Astral projection diyakini sebagai keluarnya roh atau jiwa seseorang dari tubuhnya. Dari pandangan medis, ada beberapa hal yang diduga bisa membuat seseorang mengalami astral projection, salah satunya karena situasi atau kondisi yang mengancam nyawa.
Ketika mengalami astral projection, seseorang akan merasa jiwanya berada di luar tubuh. Artinya, orang tersebut seolah-olah sadar bahwa sedang ‘keluar’ dari tubuh dan melihat dirinya sendiri dengan jelas. Fenomena keluar dari tubuh ini dipercaya oleh masyarakat sebagai perjalanan astral atau gaib ke dunia lain.
Ada beberapa perdebatan di antara para ahli terkait astral projection, apakah fenomena tersebut terjadi secara nyata atau hanya sekadar halusinasi saja. Namun, satu hal yang pasti, belum ada bukti ilmiah yang dapat mendukung bahwa kesadaran seseorang benar-benar bisa berpindah ke luar tubuh.
Penyebab Astral Projection dari Sisi Medis
Meski belum pasti, ada beberapa faktor yang diduga membuat seseorang bisa mengalami astral projection, yaitu:
1. Selama episode serangan jantung
Perpindahan jiwa seseorang dari tubuhnya ke dunia lain yang tidak nyata sering kali dialami saat berada di situasi yang mendekati kematian, seperti serangan jantung.
Suatu penelitian menyatakan bahwa beberapa orang yang tidak sadarkan diri saat mengalami serangan jantung atau ketika diberi penanganan CPR, menceritakan bisa melihat tubuhnya sendiri dari sudut pandang yang berbeda. Hal ini diduga akibat gangguan otak selama episode tersebut.
2. Gangguan otak
Astral projection sangat jarang terjadi, biasanya hanya sekali seumur hidup. Namun, hal ini mungkin berbeda pada orang yang memiliki kondisi neurologis, seperti epilepsi atau cedera otak. Orang dengan kondisi tersebut kemungkinan besar lebih sering mengalami fenomena astral projection.
Hal ini diduga karena kerusakan saraf di otak yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan perspektif sehingga seolah-olah merasa terpisah dari tubuhnya sendiri dan bisa melihat dirinya dari sudut pandang lain.
3. Tidur
Hubungan antara terjadinya astral projection dan tidur telah dipelajari sejak lama oleh para ilmuwan. Hasilnya, pengalaman keluar dari tubuh ini sering kali dialami seseorang secara spontan saat tubuh merasa tenang dan rileks, terutama saat sebelum tidur atau sebelum bangun tidur.
Astral projection yang terjadi sebelum tidur atau sebelum bangun tidur juga dikaitkan dengan kondisi sleep paralysis atau dikenal juga dengan istilah “ketindihan”. Pada kondisi ini, seseorang bisa mengalami halusinasi, termasuk merasa keluar dari tubuhnya sendiri hingga terasa seperti melayang-layang.
4. Migrain
Astral projection juga dipercaya dialami saat migrain kambuh. Kondisi ini lebih banyak ditemukan pada orang yang mengalami migrain akibat gangguan pada telinga bagian dalam. Organ ini berfungsi untuk mengontrol pendengaran dan keseimbangan tubuh.
Ketika migrain terjadi, penderitanya bisa mengalami gangguan persepsi yang membuatnya merasa terpisah dari dirinya. Namun, mekanismenya belum diketahui secara pasti.
5. Penggunaan narkoba
Efek samping penggunaan narkoba bisa menyebabkan seseorang merasa berada di luar tubuhnya sendiri. Ini karena obat-obatan tersebut bisa menimbulkan halusinasi dan memengaruhi perspektif otak.
Beberapa jenis obat terlarang yang menimbulkan efek halusinasi ini adalah ketamine, ganja, heroin, dan LSD. Terkadang, penyuntikan obat bius juga bisa menimbulkan efek serupa.
6. Kekurangan oksigen
Mengalami kekurangan oksigen yang parah, misalnya dalam kondisi tenggelam atau tercekik, juga dipercaya bisa membuat seseorang merasa jiwanya keluar dari tubuh seolah melakukan perjalanan astral ke dunia lain.
Meski masih perlu dibuktikan secara ilmiah, situasi ini diduga terjadi akibat kerusakan saraf di otak selama situasi yang mengancam nyawa.
Itulah beberapa hal yang diduga menjadi penyebab astral projection. Meski begitu, perlu ditekankan lagi bahwa fenomena ini belum bisa didukung oleh banyak bukti ilmiah.
Meski begitu, orang yang pernah mengalami astral projection mungkin bisa menjadi takut secara berlebihan untuk tidur maupun beraktivitas sendirian. Bila ini terjadi kepada Anda, jangan ragu berkonsultasi ke psikolog untuk mengalihkan ketakutan Anda dan mendapatkan perawatan yang tepat.