Batuk kronis adalah batuk yang sudah berlangsung lebih dari 2 bulan pada orang dewasa, atau 1 bulan pada anak-anak. Pada orang dewasa, batuk kronis paling sering disebabkan oleh kebiasaan merokok dan TBC. Sedangkan pada anak-anak, kondisi ini paling sering disebabkan oleh asma.
Batuk kronis dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan membuat penderitanya sulit tidur. Tergantung penyebabnya, batuk kronis dapat disertai dahak dan sakit tenggorokan.
Penyebab Batuk Kronis
Batuk kronis dapat disebabkan oleh satu atau beberapa beberapa kondisi berikut:
- COVID-19
- Infeksi, seperti TBC, batuk rejan, atau pneumonia
- Asma
- Penyakit refluks asam lambung
- Radang saluran pernapasan (bronkitis)
- Kebiasaan merokok
- Efek samping obat untuk hipertensi jenis ACE inhibitor, misalnya captopril
Meskipun jarang, batuk kronis juga dapat dipicu oleh:
- Bronkiolitis
- Bronkiektasis
- Penyakit cystic fibrosis
- Penyakit paru interstisial
- Kanker paru-paru
- Sarkodiosis
- Gagal jantung
Batuk kronis juga menjadi salah satu gejala panjang atau long-haul COVID-19. Pada kondisi ini, batuk dapat terjadi dalam hitungan minggu atau bulan setelah penderita sembuh dari infeksi COVID-19.
Gejala Batuk Kronis
Batuk kronis adalah gejala dari suatu kondisi atau penyakit yang telah disebutkan di atas. Selain batuk yang berlangsung lama, gejala lain yang muncul tergantung pada penyebabnya.
Gejala lain yang dapat menyertai batuk kronis adalah:
- Pilek atau hidung tersumbat
- Dahak di tenggorokan
- Sakit tenggorokan
- Suara serak
- Sesak napas
- Nyeri ulu hati
- Mulut terasa pahit
Kapan harus ke dokter
Segera temui dokter bila mengalami batuk yang berlangsung berminggu-minggu, terutama bila disertai dengan gejala berikut:
- Keringat di malam hari
- Demam
- Berat badan turun drastis
- Nyeri dada
- Batuk darah
- Sesak napas
Diagnosis Batuk Kronis
Untuk mencari tahu penyebab batuk kronis, dokter akan bertanya mengenai gejala yang dialami, kemudian melakukan pemeriksaan fisik. Selanjutnya, untuk memastikan penyebab tersebut, dokter akan menjalankan beberapa pemeriksaan lanjutan, yaitu:
- Tes fungsi paru, untuk mengukur kapasitas paru-paru
- Tes dahak, untuk memeriksa kemungkinan infeksi bakteri
- Pemindaian dengan foto Rontgen dada dan CT scan, untuk melihat kondisi paru-paru
- Endoskopi, untuk melihat kondisi kerongkongan dan lambung
- Bronkoskopi, untuk melihat kondisi bronkus
- Biopsi, atau pengambilan sampel jaringan dari saluran pernapasan, untuk diteliti di laboratorium
Pengobatan Batuk Kronis
Penanganan batuk kronis akan disesuaikan dengan penyebabnya. Pada batuk kronis yang disebabkan oleh kebiasaan merokok, dokter akan menganjurkan pasien untuk berhenti merokok. Sedangkan bila batuk kronis disebabkan oleh efek samping obat, dokter akan meresepkan obat lain.
Dokter juga dapat meresepkan obat-obatan untuk mengatasi batuk kronis, antara lain:
- Antibiotik, seperti azithromycin dan cefuroxime
- Antihistamin, seperti cetirizine dan fexofenadine
- Kortikosteroid, seperti budesonide dan fluticasone
- Penghambat pompa proton, seperti omeprazole dan lanzoprazole
- Dekongestan, seperti pseudoephedrine
- Antagonis H2, seperti cimetidine dan famotidine
- Antasida
Bila batuk yang dialami sangat mengganggu, dokter akan meresepkan obat untuk mengurangi batuk, seperti dextomethorphan atau codeine.
Komplikasi Batuk Kronis
Batuk kronis sebaiknya segera ditangani. Jika tidak kunjung sembuh, batuk kronis dapat sangat mengganggu dan berisiko memicu sejumlah komplikasi berikut:
- Sulit tidur
- Muntah
- Hernia
- Sakit kepala
- Inkontinensia urine
- Retak tulang rusuk
- Prolaps rektum
- Pingsan
Pencegahan Batuk Kronis
Selain dapat membantu meredakan gejala, beberapa langkah di bawah ini dapat dilakukan untuk mencegah batuk kronis:
- Jangan merokok dan jauhi lingkungan perokok.
- Minum air putih setidaknya delapan gelas sehari.
- Konsumsi makanan yang tinggi serat, seperti buah dan sayur.
- Hindari kontak dengan orang sakit, terutama penderita pneumonia dan bronkitis.
- Konsumsi permen pelega tenggorokan (lozenges).
- Hindari paparan debu atau polusi udara.
- Hindari makan berlebihan dan jangan berbaring minimal 3 jam setelah makan, terutama bila menderita refluks asam lambung (GERD).
- Gunakan obat-obatan untuk asma sesuai dengan anjuran dokter.