Antibiotik untuk diare umumnya diberikan bila diare disebabkan oleh infeksi bakteri. Penggunaan obat ini sebaiknya tidak dilakukan secara sembarangan dan harus sesuai petunjuk dokter. Jika tidak digunakan dengan tepat, beberapa efek samping bisa saja terjadi.
Diare dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari infeksi virus maupun bakteri, intoleransi laktosa, alergi makanan, hingga keracunan makanan. Diare karena infeksi virus paling sering disebabkan oleh rotavirus dan norovirus, serta dapat hilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari.
Sementara itu, diare yang disebabkan oleh bakteri dapat terjadi saat seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi bakteri Escherichia coli, Salmonella, Shigella, dan Campylobacter. Dokter biasanya akan memberikan antibiotik untuk mengatasi kondisi ini.
Pemakaian Obat Antibiotik untuk Diare
Pemberian obat antibiotik untuk diare sebenarnya tidak selalu diperlukan. Ini karena sebagian besar diare akan hilang dengan sendirinya dalam kurun waktu 3 hari.
Pemberian obat antibiotik juga tidak akan efektif jika diare disebabkan oleh infeksi virus. Namun, lain halnya dengan diare yang disebabkan infeksi bakteri. Dokter dapat meresepkan obat antibiotik guna melawan bakteri atau mempercepat penyembuhan.
Pemberian obat antibiotik untuk diare juga akan direkomendasikan oleh dokter bila Anda mengalami diare parah, berisiko menularkan ke orang lain, atau memiliki riwayat penyakit penyerta yang bersifat serius. Jenis obat antibiotik yang umumnya diberikan adalah ciprofloxacin dan metronidazole.
Meski bisa meredakan diare, obat antibiotik tidak boleh dikonsumsi sembarangan. Pemberian antibiotik untuk diare harus melalui konsultasi atau dengan pengawasan dokter.
Ini karena pemberian antibiotik yang tidak tepat dapat berbahaya karena membuat bakteri menjadi kebal terhadap obat tersebut. Tak hanya itu, efek samping yang dapat ditimbulkan antibiotik juga tidak sedikit, termasuk menyebabkan diare bertambah berat.
Cara Mengatasi Diare di Rumah
Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, tidak semua kasus diare membutuhkan pengobatan berupa konsumsi obat antibiotik. Jadi, saat Anda sedang mengalami diare, lebih baik lakukan perawatan berikut ini guna mengatasi diare yang diderita:
Mencukupi asupan cairan
Anda dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi air putih agar tetap terhidrasi. Takaran minum air putih yang direkomendasikan selama diare adalah 2–3 liter per hari. Untuk mencukupi kebutuhan ini, Anda bisa minum air putih sedikit demi sedikit.
Untuk penderita penyakit ginjal dan jantung yang diharuskan membatasi asupan cairan, sebaiknya konsultasikan ke dokter terkait cara untuk memenuhi asupan cairan selama menderita diare.
Menghindari konsumsi susu, minuman beralkohol, dan kafein
Selama diare, Anda dianjurkan untuk menghindari konsumsi susu. Selain itu, minuman berakohol dan kafein juga harus dihindari karena dapat memperburuk gejala diare dan memicu dehidrasi. Sementara itu, makanan yang perlu dihindari adalah makanan pedas.
Sebagai gantinya, Anda dianjurkan untuk mengonsumsi minuman yang mengandung probiotik, seperti yoghurt dan kefir. Untuk makanan, Anda bisa mengonsumsi biskuit asin dan kentang.
Pemberian antibiotik untuk diare merupakan pilihan pengobatan untuk mengatasi diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Meski begitu, konsumsi obat antibiotik harus selalu berdasarkan rekomendasi dan dalam pengawasan dokter untuk memastikan jenis dan dosis antibiotik yang digunakan sudah tepat.
Meski sebagian besar diare dapat sembuh dengan sendirinya tanpa antibiotik untuk diare, Anda tetap perlu waspada. Segera periksakan diri ke dokter bila diare telah berlangsung selama lebih dari 3 hari atau disertai gejala lain, misalnya demam tinggi, ada darah pada tinja, dan nyeri perut hebat.