Bactoderm adalah obat antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri di kulit. Obat yang tersedia dalam sediaan salep atau krim ini hanya bisa dibeli dengan resep dari dokter.
Bactoderm mengandung mupirocin. Obat golongan antibiotik ini bekerja dengan cara menghambat aktivitas enzim di dalam bakteri yang berperan dalam produksi protein. Tanpa protein yang cukup, bakteri akan berhenti berkembang biak dan mati. Efeknya, infeksi bakteri di kulit pun menjadi sembuh.
Bactoderm hanya boleh digunakan untuk mengobati infeksi bakteri, seperti impetigo. Infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur dan virus tidak bisa diatasi dengan obat ini.
Produk Bactoderm
Bactoderm tersedia dalam 4 varian, yaitu:
- Bactoderm 22 mg mengandung 22 mg mupirocin yang tersedia dalam kemasan tube 5–10 gram.
- Bactoderm 20 mg mengandung 20 mg mupirocin yang dikemas dalam tube 10 gram.
Apa Itu Bactoderm
Bahan aktif | Mupirocin |
Golongan | Obat resep |
Kategori | Antibiotik |
Manfaat | Mengobati infeksi bakteri pada kulit |
Digunakan oleh | Dewasa dan anak-anak |
Bactoderm untuk ibu hamil | Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Penggunaan Bactoderm pada ibu hamil harus berdasarkan anjuran dari dokter. | |
Bactoderm untuk ibu menyusui | Ibu menyusui bisa menggunakan Bactoderm sesuai dengan anjuran dokter |
Jangan mengoleskan Bactoderm pada area payudara. Jika memang perlu dioleskan ke area tersebut, pastikan payudara sudah dibersihkan sebelum menyusui | |
Bentuk obat | Krim dan salep |
Peringatan sebelum Menggunakan Bactoderm
Bactoderm bisa diperoleh setelah berkonsultasi langsung atau melalui Chat Bersama Dokter. Dalam penggunaannya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
- Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. Orang yang alergi terhadap mupirocin tidak boleh menggunakan Bactoderm.
- Sampaikan kepada dokter bila Anda sedang atau pernah menderita penyakit ginjal.
- Informasikan kepada dokter jika Anda sedang atau akan menggunakan obat lain, khususnya yang dioleskan ke kulit selama menggunakan Bactoderm.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, berencana hamil, atau sedang menyusui.
- Bicarakan kepada dokter terlebih dahulu jika hendak memberikan obat ini kepada anak.
- Jangan mengoleskan Bactoderm pada luka bakar tanpa seizin dokter. Hindari pula mengoleskan obat ini ke area kulit yang baru disuntik. Bactoderm juga tidak dianjurkan untuk digunakan pada kulit yang mengalami cedera atau luka terbuka berukuran besar, kecuali atas saran dari dokter.
- Jangan berhenti menggunakan Bactoderm tanpa seizin dokter meski infeksi kulit terlihat sudah sembuh. Menghentikan pengobatan secara tiba-tiba bisa membuat infeksi makin parah atau memicu terjadinya resistensi antibiotik.
- Segera hubungi dokter apabila Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengoleskan Bactoderm ke kulit yang terinfeksi.
Dosis dan Aturan Pakai Bactoderm
Oleskan Bactoderm ke kulit yang mengalami infeksi secara tipis-tipis, 3 kali sehari. Pengobatan dilakukan maksimal selama 10 hari. Jika setelah digunakan secara rutin selama 3–5 hari infeksi belum membaik, berkonsultasilah dengan dokter.
Cara Menggunakan Bactoderm dengan Benar
Selalu gunakan Bactoderm sesuai dengan anjuran dokter dan aturan yang tertera pada kemasan. Jangan mengoleskan obat ini lebih sering, lebih banyak, atau lebih lama dari yang dokter sarankan.
Agar manfaat mupirocin dalam Bactoderm bekerja secara maksimal, gunakan obat ini dengan benar, seperti dijelaskan di bawah ini:
- Cucilah tangan Anda dengan sabun dan air sebelum mengoleskan Pibaksin ke kulit yang terinfeksi.
- Bersihkan pula area kulit yang terinfeksi dan keringkan dengan handuk secara lembut.
- Oleskan Bactoderm ke area kulit yang mengalami infeksi secara tipis-tipis.
- Tutup area yang diobati dengan kain kasa. Jangan menutup luka dengan perban berlapis atau yang dari plastik yang menghalangi sirkulasi udara.
- Jika obat ini tidak sengaja mengenai mata, hidung, atau mulut, segera bilas dengan air bersih.
- Bersihkan tangan dengan sabun setelah mengoleskan Bactoderm, kecuali kulit yang diobati adalah area tangan.
- Pastikan untuk mengoleskan Bactoderm pada waktu yang sama setiap harinya. Bila perlu, pasang alarm sebagai pengingat.
- Jika Anda lupa menggunakan obat ini sesuai jadwal, jangan oleskan salep ini lebih banyak pada jadwal pemakaian selanjutnya.
- Simpan obat ini dalam wadah tertutup setiap selesai digunakan, kemudian letakkan di tempat bersuhu ruang, kering, dan tidak terpapar sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Bactoderm dengan Obat Lain
Belum diketahui secara pasti apakah ada efek interaksi obat yang dapat timbul ketika Bactoderm digunakan bersama obat lain, Namun, untuk menghindari terjadinya interaksi obat, Anda dianjurkan untuk tidak menggunakan obat lain dengan Bactoderm tanpa seizin dokter, terutama obat atau krim yang dioleskan ke kulit.
Efek Samping dan Bahaya Bactoderm
Karena mengandung mupirocin, penggunaan Bactoderm dapat menyebabkan efek samping berikut ini:
- Iritasi ringan
- Kulit memerah atau mengalami ruam
- Kulit gatal
- Nyeri ketika ditekan
- Mual
Efek samping tersebut terbilang ringan karena akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari atau minggu. Namun, jika tidak kunjung hilang atau malah memburuk, sebaiknya konsultasikan kepada dokter. Konsultasi dapat dilakukan via chat atau bertemu langsung dengan dokter.
Pada beberapa kondisi, Bactoderm juga dapat memicu reaksi alergi obat dan efek samping serius berikut ini:
- Sulit bernapas atau menelan
- Sesak napas
- Bengkak pada tenggorokan atau lidah
- Kulit terasa perih atau seperti terbakar
- Nyeri dada
- Kulit berkerak atau terkelupas
- Demam
- Sakit perut yang parah
- Diare yang parah atau BAB berdarah
Jika efek samping tersebut muncul, segera periksakan diri ke dokter untuk memperoleh penanganan secepatnya.