Susu formula adalah pilihan susu yang bisa diberikan untuk bayi baru lahir dengan kondisi tertentu, misalnya tidak mendapatkan ASI akibat kondisi ibu yang tidak memungkinkan untuk pemberian ASI. Nah, supaya Bunda tidak salah dan efeknya maksimal, ketahui aturan pemberian susu formula di artikel ini, yuk!
Ada beragam jenis susu formula untuk bayi baru lahir yang tersedia di pasaran. Namun, Bunda tidak boleh salah pilih. Susu formula yang ingin Bunda berikan sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan bayi yang baru lahir.
Perlu diketahui, kebutuhan dan jenis susu formula untuk bayi cukup bulan bisa berbeda dengan bayi kurang bulan, begitu pun pada bayi sehat bisa berbeda dengan bayi dengan kondisi kesehatan tertentu, misalnya fenilketonuria atau hiperbilirubinemia.
Selain itu, bayi yang diberikan susu formula juga umumnya akan memiliki warna pup yang sedikit berbeda dengan bayi yang diberikan ASI. Bayi yang minum Susu formula biasanya akan memiliki warna tinja yang lebih kecoklatan dan hal ini normal, ya.
Aturan Pemberian Susu Formula untuk Bayi Baru Lahir
Berikut adalah beberapa aturan yang perlu Bunda perhatikan dan pertimbangkan saat memberikan susu formula untuk bayi baru lahir:
1. Sesuaikan dengan kebutuhan bayi
Pada umumnya, susu formula bayi dibuat dengan nutrisi yang diharapkan bisa mendekati komposisi atau kandungan nutrisi pada ASI. Namun, sebelum memberikan susu formula untuk bayi baru lahir, Bunda perlu memperhatikan kondisi dan kebutuhan bayi terlebih dahulu.
Bayi dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti bayi prematur atau bayi dengan berat lahir rendah, umumnya membutuhkan susu formula khusus yang mengandung lebih banyak protein dan kalori untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
2. Sesuaikan kandungan yang ada di dalam susu formula
Umumnya, susu formula sudah mengandung nutrisi utama untuk membantu proses tumbuh kembang Si Kecil, seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral.
Selain itu, perhatikan juga kandungan penting lainnya, seperti arakidonat (ARA) dan asam docosahexaenoic (DHA). Senyawa ini termasuk ke dalam asam lemak tak jenuh ganda yang bermanfaat bagi perkembangan mata, sistem saraf, dan otak bayi.
Bunda juga bisa memilih susu formula yang mengandung prebiotik untuk membantu menjaga kesehatan pencernaan dan memperkuat sistem kekebalan tubuh bayi. Selain kebutuhannya, sesuaikan juga jenis susu formula dengan usia Si Kecil.
3. Hati-hati jika bayi memiliki risiko alergi
Beberapa bayi bisa mengalami alergi terhadap protein yang terdapat pada susu sapi. Jika Bunda memberikan susu formula kepada bayi baru lahir, mulailah pemberian sufor sedikit demi sedikit dan lihatlah reaksi Si Kecil.
Jika bayi mengalami gejala alergi susu, seperti ruam, muntah, diare, mata berair, hidung tersumbat, mengi, atau sesak napas, sebaiknya hentikan pemberian susu formula dan diskusikan kembali perihal pemilihan susu formula dengan dokter ya, Bun.
Dokter bisa menyarankan penggantian susu formula biasa menjadi susu terhidrolisa atau susu dengan formula asam amino. Ini adalah jenis susu formula yang kandungan proteinnya sudah dipecah menjadi lebih kecil, sehingga lebih mudah dicerna dan risiko alerginya lebih rendah.
4. Perhatikan takaran dan frekuensi pemberian susu formula
Bukan hanya memperhatikan kandungan pada susunya saja, perhatikan juga takaran dan frekuensi menyusunya ya, Bun. Bayi baru lahir umumnya perlu diberi susu formula setiap 2–3 jam sekali atau 8–12 kali dalam sehari, dengan jumlah yang kecil atau sekitar 30–60 ml dalam sekali menyusu.
Pada bulan pertama, bayi secara bertahap mengonsumsi susu sekitar 90–120 ml dalam sekali menyusu per harinya. Jumlah ini akan meningkat seiring pertambahan usianya.
5. Perhatikan botol susu yang digunakan
Saat memberikan susu formula, Bunda juga harus bijak dalam memilih botol susu yang akan digunakan oleh bayi. Pastikan untuk memilih botol susu bebas BPA. Selain itu, pilih ukuran dot yang sesuai dengan usia bayi.
Supaya susu yang keluar lebih lambat dan tidak membuat Si Kecil tersedak saat menyusu, Bunda disarankan untuk memilih dot yang berukuran kecil. Jangan lupa juga untuk segera mencuci botol dan dot dengan benar setelah Si Kecil selesai menyusu agar sisa susu tidak mengering dan menempel di permukaan botol dan dot.
Bersihkan secara menyeluruh dengan sabun khusus mencuci botol bayi. Kemudian, keringkan dan sterilkan menggunakan air panas untuk membunuh kuman yang mungkin menempel.
6. Perhatikan cara pembuatan dan penyajian susu formula
Sebelum menyiapkan susu formula untuk bayi baru lahir, cucilah tangan terlebih dahulu dengan air mengalir dan sabun. Setelah itu, Bunda bisa mengikuti takaran penyajian dengan sendok pengukur yang sudah disertakan agar tidak terlalu encer atau terlalu kental.
Campurkan bubuk susu formula dengan air hangat yang sudah dimasak sampai matang sebelumnya. Namun, sebelum diberikan kepada Si Kecil, pastikan susu sudah dalam keadaan hangat ya, Bun.
Susu formula yang sudah dibuat sebaiknya segera digunakan dalam waktu 2 jam atau 24 jam jika disimpan di dalam lemari es. Jika susu yang diminum Si Kecil tidak habis, segera buang sisa susu dan jangan digunakan kembali ya, Bun.
Jika Bunda masih bingung dalam memberikan susu formula untuk bayi baru lahir, jangan ragu untuk mengonsultasikannya dengan dokter agar mendapat anjuran yang tepat terkait asupan susu formula untuk Si Kecil.