Polusi udara tak hanya dapat merusak lingkungan, tetapi juga dapat mengganggu kesehatan. Setiap orang berisiko terkena dampak buruk polusi ini, terutama anak-anak. Ketahui apa saja bahaya polusi udara pada anak dan bagaimana cara mencegahnya.
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil polusi udara terbesar di dunia. Polusi tersebut berasal dari berbagai sumber, mulai dari asap kendaraan bermotor, pembakaran hutan dan sampah, asap pabrik dan industri, hingga asap rokok.
Akibat polusi di udara, banyak orang mengalami gangguan kesehatan, tak terkecuali anak-anak, khususnya anak usia di bawah 2 tahun. Hal ini karena mereka belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang cukup kuat untuk bisa melawan kuman atau zat berbahaya penyebab penyakit.
Selain itu, anak-anak juga rentan terkena dampak polusi udara karena laju pernapasan mereka lebih cepat daripada laju pernapasan orang dewasa, sehingga polusi yang mereka hirup bisa lebih banyak.
Meningkatnya Risiko Infeksi pada Anak Akibat Paparan Polusi
Polusi memang sudah menjadi permasalahan pelik di setiap negara sejak dulu. Riset berskala internasional yang digelar pada tahun 2018 menemukan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-11 dalam daftar negara yang paling banyak menghasilkan polusi udara di dunia, dengan Jakarta sebagai kota paling berpolusi.
Pernyataan tersebut diperjelas oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Dalam pernyataannya, Kemenkes RI menjelaskan bahwa kebanyakan polusi tersebut berasal dari penggunaan bahan bakar fosil, seperti bensin.
Hal yang perlu diwaspadai adalah bahaya polusi udara bisa menyerang siapa saja. Pada anak-anak, masalah kesehatan yang dapat terjadi akibat polusi udara sangat beragam dan bisa berakibat fatal.
Salah satu penyakit yang paling sering menimpa anak-anak adalah infeksi saluran pernapasan, seperti ISPA dan pneumonia. Penyakit infeksi ini juga berkaitan dengan polusi, karena udara yang kotor bisa mempermudah penyebaran kuman dan virus penyebab infeksi.
Selain gangguan pernapasan, anak-anak yang sering terpapar polusi udara juga rentan mengalami gangguan tumbuh kembang dan gangguan belajar.
Pada tahun 2016, infeksi saluran pernapasan terkait paparan polusi telah merenggut kurang lebih 600.000 nyawa anak-anak di seluruh dunia. Angka ini diperkirakan akan bertambah, mengingat temuan lain menunjukkan bahwa sekitar 1,8 miliar anak-anak di seluruh dunia terpapar polusi setiap harinya.
Menjauhkan Buah Hati dari Bahaya Polusi
Untuk mengurangi risiko Si Kecil terkena masalah kesehatan akibat polusi, Bunda dan Ayah dapat melakukan beberapa tips berikut ini:
1. Batasi penggunaan alat dan produk yang menimbulkan polusi
Mungkin Bunda dan Ayah tidak sadar bahwa ada banyak produk yang biasa ada di rumah ternyata merupakan sumber polusi udara. Beberapa di antaranya adalah obat nyamuk, pembersih lantai yang baunya menyengat, atau bahkan pengharum ruangan.
Untuk meminimalkan paparan polusi udara pada Si Kecil, batasi penggunaan produk-produk tersebut. Jika hendak menggunakannya, gunakanlah di ruangan lain yang jarang ditempati Si Kecil.
2. Gunakan AC dan penyaring udara (air purifier)
Bunda dan Ayah sering mengajak Si Kecil berpergian dengan mobil? Jika iya, pastikan pendingin udara mobil dihidupkan, ya. Buat suhunya tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas, yaitu antara 23–26o Celcius.
Bila perlu, pasang pembersih udara (air purifier) agar dapat menyaring polusi yang mungkin ada di dalam mobil. Bila memungkinkan, gunakan juga alat pembersih udara di rumah, terutama di ruangan yang sering ditempati Si Kecil, misalnya kamar tidur dan ruang bermainnya.
3. Jauhi asap rokok
Asap rokok merupakan jenis polusi udara yang paling banyak ditemui, tak hanya di tempat-tempat umum, tapi juga di dalam rumah. Jika ada anggota keluarga di rumah yang merokok, cara terbaik untuk menghindari Si Kecil dari bahaya asap rokok adalah dengan menghentikan kebiasaan tersebut atau meminta mereka untuk merokok di luar rumah.
4. Jaga kebersihan dan letakkan tanaman penyerap polusi di dalam rumah
Cara mencegah polusi yang alami, terjangkau, dan praktis adalah meletakkan tanaman di dalam rumah. Beberapa jenis tanaman tak hanya dapat mempercantik ruangan, tapi juga bisa menyerap polusi udara dalam ruangan, termasuk di rumah. Contoh tanaman yang dimaksud adalah lili paris, pohon Dracaena, dan bunga krisan.
Cara lain yang bisa dilakukan untuk menjauhkan anak dari bahaya polusi adalah:
- Pasangkan masker ke wajah anak saat bepergian ke luar rumah.
- Cuci tempat tidur anak sekali seminggu dengan air panas dan deterjen khusus anak.
- Jangan meletakkan barang-barang yang dapat menyimpan kotoran, seperti sepatu dan karpet, di kamar tidur anak atau di tempat lain yang banyak digunakan anak untuk beraktivitas.
- Pasang kipas hexos di kamar mandi dan dapur.
- Rapikan dan bersihkan rumah secara teratur.
- Hindari membuang sampah sembarangan.
5. Cukupi kebutuhan nutrisi Si Kecil
Di samping cara-cara di atas, Bunda dan Ayah juga perlu memastikan kebutuhan nutrisi Si Kecil terpenuhi.
Beragam asupan nutrisi, seperti protein, lemak baik, seperti omega-3 dan omega-6, serta prebiotik FOS : GOS, memiliki peran penting dalam mendukung tumbuh kembang dan kemampuan berpikir Si Kecil serta memperkuat sistem imunitas tubuhnya agar lebih kuat melawan penyakit.
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tersebut, Bunda dapat memberikan Si Kecil ASI beserta makanan sehat yang bergizi seimbang ketika ia sudah bisa makan makanan padat. Nutrisi penting ini juga bisa Bunda dapatkan dari susu pertumbuhan anak dengan formulasi khusus.
Agar tumbuh kembang dan kondisi kesehatan Si Kecil senantiasa baik, Bunda perlu menjauhkannya dari polusi serta mencukupi asupan nutrisi Si Kecil dengan memberikannya makanan yang kaya akan nutrisi penting seperti omega-3, omega-6, dan prebiotik FOS : GOS.