Pemeriksaan jantung bukan hanya dianjurkan bagi orang yang sudah memiliki penyakit jantung. Orang yang sehat pun perlu memeriksakan jantung secara rutin. Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini kemungkinan adanya gangguan jantung, agar dapat ditangani secepat mungkin.
Jantung adalah salah satu organ terpenting yang berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Jika jantung mengalami gangguan, maka semua organ tubuh dapat terpengaruh.
Siapa yang Perlu Memeriksakan Jantung?
Setiap orang, walau sehat sekalipun, perlu memeriksakan kesehatan jantung secara rutin dan sedini mungkin. Apalagi jika berisiko tinggi mengalami gangguan pada jantung, seperti:
- Memiliki riwayat kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan diabetes.
- Memiliki berat badan berlebih atau obesitas.
- Berusia lebih dari 65 tahun.
- Memiliki pola makan tidak sehat, seperti sering mengonsumsi makanan tinggi lemak, kolesterol, dan garam.
- Jarang berolahraga.
- Sering merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol.
Selain hal-hal di atas, sering stres juga dapat meningkatkan risiko munculnya masalah pada jantung. Jika Anda memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko tersebut, maka Anda sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.
Mengapa Setiap Orang Perlu Memeriksakan Jantung?
Menurut data yang dihimpun oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2016, ada sekitar 18 juta orang di seluruh dunia yang meninggal karena penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah). Sekitar 85% di antaranya disebabkan oleh serangan jantung dan stroke.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Sekitar 13% dari kasus kematian diduga disebabkan oleh penyakit jantung yang tidak tertangani.
Oleh karena itu, memeriksakan kesehatan jantung sedini mungkin merupakan hal yang sangat penting, agar gangguan pada jantung dapat diketahui sejak awal. Dengan begitu, penanganannya pun bisa segera dilakukan.
Macam-Macam Pemeriksaan Kondisi Jantung
Kondisi jantung pada dasarnya dapat dinilai dengan serangkaian pemeriksaan, meliputi pemeriksaan fisik jantung, pemeriksaan tekanan darah, dan tes penunjang. Tes penunjang untuk pemeriksaan jantung antara lain:
1. Uji latih jantung
Pemeriksaan jantung ini umumnya dilakukan dengan treadmill. Oleh karena itu, pemeriksaan ini disebut juga tes treadmill. Uji latih jantung bertujuan untuk menentukan apakah jantung masih mampu memompa darah dengan efisien ketika tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen, misalnya saat berolahraga atau menjalani aktivitas fisik yang berat.
Tes ini juga dapat mendeteksi apakah muncul gejala tertentu, seperti nyeri dada, ketika tubuh menjalani aktivitas fisik atau olahraga. Secara umum, pemeriksaan ini adalah untuk menilai kemampuan jantung.
2. Tes kolesterol
Tes kolesterol dilakukan dengan mengambil sampel darah untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium. Sebelum pemeriksaan, pasien biasanya diminta untuk berpuasa selama 8-12 jam.
Jika Anda berusia lebih dari 20 tahun dan tidak menderita penyakit tertentu, Anda perlu memeriksakan kadar kolesterol setidaknya lima tahun sekali. Namun bila Anda memiliki riwayat diabetes, kolesterol tinggi, stroke, penyakit jantung, hipertensi, dan obesitas, lakukanlah pemeriksaan kolesterol rutin sesuai anjuran dokter.
3. Elektrokardiogram (EKG)
Prosedur ini bertujuan untuk memeriksa aktivitas listrik jantung. Kelainan pada aktivitas listrik jantung bisa menandakan adanya gangguan irama jantung atau aritmia. Selain itu, elektrokardiogram juga digunakan untuk mendeteksi kemungkinan adanya serangan jantung.
4. Ekokardiografi
Ekokardiografi adalah pemeriksaan untuk melihat kondisi otot dan katup jantung, menggunakan USG. Prosedur ini kerap digunakan untuk mendiagnosis endokarditis, kelainan katup jantung, dan penyakit jantung bawaan, serta untuk melihat apakah terdapat timbunan cairan di selaput pembungkus jantung.
5. Angiografi dan kateterisasi jantung
Pemeriksaan angiografi dan kateterisasi jantung sering kali perlu dilakukan jika dokter menduga adanya masalah pada otot, katup, atau pembuluh darah arteri di jantung.
Selain untuk pemeriksaan, kateterisasi juga kerap digunakan sebagai prosedur penanganan, misalnya untuk menghancurkan sumbatan pada pembuluh darah jantung, melebarkan pembuluh darah yang tersumbat, atau memperbaiki katup jantung yang rusak.
6. CT scan jantung
CT scan jantung yang dikenal juga dengan nama coronary calcium scan adalah prosedur pemeriksaan jantung untuk mendeteksi plak (aterosklerosis) yang mungkin terdapat di pembuluh darah arteri jantung.
Dengan mengetahui seberapa banyak plak di arteri, dokter dapat memprediksi gangguan apa yang akan muncul dan mempersiapkan penanganannya.
7. MRI jantung
Mesin MRI atau magnetic reasonance imaging menghasilkan gambar jantung secara detail, sehingga dokter dapat memeriksa kondisi jantung dengan lebih teliti. MRI digunakan jika terdapat dugaan adanya masalah pada ukuran jantung, ketebalan dan pergerakan otot jantung, serta pembuluh darah jantung.
Menjaga kesehatan jantung perlu dilakukan sejak usia muda. Selain melakukan pemeriksaan rutin, Anda juga perlu menerapkan pola hidup yang sehat. Mulai sekarang, rajinlah berolahraga, perbanyak konsumsi buah dan sayuran, serta batasi makanan tinggi kolesterol, lemak, dan garam.
Jika Anda terbiasa memasak dengan minyak, cobalah gunakan minyak yang lebih bersahabat bagi jantung, seperti minyak kanola.
Minyak ini memiliki kandungan lemak jenuh yang sangat sedikit, namun tinggi akan lemak sehat (lemak tak jenuh). Selain itu, minyak kanola juga banyak mengandung asam lemak omega-3 yang baik bagi kesehatan jantung dan otak. Kandungan lemak baik ini bahkan dikatakan lebih tinggi daripada jenis minyak masak lainnya.
Untuk menjalani pemeriksaan atau check-up jantung, Anda perlu berkonsultasi dulu dengan dokter jantung. Selain menentukan jenis dan jadwal pemeriksaan jantung, dokter juga akan menganjurkan jenis makanan dan olahraga yang sesuai dengan kondisi Anda.