Air ketuban memiliki peranan penting bagi tumbuh kembang bayi di dalam kandungan. Namun, pada beberapa kondisi, Si Kecil justru bisa mengalami masalah kesehatan akibat keracunan air ketuban, lho. Dalam medis, kondisi ini disebut aspirasi mekonium.
Keracunan air ketuban atau aspirasi mekonium terjadi ketika janin atau bayi baru lahir menghirup air ketuban yang telah tercampur dengan feses pertamanya (mekonium). Hal ini dapat berlangsung sebelum, selama, atau setelah proses persalinan.
Penyebab Aspirasi Mekonium
Secara normal, bayi yang baru lahir akan mengeluarkan tinja pertamanya yang dikenal dengan mekonium. Tinja pertama ini memiliki tekstur yang lengket, kental, dan berwarna hijau gelap.
Keluarnya mekonium dalam 48 jam pertama kehidupan janin juga merupakan salah satu pertanda tidak adanya kelainan bawaan, seperti tidak terbentuknya anus (atresia ani).
Dalam proses kehamilan yang normal, janin seharusnya belum mengeluarkan mekonium saat masih berada dalam kandungan. Namun, pada beberapa keadaan, hal tersebut bisa saja terjadi
Sebagai contoh, saat janin mengalami stres atau ketika mengalami hipoksia (penurunan kadar oksigen), ia bisa mengeluarkan mekonium saat masih dalam kandungan. Akibatnya, mekonium dapat bercampur dengan air ketuban, sehingga meningkatkan risiko aspirasi mekonium.
Selain itu, ada pula beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko aspirasi mekonium, yaitu:
- Kesulitan persalinan atau persalinan yang lama
- Usia kehamilan lebih dari 40 minggu
- Adanya gangguan pada plasenta
- Adanya gangguan pertumbuhan janin
Lalu, Apakah Aspirasi Mekonium Berbahaya?
Aspirasi mekonium merupakan kondisi berbahaya yang dapat berakibat fatal, bahkan kondisi ini merupakan salah satu gejala gawat janin. Ini karena aspirasi mekonium bisa menyebabkan beberapa kondisi serius, seperti:
1. Gangguan pada salauran pencernaan
Mekonium yang tidak sengaja terhirup atau tertelan dapat mengganggu saluran pernapasan, bahkan bisa menyebabkan peradangan dan infeksi.
Saat saluran pernapasan Si Kecil tersumbat karena mekonium, paru-parunya dapat mengembang berlebihan. Pada tahap lanjut, hal ini bisa membuat paru-parunya pecah atau hancur.
2. Pneumothorax
Kerusakan paru-paru juga bisa menyebabkan keluarnya udara dari paru-paru yang kemudian menumpuk pada rongga dada dan menyebabkan pneumothorax. Hal ini akan membuat paru-paru sulit untuk mengembang kembali.
3. Kerusakan otak
Walaupun jarang terjadi, aspirasi mekonium dapat membatasi pasokan oksigen ke otak. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan otak yang permanen pada janin.
Mengingat keracunan ketuban atau aspirasi mekonium bisa membahayakan kesehatan bayi, maka pemeriksaan kehamilan perlu dilakukan secara rutin, agar setiap gangguan kehamilan dapat terdeteksi dan tertangani sejak dini oleh dokter.