Aspirin adalah obat untuk meredakan nyeri, demam, dan peradangan. Obat yang juga dikenal dengan nama asam asetisalisilat ini juga digunakan untuk mencegah terbentuknya gumpalan darah sehingga menurunkan risiko terjadinya serangan jantung atau stroke pada penderita penyakit kardiovaskular.
Aspirin merupakan obat golongan antiinflamasi nonsteroid yang bekerja untuk mencegah pembentukan prostaglandin, yaitu zat yang memicu timbulnya peradangan, nyeri, atau demam, sehingga kondisi tersebut dapat mereda.
Dalam dosis rendah, obat ini bisa menghambat trombosit saling menempel sehingga mencegah terbentuknya gumpalan darah. Oleh karena itu, aspirin juga bisa digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit kardiovaskular yang disebabkan oleh penggumpalan darah, seperti stroke.
Merek dagang aspirin: Acetylsalicylic Acid, Aptor, Ascardia, Aspilets, Astika, Bodrexin, Cardio Aspirin, Cartylo, Contrexyn, Coplavix, Farmasal, Gramasal, Inzana, Miniaspi 80, Naspro, Nogren, Nospirinal, Novosta, Remasal, Thrombo Aspilets
Apa Itu Aspirin
Golongan | Aspirin sebagai antinyeri: obat bebas, Aspirin sebagai antiplatelet: obat resep |
Kategori | Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dan antiplatelet. |
Manfaat | Meredakan nyeri, demam, peradangan, dan mencegah terbentuknya gumpalan darah. |
Dikonsumsi oleh | Dewasa |
Aspirin untuk ibu hamil dan menyusui | Usia kehamilan ≤20 minggu |
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. | |
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
Usia kehamilan >20 minggu | |
Kategori D: Ada bukti bahwa aspirin berisiko terhadap janin manusia. Namun, obat dalam kategori ini masih mungkin digunakan ketika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa. | |
Aspirin dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini persetujuan dokter. | |
Bentuk obat | Tablet |
Peringatan Sebelum Mengonsumsi Aspirin
Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum menggunakan aspirin, antara lain:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Aspirin tidak boleh diberikan kepada pasien yang alergi terhadap obat ini.
- Beri tahu dokter jika mengalami perdarahan saluran pencernaan, penyakit asam urat (gout), atau gangguan perdarahan, seperti hemofilia atau trombositopenia.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita asma, penyakit ginjal, defisiensi G6PD, penyakit hati, polip hidung, sakit maag atau tukak lambung, penyakit jantung, hipertensi, atau gagal jantung kongestif.
- Hindari merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol selama mengonsumsi aspirin, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan saluran cerna.
- Jangan memberikan aspirin kepada anak-anak (usia <18 tahun) ketika mereka sedang atau baru saja terkena infeksi virus, seperti cacar air atau flu, karena bisa meningkatkan risiko terjadinya sindrom Reye.
- Beri tahu dokter mengenai penggunaan aspirin jika Anda direncanakan untuk menjalani operasi, termasuk operasi gigi.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat, suplemen, atau produk herbal tertentu, untuk menghindari terjadinya efek interaksi antarobat.
- Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan Aspirin.
Dosis dan Aturan Pakai Aspirin
Berikut ini adalah dosis aspirin untuk orang dewasa berdasarkan tujuan pengobatan:
-
Tujuan: Mengatasi demam atau nyeri
Dosis awal 300–900 mg, diberikan setiap 4–6 jam. Dosis maksimal 4.000 mg per hari. -
Tujuan: Mencegah stroke, angina pektoris, serangan jantung, atau penyakit kardiovaskular yang disebabkan oleh penggumpalan darah
Dosisnya 75–150 mg, disesuaikan oleh dokter berdasarkan kondisi dan respons pasien terhadap pengobatan. -
Tujuan: Meredakan penyakit reumatik yang disebabkan oleh osteoarthritis, rheumatoid arthritis, atau ankylosing spondylitis
Dosisnya 3.000–4.000 mg per hari, dibagi menjadi beberapa kali konsumsi. Dosis akan ditentukan oleh dokter berdasarkan kondisi dan respons pasien terhadap pengobatan.
Cara Mengonsumsi Aspirin dengan Benar
Selalu ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang terdapat pada kemasan obat sebelum mengonsumsi aspirin.
Aspirin dianjurkan untuk dikonsumsi setelah makan. Telan tablet aspirin dengan bantuan segelas penuh air putih. Jangan menghancurkan, membelah, atau mengunyah aspirin, kecuali jika terdapat petunjuknya di dalam kemasan.
Untuk aspirin bentuk tablet dispersible, pastikan untuk melarutkannya terlebih dahulu dengan segelas air putih. Segera habiskan seluruh larutan begitu sudah tercampur rata. Jangan berbaring hingga 10 menit setelah mengonsumsi obat ini.
Usahakan untuk mengonsumsi obat ini pada waktu yang sama setiap harinya. Jika lupa mengonsumsi aspirin, segera konsumsi begitu teringat. Namun, bila sudah mendekati jadwal konsumsi berikutnya, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
Konsultasikan dengan dokter jika nyeri belum membaik setelah 10 hari, atau demam belum turun setelah 3 hari menggunakan aspirin. Hentikan konsumsi aspirin dan konsultasikan kondisi Anda ke dokter.
Simpan Aspirin di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Aspirin dengan Obat Lain
Ada efek interaksi yang bisa terjadi jika aspirin digunakan bersama obat lain, di antaranya:
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan atau luka pada saluran pencernaan jika digunakan dengan kortikosteroid; OAINS lain, seperti ibuprofen atau parecoxib; atau antidepresan SSRI, seperti sertraline dan paroxetine
- Peningkatan risiko terjadinya kelainan darah yang berbahaya jika digunakan dengan methotrexate
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan bersama obat pengencer darah yang lain, seperti heparin, warfarin, atau clopidogrel
- Peningkatan risiko terjadinya asidosis dan kerusakan pada sistem saraf pusat jika digunakan bersama acetazolamide
- Peningkatan risiko terjadinya hipoglikemia jika digunakan dengan obat antidiabetes sulfonilurea, insulin, atau thiopental
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari phenytoin, lithium, digoxin, atau asam valproat
- Penurunan efek obat probenecid, obat diuretik, maupun obat antihipertensi golongan ACE Inhibitor atau penghambat beta
- Penurunan efektivitas aspirin jika digunakan dengan obat antasida
- Peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal jika digunakan bersama dengan ciclosporin atau tacrolimus
- Peningkatan risiko terjadinya sindrom Reye jika digunakan dengan vaksin varicella
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping obat golongan sulfonamida atau vancomycin
- Peningkatan penyerapan aspirin jika digunakan dengan metoclopramide atau domperidone
Efek Samping dan Bahaya Aspirin
Berikut adalah beberapa efek samping yang bisa muncul setelah mengonsumsi aspirin:
- Sakit kepala ringan
- Kantuk
- Sakit perut
- Rasa panas di dada (heartburn)
Konsultasikan ke dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung membaik atau makin berat. Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius, seperti:
- Mual maupun muntah yang parah atau tidak kunjung berhenti
- Mudah memar atau mengalami perdarahan, seperti mimisan
- Pendengaran berkurang atau telinga berdenging
- Gangguan ginjal, yang bisa ditandai dengan volume urine lebih sedikit atau tidak keluar sama sekali
- Lelah yang tidak biasa
- Urine berwarna gelap
- Mata atau kulit menguning (penyakit kuning)
- Sakit perut yang parah dan tidak kunjung hilang
- Tinja berwarna hitam
- Muntah berwarna hitam dengan ampas seperti bubuk kopi
- Gangguan berbicara secara mendadak, seperti gagap
- Gangguan penglihatan yang terjadi tiba-tiba