Istilah autofagi mungkin masih terdengar asing di telinga kita, ya? Autofagi merupakan mekanisme alami tubuh yang diketahui dapat meningkatkan kualitas kesehatan, lho. Yuk, cari tahu lebih lanjut tentang autofagi pada artikel ini.
Autofagi (autophagy) adalah proses alami tubuh untuk membuang sel-sel yang rusak dan tidak berfungsi, sekaligus menggantinya dengan sel-sel baru yang sehat. Mekanisme ini meningkatkan kemampuan sel tubuh untuk melawan racun penyebab penyakit dan menjaga organ tubuh tetap berfungsi dengan baik.
Mengenal Lebih Jauh Proses Autofagi
Tubuh kita memiliki triliunan sel dengan bentuk yang bermacam-macam. Seiring berjalannya waktu, sel tubuh dapat rusak atau mengalami penurunan fungsi. Pemicunya beragam, mulai dari pertambahan usia hingga adanya kondisi kesehatan tertentu.
Jika sel-sel yang rusak dibiarkan tumbuh dan berkembang tanpa terkendali, dapat terjadi gangguan kesehatan, termasuk meningkatnya risiko terkena kanker.
Nah, di sinilah peran autofagi diperlukan. Mekanisme autofagi ibarat menekan tombol “reset” atau detoks tubuh yang akan meregenerasi sel-sel tubuh.
Autofagi bisa terjadi secara alami, tetapi ada sejumlah faktor yang diketahui dapat mempercepat prosesnya. Salah satu yang paling efektif adalah puasa, termasuk metode diet puasa intermiten.
Ketika berpuasa, tubuh tidak mendapatkan asupan makanan selama berjam-jam dan membuat sel-sel tubuh menjadi “kelaparan”. Di saat inilah, proses autofagi bekerja untuk menghancurkan sel yang sudah rusak dan menggantinya dengan yang baru.
Saat mengaktifkan mekanisme autofagi melalui puasa dan membuat tubuh berada pada fase ketosis, umumnya akan muncul beberapa gejala tertentu, seperti penurunan nafsu makan, munculnya bau keton (bau seperti buah atau bau logam), rasa lelah, dan penurunan berat badan akibat terpicunya pemecahan lemak.
Manfaat Proses Autofagi
Regenerasi sel berkat autofagi dapat memberikan beragam manfaat bagi kesehatan, di antaranya:
- Menurunkan risiko terjadinya kanker dan diabetes tipe 2
- Membantu meningkatkan fungsi otak dalam mengingat, memproses informasi, dan menentukan keputusan
- Mencegah keparahan penyakit neurodegeneratif, seperti penyakit Alzheimer
- Membantu menurunkan berat badan
- Membantu meningkatkan kesehatan jantung
- Meningkatkan proses pembentukan energi
Namun, perlu diingat, proses autofagi yang dipicu dengan melakukan puasa tidak dianjurkan pada beberapa orang, misalnya penderita diabetes, berusia tua, wanita yang sedang hamil, atau orang dengan riwayat gangguan makan.
Oleh karena itu, agar lebih sehat, hindari melakukan puasa tanpa terkendali hanya untuk memicu autofagi, tetapi terapkanlah cara sehat lain, misalnya dengan mengatur diet atau pola makan dan berolahraga secara teratur.
Selain itu, mengonsumsi makanan tertentu, seperti kunyit, jahe, bawang putih, kayu manis, teh hijau, kopi, delima, cokelat hitam, dan kacang-kacangan, juga diyakini turut memicu proses autofagi.
Apabila kamu masih memiliki pertanyaan terkait autofagi atau ingin mengetahui cara memicu autofagi yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatanmu, berkonsultasilah dengan dokter.