Balance bike untuk anak memiliki bentuk yang berbeda dari sepeda anak biasa, karena sepeda ini tidak memiliki pedal. Tak hanya berdesain unik, balance bike juga dikatakan dapat memberikan beragam manfaat untuk anak.
Dulu anak-anak biasanya belajar bersepeda menggunakan sepeda roda tiga atau sepeda roda empat. Namun, kini ada sepeda model baru untuk anak-anak belajar naik sepeda, yaitu balance bike.
Berbeda dengan sepeda pada umumnya, balance bike tidak memiliki rantai dan pedal. Untuk mengendarainya, anak hanya perlu mendorongnya dengan kaki dan menjaga keseimbangan tubuhnya.
Sadel atau dudukan sepeda pada balance bike dibuat rendah, sehingga anak dapat menapakkan kakinya. Sepeda ini bisa mulai diperkenalkan kepada anak sejak ia bisa berjalan dan berlari, yaitu sekitar usia 18 bulan.
Balance bike juga memiliki bobot yang lebih ringan daripada sepeda anak biasa, sehingga mudah dikendarai oleh batita. Meski begitu, sepeda ini juga masih bisa digunakan hingga anak berusia 4 tahun.
Manfaat Balance Bike untuk Anak
Balance bike dapat memberikan beragam manfaat bagi tumbuh kembang dan kesehatan anak. Beberapa manfaat balance bike untuk anak adalah:
1. Melatih anak naik sepeda
Balance bike bisa digunakan untuk membantu anak belajar naik sepeda sebelum beralih ke sepeda anak yang berpedal.
Menggunakan balance bike dinilai lebih efektif daripada sepeda roda tiga atau sepeda roda empat, karena anak bisa melatih keseimbangannya. Hal ini menjadikan transisi ke sepeda roda dua dengan pedal akan lebih mudah.
2. Melatih keseimbangan
Dalam kegiatan sehari-hari, anak membutuhkan keseimbangan yang baik. Misalnya, saat berjalan, berlari, dan membungkuk untuk mengikat sepatu.
Untuk mendukung keseimbangan tubuh, dibutuhkan otot punggung, tungkai, dan kaki yang kuat. Otot-otot ini bisa terlatih bila anak aktif bergerak atau berolahraga. Salah satu pilihan olahraga yang baik untuk melatih keseimbangan tubuh anak serta memperkuat otot punggung, tungkai, dan kakinya adalah dengan balance bike.
3. Melatih koordinasi
Mengendarai balance bike bisa melatih koordinasi telinga, mata, sendi, dan otot anak. Selain itu, gerakan maju, mundur, berbelok, dan berhenti akan mengasah fokus dan konsentrasi anak.
4. Membangun kedekatan emosional
Belajar naik sepeda dengan bimbingan orang tua bisa menjadi kegiatan yang mampu membangun kedekatan emosional. Momen pertama anak mengendarai sepeda roda sering kali menjadi momen masa kecil yang tak terlupakan.
5. Menyehatkan fisik dan mental
Melakukan aktivitas fisik yang menyenangkan, seperti berlatih menggunakan balance bike, bukan hanya bermanfaat bagi anak untuk melatih fisiknya, melainkan juga sebagai sarana untuk mengekspresikan diri, membangun rasa percaya diri, dan mengeksplorasi lingkungan sekitar.
Olahraga rutin juga bisa mengurangi stres pada anak dan membuat mereka lebih bahagia, sehingga risiko mereka untuk terkena depresi akan lebih rendah.
Riset menyebutkan bahwa anak-anak yang rutin bermain di luar rumah atau di sekitar halaman rumah berisiko lebih rendah untuk terkena rabun jauh. Selain itu, paparan sinar matahari saat bermain di luar rumah juga bisa meningkatkan kadar vitamin D di dalam tubuh anak.
Sebagian orang tua mungkin khawatir anak akan terjatuh. Namun, saat terjatuh itulah, anak akan belajar untuk mengoordinasi gerakan tubuhnya dengan baik.
Untuk mencegah anak terluka atau cedera, orang tua bisa memakaikannya alat pelindung diri, seperti helm, pelindung siku, dan pelindung lutut, saat ia bermain balance bike. Selain itu, atur sadel sesuai tinggi badan anak, sehingga ia mudah menapakkan kakinya.
Ingatlah pula untuk selalu mengawasi anak saat bermain balance baik dan jangan biarkan anak bermain sendirian tanpa pengawasan.
Mahir mengendarai sepeda roda dua merupakan salah satu keahlian yang penting untuk dikuasai anak. Namun, tidak semua anak bisa cepat mempelajarinya, terlebih jika ia memiliki gangguan keseimbangan tubuh atau masalah tumbuh kembang.
Apabila Si Kecil terlihat kesulitan menggunakan balance bike untuk anak atau bila ia memiliki kondisi medis tertentu, sebaiknya konsultasikan kepada dokter. Dengan begitu, dokter dapat melakukan pemeriksaan dan menentukan jenis permainan atau olahraga lain yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Si Kecil.