Terapi chiropractic mungkin masih terdengar asing di telinga masyarakat Indonesia. Padahal, terapi yang satu ini bisa menjadi salah satu metode pengobatan untuk mengatasi nyeri punggung, jika dilakukan dengan benar.
Dalam pelaksanaannya, terapi chiropractic dilakukan oleh dokter atau terapis khusus yang disebut chiropractor. Selain untuk mengatasi nyeri punggung, terapi ini juga bisa mengatasi nyeri leher dan sakit kepala akibat kelainan tulang belakang.
Prosedur Chiropractic dan Cara Kerjanya
Dalam melakukan prosedur chiropractic, seorang chiropractor akan memberikan tekanan pada sendi tulang belakang pasien dengan tangan atau alat bantu khusus. Metode ini disebut juga manipulasi tulang belakang. Tekanan tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasien, baik kecepatan maupun kekuatannya.
Manipulasi tulang belakang digunakan sebagai cara untuk mengembalikan kelenturan sendi yang berkurang akibat cedera fisik, misalnya akibat terjatuh, salah duduk, atau gerakan fisik yang berulang. Intinya, chiropractic bertujuan untuk membuat otot menjadi lebih rileks dan membuat sendi bergerak dengan baik.
Chiropractic menjadi salah satu metode alternatif atau pengobatan pendamping yang digunakan untuk menangani berbagai jenis penyakit, seperti sakit leher dan cedera akibat olahraga.
Meski demikian, studi mengenai efektivitas dan keamanan metode ini masih terbilang minim, sehingga belum dapat mendukung klaim bahwa chiropractic bisa menjadi terapi tunggal untuk menyembuhkan penyakit tertentu tanpa obat-obatan atau tindakan medis.
Sebelum melakukan metode ini, chiropractor akan bertanya mengenai riwayat kesehatan dan mengecek kondisi tubuh pasien untuk melihat apakah ada postur atau bagian tubuh yang tidak normal.
Pemeriksaan fisik ini bisa dilakukan dengan menekan area tubuh tertentu, melihat cara berjalan pasien, atau menggunakan bantuan foto Rontgen.
Beberapa Risiko Terapi Chiropractic
Chiropractic merupakan metode pengobatan yang aman, dengan catatan dilakukan oleh tenaga terlatih dan memiliki lisensi terpercaya. Namun, ada sebagian orang yang mengalami efek samping ringan usai menjalani chiropractic, seperti kelelahan, nyeri pada bagian tubuh yang ditekan, atau sakit kepala.
Meskipun jarang terjadi, kemungkinan komplikasi serius juga dapat dialami. Berikut ini adalah beberapa risiko komplikasi yang dapat terjadi:
- Cedera tulang belakang
- Saraf kejepit
- Stroke, bila terapi dilakukan di bagian leher dan menyebabkan gangguan pembuluh darah pada tulang belakang
Tidak semua orang bisa menjalani chiropractic. Ada beberapa kondisi yang tidak disarankan menjalani perawatan ini, seperti:
- Sering mengalami mati rasa dan kesemutan
- Kehilangan kekuatan pada lengan atau kaki
- Osteoporosis parah
- Kanker pada tulang belakang
- Adanya faktor risiko stroke
Meskipun telah dinyatakan efektif mengatasi sakit punggung bagian bawah serta sakit leher dan sakit kepala, metode ini tidak selalu menampakkan hasil positif. Oleh karena itu, semua tergantung pada kondisi pasien.
Jika rasa sakit belum juga membaik setelah menjalani chiropractic selama beberapa minggu, bisa jadi itu merupakan tanda bahwa perawatan ini tidak cocok untuk kondisi Anda.
Sebaiknya Anda berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum memutuskan untuk menjalani terapi chiropractic. Selain itu, pastikan penyedia layanan chiropractic yang Anda kunjungi memiliki izin praktik, sertifikat kompetensi, dan pengalaman dalam bidang ini.