Aspermia adalah kondisi ketika pria mengalami orgasme tanpa mengeluarkan sperma. Kondisi ini disebut juga sebagai orgasme kering (dry orgasm). Aspermia dapat terjadi sesekali dan hilang dengan sendirinya, tetapi bisa juga terjadi dalam jangka panjang dan berdampak pada kesuburan pria.
Aspermia dapat terjadi ketika air mani atau sperma berkurang. Bisa juga akibat adanya sumbatan pada saluran sperma sehingga air mani dan sperma tidak dapat dikeluarkan saat ejakulasi.
Aspermia biasanya terjadi akibat terlalu banyak ejakulasi dalam suatu waktu sehingga air maninya habis dan “kering” ketika orgasme. Hal ini normal terjadi dan umumnya sperma akan terbentuk lagi dalam waktu beberapa hari setelahnya. Aspermia yang terjadi karena hal ini biasanya tidak berbahaya dan tidak mengganggu kesuburan.
Namun, aspermia perlu diwaspadai bila berlangsung dalam kurun waktu yang lama atau jika terjadi akibat penyakit maupun kondisi medis tertentu. Ini karena aspermia yang disebabkan oleh kondisi tersebut bisa saja menimbulkan gangguan kesuburan (infertilitas) pada pria.
Aspermia biasanya terjadi setelah operasi pengangkatan prostat atau kandung kemih. Selain itu, aspermia juga dapat disebabkan oleh gangguan reproduksi bawaan, kadar testosteron yang rendah, hingga diabetes.
Penyebab Aspermia
Aspermia yang terjadi sesekali akibat ejakulasi berlebihan umumnya tidak berbahaya dan dapat sembuh dalam beberapa hari. Namun, aspermia yang berlangsung dalam jangka panjang bisa berdampak pada kesuburan pria dan bersifat permanen.
Beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab aspermia adalah:
- Operasi prostat (prostatektomi)
- Operasi kandung kemih
- Vasektomi
- Radioterapi pada organ reproduksi pria, misalnya testis dan prostat
- Kelainan genetik yang mengganggu fungsi organ reproduksi
- Kadar hormon testosteron yang terlalu rendah
- Ejakulasi terbalik
- Infeksi, misalnya orchitis dan epididimitis
- Varikokel
- Sumbatan di saluran sperma atau saluran kemih
- Multiple sclerosis
- Cedera tulang belakang
Aspermia juga bisa terjadi akibat efek samping dari penggunaan obat, misalnya obat untuk menangani darah tinggi, pembesaran prostat, dan gangguan mood.
Gejala Aspermia
Aspermia bisa terjadi jika pria terlalu banyak ejakulasi dalam 1 hari, misalnya lebih dari 3–5 kali. Hal ini bisa berbeda-beda pada masing-masing penderita, tergantung usia, pola makan, dan faktor genetiknya. Setelah beberapa hari, sperma dan air mani akan diproduksi kembali dan pria akan mengeluarkan air mani lagi saat ejakulasi.
Jika berlangsung secara berkepanjangan, aspermia bisa menimbulkan keluhan lain yang lebih serius. Gejala aspermia yang dapat terjadi antara lain:
- Berkurangnya hasrat seksual (libido)
- Mandul
- Urine keruh
- Tidak adanya air mani atau sperma saat orgasme
- Nyeri pada testis atau kantung zakar
Kapan harus ke dokter
Aspermia yang terjadi sesekali, terutama setelah ejakulasi berlebihan, bukanlah kondisi berbahaya sebab tidak berdampak pada kesuburan pria. Meski tidak mengeluarkan sperma, pria yang mengalami aspermia sesekali pun masih bisa ereksi dan orgasme.
Namun, aspermia patut diwaspadai karena bisa saja disebabkan oleh kondisi medis yang lebih serius, apabila sudah terjadi hingga hitungan bulan atau tahun. Aspermia yang demikian perlu diperiksakan ke dokter agar bisa ditangani dengan baik.
Penderita aspermia yang menginginkan keturunan dan belum berhasil memiliki anak atau membuat pasangannya hamil dalam waktu 1 tahun lebih disarankan ke dokter untuk menjalani tes kesuburan.
Diagnosis Aspermia
Dokter akan menanyakan gejala yang dialami, penyakit yang pernah diderita, dan pengobatan yang pernah atau sedang dijalani pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menilai apakah terdapat kelainan pada organ reproduksi pasien.
Untuk menentukan diagnosis aspermia, dokter juga biasanya akan meminta pasien untuk menjalani pemeriksaan sperma, tes urine, dan tes darah.
Dalam tes sperma, pasien akan diminta untuk masturbasi hingga mengeluarkan sperma dalam wadah yang telah disediakan. Sampel sperma tersebut kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk dianalisis.
Pengobatan Aspermia
Pengobatan aspermia akan ditentukan berdasarkan penyebabnya. Jika disebabkan oleh ejakulasi berlebihan, biasanya dokter hanya akan menganjurkan pasien untuk tidak berhubungan intim atau masturbasi selama beberapa hari hingga sperma dan air mani diproduksi kembali.
Pada aspermia yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan, seperti tamsulosin, dokter akan menyarankan pasien untuk menghentikan konsumsi obat tersebut. Sementara itu, untuk aspermia yang terjadi akibat ejakulasi terbalik, dokter mungkin akan memberikan obat-obatan atau melakukan operasi.
Pada kasus tertentu, dokter juga dapat memberikan terapi hormon untuk merangsang produksi sperma. Apabila pasien ingin memiliki keturunan, dokter akan menganjurkan program bayi tabung sebagai solusi.
Komplikasi Aspermia
Aspermia yang hanya terjadi sesekali biasanya tidak berbahaya dan tidak berdampak pada kesuburan. Kondisi ini bisa sembuh sendiri dalam waktu beberapa hari setelah pasien menahan diri untuk tidak ejakulasi.
Namun, aspermia yang disebabkan oleh ejakulasi terbalik atau kondisi lain, terutama yang sudah terjadi dalam jangka panjang, umumnya bisa menyebabkan kemandulan. Komplikasi aspermia ini perlu segera ditangani, khususnya jika terjadi pada pria yang ingin memiliki anak.
Pencegahan Aspermia
Untuk mencegah aspermia, lakukan konsultasi ke dokter jika Anda menggunakan obat-obatan yang meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini. Anda juga harus berdiskusi dengan dokter terkait risiko mengalami ejakulasi terbalik bila harus menjalani operasi yang memengaruhi kandung kemih.