Aspirasi mekonium atau meconium aspiration syndrome (MAS) adalah kondisi ketika janin atau bayi yang baru lahir menghirup air ketuban yang tercampur dengan feses pertamanya (mekonium). Kondisi ini dapat berlangsung sebelum atau selama proses persalinan.

Mekonium adalah feses pertama bayi yang memiliki tekstur kental, lengket, dan berwarna hijau gelap. Umumnya, mekonium keluar dalam 1–2 hari setelah bayi lahir. Namun, pada beberapa kasus, bayi dapat mengeluarkan mekonium saat masih di dalam rahim.

Aspirasi Mekonium

Mekonium yang keluar dan terhirup oleh bayi bisa menyumbat serta mengiritasi pipa pernapasan dan paru-paru. Kondisi ini sangat berbahaya jika tidak segera ditangani. Bayi dengan aspirasi mekonium harus mendapatkan bantuan oksigen dan dirawat di neonatal intensive care unit (NICU).

Penyebab Aspirasi Mekonium

Umumnya, aspirasi mekonium terjadi selama proses melahirkan. Namun, kondisi ini juga bisa terjadi dalam kandungan. Pengeluaran mekonium ini disebabkan oleh stres pada janin akibat penurunan suplai darah dan oksigen di dalam rahim (fetal distress).

Ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan janin mengalami stres sehingga meningkatkan risiko terjadinya aspirasi mekonium, yaitu:

  • Usia kehamilan lebih dari 40 minggu (hamil lewat bulan)
  • Proses persalinan yang sulit atau lama
  • Penyakit yang diderita oleh ibu hamil, seperti hipertensi atau diabetes
  • Kondisi medis janin, seperti hipoksia
  • Infeksi yang terjadi di dalam rahim
  • Gangguan pertumbuhan janin
  • Paparan asap rokok atau penggunaan NAPZA ketika hamil

Gejala Aspirasi Mekonium

Mekonium adalah feses pertama bayi yang memiliki tekstur kental, lengket, dan berwarna kehijauan. Keluarnya mekonium dalam 48 jam pertama setelah kelahiran merupakan salah satu tanda normalnya perkembangan saluran pencernaan bayi.

Namun, jika mekonium terhirup oleh janin sebelum atau selama persalinan, akan muncul beragam keluhan. Bahkan, apabila mekonium sampai menyumbat saluran napas, janin bisa kesulitan bernapas. Kondisi tersebut dapat berakibat fatal.

Ada beberapa keluhan yang bisa dialami oleh bayi dengan aspirasi mekonium, yaitu:

  • Gangguan pernapasan, seperti napas yang terlalu cepat, sulit bernapas, munculnya suara “grok” saat bernapas
  • Henti napas (apnea)
  • Sianosis, yang ditandai dengan bibir dan kulit berwarna kebiruan
  • Bayi tampak lemas atau kurang aktif bergerak saat setelah dilahirkan

Kapan harus ke dokter

Lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin sesuai anjuran dokter agar kondisi kesehatan ibu hamil dan janin selalu terpantau.

Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika ibu hamil mengalami pecah ketuban, terlebih jika air ketuban terlihat keruh, berwarna hijau, atau berbau. Ibu hamil juga perlu segera memeriksakan diri ke dokter jika bayi belum juga lahir lewat tanggal prediksi.

Diagnosis Aspirasi Mekonium

Aspirasi mekonium bisa ditentukan melalui pemeriksaan menyeluruh saat bayi lahir. Salah satu pemeriksaan yang pertama kali dilakukan adalah penilaian skor Apgar, untuk memastikan bayi terlahir dalam keadaan sehat.

Jika hasil skor Apgar rendah, dokter akan memberikan pertolongan pertama sembari melakukan pemeriksaan lanjutan lain, seperti:

  • Analisa gas darah, untuk mengevaluasi kadar oksigen dan karbon dioksida
  • Pemindaian dengan Rontgen dada, untuk melihat kondisi paru-paru bayi

Pengobatan Aspirasi Mekonium

Pengobatan yang diberikan oleh dokter untuk mengatasi aspirasi mekonium tergantung pada usia dan kesehatan bayi secara umum, gejala yang muncul, serta tingkat keparahannya.

Jika bayi sulit bernapas, dokter akan melakukan penyedotan (suction) dari mulut, hidung, dan tenggorokan bayi, untuk mengeluarkan mekonium dari saluran napas. Apabila bayi tetap tidak bernapas dan skor Apgar tidak kunjung naik, dokter akan melakukan resusitasi guna mengembalikan fungsi pernapasan.

Dokter juga bisa memasangkan alat bantu napas, memindahkan bayi ke neonatal intensive care unit (NICU), dan menempatkan bayi di dalam inkubator. Jika diperlukan, dokter juga dapat memberikan perawatan tambahan berupa:

  • Terapi oksigen, untuk memastikan ada cukup oksigen di dalam darah
  • Antibiotik, untuk mengobati infeksi yang diduga menjadi penyebab kondisi ini
  • Surfaktan, untuk membantu paru-paru berkembang dengan baik

Selain itu, dokter akan memasang penghangat khusus untuk mencegah terjadinya hipotermia dan melakukan tes darah secara berkala untuk memantau kondisi bayi.

Komplikasi Aspirasi Mekonium

Jika cepat mendapatkan pertolongan, bayi yang mengalami aspirasi mekonium bisa pulih dalam beberapa hari. Sebaliknya, jika terlambat ditangani, bayi dengan kondisi ini bisa mengalami kondisi serius.

Aspirasi mekonium bisa meningkatkan risiko terjadinya beberapa kondisi berikut:

  • Peradangan dan infeksi paru-paru (pneumonia)
  • Paru-paru bayi rusak
  • Pneumothorax atau penumpukan udara berlebihan di rongga pleura yang menyebabkan paru-paru sulit mengembang
  • Hipertensi pulmonal persisten pada bayi baru lahir, yaitu tekanan darah tinggi di pembuluh paru-paru yang dapat membuat bayi sulit bernapas
  • Kerusakan otak permanen akibat aspirasi mekonium yang parah sehingga membatasi suplai oksigen ke otak

Pencegahan Aspirasi Mekonium

Upaya terbaik untuk mencegah terjadinya aspirasi mekonium adalah dengan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan mencegah terjadinya stres pada janin.

Jika ibu hamil memiliki faktor risiko yang bisa meningkatkan risiko terjadinya aspirasi mekonium, seperti tekanan darah tinggi (preeklamsia) atau diabetes gestasional, ikutilah anjuran dan terapi yang diberikan oleh dokter.

Ibu hamil juga wajib menjaga kesehatan dan menghindari paparan asap rokok selama masa kehamilan. Hal ini karena rokok dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan aliran oksigen, bahkan kurangnya oksigen (hipoksia) pada janin.