aspartam akan dicerna oleh tubuh sebelum diproses lebih lanjut.
Penderita fenilketonuria tidak dapat melakukan metabolisme terhadap asam amino fenilalanin. Jika tetap dikonsumsi oleh penderita fenilketonuria, aspartam akan menumpuk di dalam tubuh dan menyebabkan berbagai efek samping, yang bahkan bisa menyebabkan kerusakan otak.
4. Meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi aspartam dapat meningkatkan risiko seseorang terkena serangan jantung, maupun penyakit jantung lainnya. Oleh karena itu, orang dengan kelebihan berat badan, prediabetes, diabetes, atau memiliki risiko penyakit jantung secara genetik, sebaiknya membatasi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung aspartam.
Selain dampak aspartam tersebut, konsumsi aspartam juga diduga dapat meningkatkan risiko terkena kanker darah, termasuk leukemia dan limfoma. Namun, dugaan ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Aspartam dalam makanan atau minuman yang dikonsumsi secara berlebihan juga dapat memicu kekambuhan alergi, ruam kulit, kulit gatal, depresi, tekanan darah tinggi, penyakit Alzheimer, dan multiple sclerosis. Oleh karena itu, batasi konsumsi aspartam atau menggunakan pemanis pengganti gula lainnya, seperti stevia.
Cara Kerja dan Penggunaan Aspartam
Aspartam merupakan bubuk berwarna putih yang tidak berbau. Pemanis buatan ini terkandung dalam beberapa produk di pasaran, seperti sereal, permen karet, minuman bersoda, teh kemasan, kopi instan, yoghurt kemasan, es krim, salad dressing, saos tomat, dan jus buah.
Produk-produk yang mengandung aspartam tersebut sering dilabeli dengan istilah bebas gula, tanpa atau rendah kalori, atau tanpa gula.
Di dalam tubuh, aspartam akan dipecah menjadi methanol, yang dalam jumlah besar bisa saja berbahaya bagi tubuh. Namun, jika dikonsumsi sewajarnya atau tidak berlebihan, pemanis pengganti gula satu ini tergolong aman dan tidak menimbulkan dampak aspartam. Batas konsumsi aspartam yang disarankan adalah 0–40 miligram per kilogram berat badan.
Jadi, selalu pastikan Anda mengonsumsi aspartam dalam batas wajar agar tetap mendapatkan manfaatnya dengan maksimal.
Jika Anda ingin menggunakan aspartam sebagai pengganti gula atau memiliki kondisi medis tertentu, terutama kelainan metabolisme, konsultasikan kepada dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi aspartam untuk memastikan keamanannya. Konsultasi ini penting dilakukan agar Anda dapat memperoleh manfaatnya serta terhindar dari dampak aspartam.