Azathioprine adalah obat untuk mencegah terjadinya reaksi penolakan dari tubuh setelah transplantasi organ, seperti cangkok ginjal. Obat ini juga digunakan dalam pengobatan penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis.
Azathioprine termasuk dalam golongan obat imunosupresan. Obat ini bekerja menekan kerja sistem imun agar tidak merusak organ donor yang dianggapnya sebagai benda asing atau berbahaya. Dengan begitu, organ yang baru bisa berfungsi dengan baik di tubuh penerima.
Dalam pengobatan penyakit autoimun, azathioprine akan menekan kerja sistem imun sehingga tidak menyerang sel atau jaringan yang sehat. Dengan cara kerja tersebut, azathioprine bisa mengurangi peradangan dan gejala dari penyakit autoimun.
Merek dagang azathioprine: Imuran
Apa Itu Azathioprine
Golongan | Obat resep |
Kategori | Imunosupresan |
Manfaat | Mencegah terjadinya reaksi penolakan dari tubuh setelah transplantasi organ |
Meredakan peradangan dan gejala penyakit autoimun | |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak-anak |
Azathioprine untuk ibu hamil | Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan obat berisiko terhadap janin manusia. Namun, obat dalam kategori ini masih mungkin digunakan ketika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa. |
Azathioprine untuk ibu menyusui | Azathioprine dapat terserap ke dalam ASI dan berisiko menyebabkan neutropenia tanpa gejala pada bayi yang menyusu. Jangan menyusui bayi selama menggunakan azathioprine sampai 4 jam setelah selesai pengobatan. |
Bentuk obat | Tablet |
Peringatan sebelum Mengonsumsi Azathioprine
Azathioprine hanya boleh digunakan sesuai resep dokter. Berikut ini adalah hal yang perlu diperhatikan sebelum menjalani pengobatan dengan azathioprine:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Azathioprine tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap obat ini atau mercaptopurine.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit infeksi, gangguan darah atau sumsum tulang, gangguan pembekuan darah, kanker, penyakit ginjal, atau penyakit liver.
- Informasikan kepada dokter jika Anda menderita kelainan genetik tertentu.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, mungkin sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
- Gunakan alat kontrasepsi yang efektif selama menjalani pengobatan dengan azathioprine. Obat ini bisa membahayakan janin jika terjadi kehamilan.
- Hindari beraktivitas terlalu lama di bawah sinar matahari dan gunakan tabir surya selama menjalani terapi dengan azathioprine. Penggunaan obat imunosupresan ini dapat meningkatkan risiko timbulnya kanker kulit.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan azathioprine jika direncanakan untuk menjalani tindakan medis, termasuk operasi gigi.
- Berkonsultasilah ke dokter sebelum menjalani vaksinasi dengan vaksin apa pun selama menggunakan azathioprine.
- Hindari berdekatan dengan penderita penyakit infeksi yang mudah menular, seperti flu, campak, atau cacar air, selama menjalani terapi dengan azathioprine. Penggunaan obat ini dapat meningkatkan risiko Anda tertular penyakit tersebut.
- Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah minum azathioprine.
Dosis dan Aturan Pakai Azathioprine
Dosis azathioprine akan disesuaikan dengan kondisi, berat badan, dan respons tubuh pasien terhadap obat. Berikut adalah rincian dosis azathioprine untuk dewasa dan anak-anak berdasarkan tujuan penggunaannya:
- Tujuan: Mencegah reaksi penolakan organ setelah transplantasi ginjal
Dosisnya 3–5 mg/kgBB per hari, diberikan 1–3 hari sebelum transplantasi atau pada hari transplantasi. Dosis pemeliharaan 1–3 mg/kgBB per hari.
- Tujuan: Mencegah terjadinya reaksi penolakan organ transplantasi
Dosisnya 1–5 mg/kgBB per hari, disesuaikan dengan respons pasien terhadap obat.
- Tujuan: Menangani penyakit autoimun
Dosisnya 1–3 mg/kgBB per hari. Penggunaan obat perlu dihentikan jika tidak ada perbaikan kondisi setelah 3–6 bulan.
- Tujuan: Mengatasi rheumatoid arthritis
Dosis awal 1 mg/kgBB per hari yang dibagi dalam 1–2 dosis, selama 6–8 minggu. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap, dengan dosis maksimal 2,5 mg/kgBB per hari.
Cara Mengonsumsi Azathioprine dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan bacalah petunjuk penggunaan yang tertera pada label kemasan sebelum mengonsumsi azathioprine. Jangan mengurangi atau menambah dosis tanpa persetujuan dokter.
Berikut adalah cara mengonsumsi azathioprine yang benar:
- Konsumsilah azathioprine pada waktu makan atau sesudah makan untuk mencegah timbulnya sakit perut.
- Telan tablet azathioprine secara utuh dengan bantuan segelas air putih. Jangan mengunyah tablet azathioprine atau mengonsumsinya bersama susu maupun produk yang terbuat dari susu.
- Minumlah azathioprine secara teratur sesuai anjuran dokter. Jika lupa, segera konsumsi obat ini begitu teringat. Namun, bila jadwal minum obat selanjutnya sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis. Jangan menghentikan pengobatan kecuali atas instruksi dokter.
- Patuhi jadwal kontrol yang diberikan dokter selama menjalani terapi dengan azathioprine. Anda perlu menjalani tes darah untuk memeriksa fungsi hati dan ginjal guna mendeteksi efek samping yang mungkin timbul selama terapi.
- Simpan azathioprine di tempat yang sejuk dan kering. Jangan menyimpan obat ini dai tempat yang lembap atau panas, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Azathioprine dengan Obat Lain
Efek interaksi yang bisa terjadi jika azathioprine digunakan dengan obat tertentu adalah:
- Penurunan efek antikoagulan dari warfarin sehingga meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan darah yang dapat menyumbat aliran darah
- Peningkatan risiko terjadinya infeksi yang berat dan fatal jika digunakan dengan fingolimod, golimumab, atau adalimumab
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari azathioprine jika digunakan dengan allopurinol
- Peningkatan efek penurunan aktivitas sumsum tulang dalam memproduksi sel darah jika digunakan dengan cimetidine atau indomethacin
- Peningkatan risiko terjadinya gangguan fungsi sumsum tulang, seperti anemia, gangguan perdarahan, atau infeksi, jika digunakan dengan ribavirin
- Peningkatan risiko terjadinya infeksi akibat pemberian vaksin berisi virus atau bakteri hidup yang dilemahkan, seperti vaksin BCG atau vaksin influenza
- Peningkatan risiko terjadinya kelainan darah jika digunakan dengan ACE inhibitor atau kotrimoksazol
Agar aman, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan azathioprine dengan obat lain.
Efek Samping dan Bahaya Azathioprine
Efek samping yang bisa terjadi setelah menggunakan azathioprine antara lain:
- Mual atau muntah
- Sakit perut
- Diare
- Rambut rontok
- Ruam kulit
Lakukan pemeriksaan ke dokter bila efek samping di atas tidak kunjung membaik atau makin parah. Segera cari pertolongan medis bila Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius, seperti:
- Nyeri sendi yang muncul kembali atau bertambah parah
- Gejala penyakit liver, seperti urine berwarna gelap, nyeri perut yang berat, muntah terus-menerus, atau penyakit kuning
- Penyakit infeksi, yang gejalanya mencakup demam, mengigil, sakit tenggorokan, atau batuk yang tidak kunjung sembuh
- Limfoma, yang bisa menimbulkan gejala demam, atau pembengkakan kelenjar getah bening
- Mudah memar atau kulit yang pucat
- Denyut jantung cepat atau sulit bernapas
Selain itu, penggunaan azathioprine bisa meningkatkan risiko terjadinya progressive multifocal leukoencephalopathy (PML). Beberapa gejalanya adalah hilang keseimbangan, sulit berkonsentrasi, linglung, dan kejang. Segera cari pertolongan medis jika mengalami keluhan tersebut.