Bahaya cat rambut biasanya berasal dari bahan kimia yang dikandungnya, seperti para-phenylenediamine (PPD), hidrogen peroksida, dan timbal asetat. Bahan kimia ini memang dapat mengoptimalkan pewarnaan rambut, tetapi juga dapat menimbulkan beberapa efek samping.
Mewarnai rambut memang menyenangkan. Pasalnya, kegiatan yang satu ini dapat membuat penampilan menjadi lebih stylish dan terlihat lebih muda.
Namun, dibalik semua manfaat tersebut, ternyata ada bahaya cat rambut yang mengintai Anda jika dilakukan terlalu sering. Hal ini dapat terjadi karena dalam produk cat rambut yang dijual di pasaran terkadang terdapat beberapa zat kimia berbahaya yang bisa memengaruhi kesehatan.
Risiko Kesehatan dari Cat Rambut
Terdapat tiga jenis utama produk cat rambut yang beredar di pasaran, yaitu permanen, semi permanen, dan sementara. Kandungan berbahaya yang ada di dalam cat rambut biasanya banyak ditemukan dalam produk cat rambut permanen.
Hal ini karena untuk mengubah warna rambut, cat rambut permanen membutuhkan bahan kimia paling keras untuk melakukan perubahan yang bertahan lama pada helaian rambut.
Perubahan warna ini dapat bertahan hingga rambut digantikan oleh pertumbuhan rambut-rambut baru, tetapi hal ini sudah cukup memberikan perubahan pada penampilan. Namun, Anda perlu ingat, bahwa manfaat ini tak lepas dari bahaya cat rambut yang mengintai jika Anda menggunakan cat rambut permanen secara terus menerus.
Berikut adalah beberapa bahaya cat rambut yang mungkin terjadi dan patut Anda pertimbangkan:
1. Alergi
Kasus alergi cat rambut umumnya disebabkan oleh bahan kimia yang bernama para-phenylenediamine (PPD). Orang yang alergi terhadap PPD biasanya akan merasakan gejala berupa ruam dan gatal di kulit kepala maupun wajah.
Sementara itu, reaksi alergi yang lebih parah (anafilaksis) dapat berupa kulit kemerahan, pusing, bahkan pembengkakan di mata, bibir, tangan, dan kaki. Kondisi ini harus segera ditangani karena berisiko menyebabkan sesak napas bila pembengkakan juga terjadi di saluran pernapasan.
Selain zat kimia PPD, bahaya cat rambut yang satu ini juga dapat disebabkan oleh kandungan hidrogen peroksida dalam produk cat rambut.
2. Iritasi kulit
Selain dapat menyebabkan alergi, PPD juga dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Ketika terpapar langsung dengan zat tersebut, kulit dapat mengalami iritasi. Beberapa orang yang mengalami iritasi akibat PPD akan mengeluhkan kulitnya menjadi merah, kering, pecah-pecah, bengkak, melepuh, dan terasa panas.
3. Rambut rusak
Untuk mengubah warna rambut, bahan kimia dalam cat rambut akan menghilangkan protein rambut untuk kemudian menggantikannya dengan warna yang diinginkan. Dengan begitu, struktur rambut dapat berubah dan perubahan warna rambut pun dapat terjadi.
Berubahnya struktur rambut bisa merusak batang rambut dan menyebabkannya menjadi lebih kering, kasar, dan rontok. Bahaya cat rambut yang satu ini dapat makin parah bila Anda tidak melakukan perawatan rambut dengan baik setelah melakukan pewarnaan rambut.
4. Gangguan pada mata
Secara tidak sengaja, terkadang percikan cat rambut dapat masuk ke mata. Jika hal ini terjadi, segera bilas mata Anda untuk membersihkannya. Jika tidak dibersihkan bisa menyebabkan gangguan pada mata.
Bahaya cat rambut yang satu ini dapat menimbulkan gangguan pada mata berupa cedera mata, mulai dari kemerahan dan iritasi sementara, hingga kebutaan. Namun, keparahan yang terjadi juga tergantung pada jenis bahan kimia dan seberapa banyak paparannya.
5. Kanker
Penelitian mengenai kaitan antara bahaya cat rambut dan kanker masih menjadi perdebatan. Namun, ini tetap berarti bahwa cat rambut bisa bersifat karsinogenik atau meningkatkan risiko terjadinya kanker. Penelitian terbanyak menunjukkan kaitan penggunaan cat rambut dengan risiko terjadinya leukemia, limfoma, kanker payudara, serta kanker kandung kemih.
Beberapa bahan kimia pada cat rambut yang dinilai dapat meningkatkan risiko terkena kanker antara lain adalah para-phenylenediamine (PPD), timbal asetat, dan coal tar. Bahan kimia tersebut bisa masuk ke dalam tubuh melalui pori-pori kulit kepala atau dihirup saat bernapas.
6. Kerusakan saraf
Beberapa produk cat rambut yang beredar di pasaran juga mengandung timbal asetat. Timbal asetat pada cat rambut diketahui dapat menyebabkan kerusakan otak dan saraf.
Meski secara internasional kandungan ini sudah dilarang, cat rambut yang belum melewati uji kelayakan mungkin saja masih mengandungnya. Jika menemukan timbal asetat dalam produk cat rambut, sebaiknya hindari penggunaan produk tersebut. Dengan begitu, Anda bisa terhindar dari bahaya cat rambut satu ini.
Tips Mewarnai Rambut dengan Aman
Jika mempertimbangkan kandungan bahan kimia dan bahaya cat rambut, sebaiknya Anda mulai membatasi kegiatan yang satu ini. Namun, jika Anda masih ingin mewarnai rambut, ada beberapa tips untuk mewarnai rambut dengan aman.
Berikut adalah beberapa tips dan petunjuk mewarnai rambut yang harus Anda ikuti agar tidak membahayakan kesehatan:
- Pilih cat rambut semi permanen dan berwarna terang karena cat rambut permanen dan berwarna gelap biasanya mengandung bahan kimia lebih banyak.
- Baca kemasan dengan teliti dan pastikan produk tersebut sudah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
- Baca kandungan yang ada pada kemasan produk.
- Ikuti instruksi yang terdapat pada produk mengenai cara pemakaiannya.
- Hindari mencampur produk yang berbeda karena dapat merusak rambut dan kulit kepala.
- Lindungi tangan Anda dengan sarung tangan saat mengecat rambut di rumah.
- Hindari mendiamkan cat rambut lebih lama dari waktu ditentukan pada panduan penggunaan produk.
- Bilas cat rambut sampai bersih dari kulit kepala sampai ke ujung rambut dan jangan sampai ada sisa cat rambut yang masih menempel.
- Jangan gunakan cat rambut untuk selain rambut kepala, misalnya untuk mewarnai alis atau bulu mata, karena bisa meningkatkan risiko infeksi hingga kebutaan.
- Hindari teknik bleaching karena dapat mengubah struktur rambut yang membuatnya lebih rentan terhadap kerusakan.
Untuk mengurangi risiko alergi akibat pemakaian cat rambut, sebaiknya lakukan uji alergi secara mandiri terlebih dahulu. Caranya adalah mengoleskan sedikit krim cat rambut pada bagian belakang telinga Anda, kemudian diamkan dan perhatikan reaksinya hingga 2 hari.
Jika selama itu Anda tidak merasakan gejala alergi, seperti rasa gatal, terbakar, atau kemerahan, kemungkinan akan aman bagi Anda untuk melanjutkan penggunaannya. Bila hasil tes ternyata sebaliknya, lebih baik cari produk cat rambut lain yang tidak menimbulkan reaksi alergi pada tubuh Anda.
Namun, jika Anda ragu dengan hasil tes alergi yang Anda lakukan di rumah, tidak ada salahnya bertanya dengan dokter. Dengan begitu dokter bisa memeriksa dan menjelaskan hasil tes alergi sehingga bahaya cat rambut pun bisa dihindari.