Obat nyamuk bakar dapat digunakan untuk mencegah gigitan nyamuk sekaligus membasmi serangga kecil tersebut. Namun, ada bahaya di balik obat nyamuk bakar yang sebaiknya Anda ketahui dan waspadai.
Penggunaan obat nyamuk bakar memang terbukti efektif dalam mengusir nyamuk. Namun, debu dan asap yang dihasilkan dari pembakaran obat nyamuk ini bisa membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat Anda menggunakan obat nyamuk bakar.
Mewaspadai Bahaya Menggunakan Obat Nyamuk Bakar
Zat berbahaya, seperti karbon monoksida, sulfur dioksida, nitrogen dioksida, hingga formaldehida, akan dilepaskan di udara saat obat nyamuk bakar dinyalakan. Pada beberapa penelitian, zat-zat pada obat nyamuk bakar ini telah terbukti membahayakan kesehatan.
Sebagian orang juga diketahui sensitif terhadap beberapa zat yang terkandung pada obat nyamuk bakar. Kondisi ini dapat memunculkan keluhan, seperti pusing, sakit kepala, mata perih atau iritasi mata, dan juga sesak napas, saat terpapar asap obat nyamuk bakar.
Tak hanya itu, penggunaan obat bakar nyamuk dalam jangka panjang mungkin akan menyebabkan gangguan kesehatan yang lebih serius, seperti:
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan obat nyamuk bakar dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko terkena ISPA. Infeksi ini ditandai dengan beberapa gejala, seperti batuk, pilek, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, kelelahan, pusing, demam tinggi, hingga sesak napas.
Selain dapat menyebabkan ISPA, zat berbahaya yang dihasilkan dari pembakaran obat nyamuk bakar, misalnya formaldehida atau formalin, juga bisa memicu terjadinya serangan asma.
Kandungan sulfur dioksida pada obat nyamuk bakar juga bisa memperburuk asma dan bronkitis.
Keracunan karbon monoksida
Asap obat nyamuk bakar mengandung karbon monoksida. Paparan karbon monoksida secara berlebihan dan dalam jangka panjang dapat mengakibatkan keracunan monoksida. Apalagi jika obat nyamuk bakar digunakan pada ruangan tertutup atau memiliki ventilasi yang buruk.
Keracunan karbon monoksida ditandai dengan berbagai gejala, mulai dari sakit kepala, pusing, sesak napas, mual atau muntah, pandangan kabur, nyeri dada, hingga kehilangan kesadaran.
Pada kasus yang lebih parah, keracunan karbon monoksida bisa menyebabkan kerusakan otak, kerusakan jantung, hingga keguguran.
Kanker paru
Penelitian mengungkap bahwa seseorang yang menggunakan obat nyamuk bakar secara teratur (3 kali per minggu) berisiko lebih tinggi untuk terkena kanker paru daripada mereka yang tidak menggunakan obat nyamuk bakar.
Kandungan formaldehida pada obat nyamuk bakar juga diduga dapat memicu penyakit kanker lain, seperti kanker nasofaring.
Cara Aman Menggunakan Obat Nyamuk Bakar
Penggunaan Meski penggunaan obat nyamuk bakar kurang disarankan, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi dampak buruk penggunaan obat nyamuk bakar, yaitu:
- Tidak menggunakan obat nyamuk bakar lebih dari 3 kali dalam seminggu
- Selalu mengikuti instruksi pemakaian yang terdapat pada kemasan
- Membuka jendela dan pintu saat obat nyamuk bakar sedang menyala
- Tidak memasuki ruangan di mana obat nyamuk bakar sedang digunakan
- Mematikan obat nyamuk bakar jika ingin masuk ke ruangan dan membiarkan jendela tetap terbuka agar ada pertukaran udara
- Tidak tidur di dalam ruangan yang terdapat obat nyamuk bakar menyala
- Menjauhkan obat nyamuk bakar dari jangkauan anak-anak dan benda-benda yang mudah terbakar
obat nyamuk bakar memang bisa menjadi solusi yang mudah dan murah untuk membasmi serta mengusir nyamuk. Namun, jangan abaikan dampak buruknya.
Penggunaan obat nyamuk bakar memang bisa menjadi solusi yang mudah dan murah untuk membasmi serta mengusir nyamuk. Namun, jangan abaikan dampak buruknya.
Anda lebih disarankan memanfatkan bahan alami yang relatif lebih aman digunakan, seperti minyak kayu manis, eucalyptus, ataupun minyak sereh, untuk membantu mengusir nyamuk.
Jika Anda sering menggunakan obat nyamuk bakar dan merasakan gangguan pernapasan, misalnya batuk dan sesak napas, sebaiknya hentikan penggunaan obat nyamuk bakar dan konsultasikan kondisi yang Anda alami ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.