Atelophobia adalah rasa takut yang berlebihan pada ketidaksempurnaan. Orang dengan kondisi ini sangat takut untuk berbuat salah atau mengecewakan orang lain. Selain itu, penderita atelophobia juga bisa terkekang di dalam penyesalan akibat kesalahan di masa lalu.
Atelophobia sering disalahartikan sebagai sifat perfeksionis, padahal kedua kondisi ini berbeda. Ketika dihadapkan pada suatu tugas, orang yang perfeksionis akan berusaha untuk mendapatkan hasil sempurna. Sementara itu, orang dengan atelophobia justru akan menghindari tugas tersebut karena takut akan melakukan kesalahan.
Kondisi ini juga berbeda dengan atychiphobia, yaitu rasa takut akan kegagalan. Penderita atelophobia tidak takut dengan kegagalan, tetapi ia takut akan melakukan kesalahan, atau takut hasil yang ia dapatkan tidak sempurna seperti yang ia inginkan.
Penyebab Atelophobia
Layaknya jenis fobia lainnya, atelophobia tidak disebabkan oleh hal-hal yang spesifik. Hanya saja, beberapa faktor di bawah ini diketahui berisiko memicu atelophobia:
- Memiliki pengalaman traumatis, misalnya mendapatkan kekerasan atau hukuman yang berat saat berbuat salah
- Memiliki jenis fobia lain atau gangguan kecemasan
- Memiliki anggota keluarga yang juga memiliki fobia, gangguan kecemasan, atau gangguan mental lainnya
- Memiliki orang tua yang perfeksionis atau terus menerus memberi kritik tajam
- Tumbuh di lingkungan yang menuntut kesempurnaan dan tidak menerima kesalahan sama sekali sehingga apa pun yang dilakukan tidak pernah cukup
Gejala Atelophobia
Orang dengan atelophobia akan menunjukkan gejala khas berikut:
- Menghindari situasi yang menurutnya bisa membuatnya melakukan kesalahan
- Sering memberi kritik tajam dan negatif pada diri sendiri
- Sulit melupakan kesalahan yang ia lakukan pada masa lalu
- Tidak bisa menerima kritik
- Memiliki tujuan atau standar yang tinggi dan tidak realistis, dan sangat kesal jika tidak berhasil meraihnya
- Suka menunda pekerjaan
- Sulit mengambil keputusan karena terlalu takut pada kesalahan
- Menghindari percakapan yang membuatnya harus mengungkapkan pendapat
- Selalu merasa tidak mampu melakukan pekerjaan atau tanggung jawab apa pun
- Menganggap pujian yang diberikan orang lain adalah palsu
Cemas berlebihan pada kondisi atelophobia juga bisa menyebabkan serangan panik, yang dapat memunculkan gejala di bawah ini:
- Sakit kepala
- Sakit perut
- Jantung berdebar sangat cepat
- Sesak napas
- Mual
- Keringat keluar sangat banyak
- Tubuh gemetaran
- Mudah lelah dan burnout
- Gangguan tidur
Kapan harus ke dokter
Periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami gejala atelophobia, terutama jika keluhan tersebut telah mengganggu aktivitas sehari-hari, baik dalam hubungan dengan orang lain, sekolah, maupun pekerjaan.
Jika Anda ragu mengenai gejala yang dialami, lakukanlah konsultasi online terlebih dahulu. Namun, jika Anda mengalami gejala gejala serangan panik seperti yang sudah disebutkan di atas, jangan menunda untuk mencari pertolongan medis .
Diagnosis Atelophobia
Untuk mendiagnosis atelophobia, dokter akan memulai dengan menanyakan keluhan serta riwayat kesehatan pasien dan keluarganya. Dokter juga mungkin akan bertanya mengenai hubungan pasien dengan orang tua atau lingkungannya pada masa kecil.
Diagnosis atelophobia akan ditentukan lewat kriteria di bawah ini:
- Gejala telah berlangsung selama 6 bulan atau lebih
- Kecenderungan menghindari pekerjaan hanya karena takut akan melakukan kesalahan
- Kecemasan yang parah dan sampai mengganggu produktivitas sehari-hari
- Cemas berlebihan saat memikirkan kemungkinan berbuat salah atau mengecewakan orang lain
Penanganan Atelophobia
Penanganan atelophobia bisa dilakukan dengan psikoterapi. Namun pada beberapa kasus, penderita atelophobia mungkin akan memerlukan obat untuk gejala tambahan lain yang mengikuti rasa takutnya.
Berikut adalah penjelasannya:
Psikoterapi
Ada banyak jenis psikoterapi yang bisa dilakukan untuk mengatasi atelophobia. Beberapa terapi yang paling banyak digunakan adalah:
- Cognitive Behavioral Therapy, untuk membantu mengubah pola pikir pasien terhadap ketidaksempurnaan, mengidentifikasi pemicu ketakutannya, dan mengubah ketakutannya menjadi respons yang lebih positif
- Terapi paparan, untuk mengurangi tingkat ketakutan pasien dengan cara membiasakan diri dalam mengerjakan tugas-tugas yang mungkin membuatnya melakukan kesalahan
- Terapi mindfulness, untuk mengurangi kecemasan dan membantu pasien lebih fokus dengan apa yang terjadi pada masa sekarang sehingga pikiran negatif akan kesalahan pada masa lalu dan masa mendatang berkurang
Pemberian obat-obatan
Dokter dapat memberikan obat-obatan pada pasien atelophobia yang mengalami gejala kecemasan maupun depresi. Obat-obatan yang dapat diberikan meliputi:
- Obat antidepresan, seperti escitalopram, fluoxetine, atau mirtazapine
- Benzodiazepine, misalnya alprazolam, untuk dikonsumsi jika merasa cemas
- Obat penghambat beta, contohnya propranolol, jika pasien mengalami detak jantung yang sangat cepat ketika mengalami kecemasan
Gaya hidup sehat
Penanganan atelophobia juga perlu dikombinasikan dengan pola hidup sehat, seperti konsumsi makanan bergizi dan olahraga rutin. Tujuannya adalah untuk memperbaiki suasana hati dan mengurangi pikiran negatif.
Selain itu, beberapa latihan pernapasan deep breathing, yoga, atau meditasi, juga dapat dilakukan untuk mengelola kecemasan dan serangan panik.
Komplikasi Atelophobia
Atelophobia dapat memberikan tekanan berlebih pada penderitanya untuk menjadi sempurna. Bila tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi berikut:
- Isolasi dari orang lain untuk menghindari tuntutan
- Gagal dalam pekerjaan atau pendidikan
- Gangguan makan
- Depresi berat
- Percobaan bunuh diri
Pencegahan Atelophobia
Karena penyebabnya tidak pasti, belum ada upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah atelophobia. Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari perburukan kondisi ini, yaitu:
- Membiasakan diri untuk menerima kesalahan kecil dan tidak menyalahkan diri terlalu berlebihan
- Menceritakan kesulitan dan kecemasan yang dialami dengan teman, kerabat, atau komunitas yang dapat memberi dukungan emosional
- Mengomunikasikan kesulitan yang dialami dengan atasan, rekan kerja, guru, atau dosen agar bisa mendapatkan solusi yang baik untuk kedua pihak
- Melakukan hobi yang dapat menyibukkan diri, contohnya meditasi, olahraga, atau mendengarkan musik
- Membatasi konsumsi minuman berkafein dan beristirahat yang cukup
- Tidak mengonsumsi minuman beralkohol atau menyalahgunakan NAPZA untuk lari dari ketakutan
- Berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater saat merasa terganggu dengan kecemasan