Bau badan adalah aroma tidak sedap yang timbul akibat keringat yang bercampur dengan kuman di kulit. Kondisi ini bisa membuat seseorang tidak nyaman dan tidak percaya diri. Namun, bau badan dapat diatasi dengan upaya sederhana, mulai dari perubahan pola hidup.

Berkeringat merupakan proses alami tubuh untuk menyesuaikan suhu badan dengan lingkungan. Tubuh umumnya berkeringat saat cuaca panas atau setelah olahraga. Keringat itu sendiri normalnya tidak memiliki bau. Namun, keringat yang bercampur dengan bakteri atau jamur di kulit dapat menimbulkan keluhan bau badan

Bau Badan

Pada beberapa orang, bau badan mungkin tidak terlalu mengganggu dan bisa ditangani dengan memakai deodoran. Akan tetapi, pada sebagian orang lainnya, bau badan bisa sangat tajam dan mengganggu, bahkan tidak membaik meski telah memakai deodoran.

Penyebab dan Faktor Risiko Bau Badan

Penyebab bau badan adalah bakteri atau jamur yang hidup di kulit dan bercampur dengan keringat. Bakteri dan jamur ini akan memecah lemak dan senyawa lain yang terkandung dalam keringat. Proses inilah yang akan menyebabkan bau badan.

Di samping itu, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang lebih mudah mengalami bau badan, yaitu:

  • Jenis kelamin pria, karena cenderung memiliki kelenjar keringat yang lebih besar dan bisa berkeringat lebih banyak.
  • Faktor genetik, misalnya memiliki beberapa anggota keluarga yang juga bermasalah bau badan.
  • Kurang menjaga kebersihan tubuh, misalnya tidak segera mengganti pakaian yang basah atau tidak mandi setelah berolahraga, sehingga makin banyak bakteri dan jamur yang berkembang biak di kulit. 
  • Peningkatan produksi keringat, misalnya akibat cuaca panas, olahraga, demam, obesitas, stres, atau hipertiroidisme.
  • Konsumsi makanan atau minuman yang membuat banyak berkeringat, misalnya makanan pedas, makanan yang mengandung MSG, minuman beralkohol, atau minuman berkafein.
  • Perubahan hormon, misalnya akibat menstruasi, kehamilan, atau menopause, yang dapat membuat seseorang lebih mudah berkeringat.
  • Hiperhidrosis, yaitu kondisi yang menyebabkan tubuh banyak berkeringat meski tidak ada pemicu dari luar, seperti cuaca panas atau olahraga.
  • Konsumsi makanan penyebab bau badan, misalnya bawang merah, bawang putih, kubis, brokoli, kembang kol, daging merah, atau minuman beralkohol.
  • Penyakit tertentu, seperti penyakit liver, penyakit ginjal, atau diabetes, atau fenilketonuria, yang bisa menyebabkan bau badan berubah.
  • Infeksi kulit, misalnya infeksi bakteri di folikel rambut ketiak (trichomycosis axillaris), kandidiasis kulit di lipatan ketiak, atau infeksi bakteri di permukaan kulit (eritrasma)

Gejala Bau Badan

Setiap orang memiliki bau badan khas masing-masing dan biasanya merupakan kondisi yang normal. Namun, bau badan yang disertai dengan gejala lain bisa menunjukkan adanya kondisi atau penyakit tertentu. Gejala-gejala tersebut antara lain:

  • Banyak berkeringat 
  • Kulit hampir selalu lembap akibat keringat
  • Sering terjadi iritasi, gatal, atau infeksi kulit pada area tubuh yang rentan berkeringat
  • Bau badan tercium seperti pemutih (amonia), sulfur, atau amis, dan sangat menyengat
  • Ruam kemerahan, gatal, atau keluar cairan berbau tidak sedap jika disebabkan oleh infeksi

Kapan harus ke dokter

Bila bau badan mengganggu kepercayaan diri atau bahkan sampai mengganggu aktivitas, Anda bisa berkonsultasi online melalui Chat Bersama Dokter. Pada sesi konsultasi online, dokter akan memberikan saran untuk mengurangi bau badan, atau menyarankan pengobatan jika diperlukan. 

Bila bau badan diperkirakan terjadi karena alasan medis, misalnya hiperhidrosis, dan membutuhkan tindakan medis tertentu, dokter bisa merujuk Anda ke dokter spesialis di rumah sakit terdekat.  

Diagnosis Bau Badan

Diagnosis bau badan dimulai dengan tanya jawab mengenai kondisi pasien, misalnya:

  • Gejala yang muncul dan durasinya
  • Penyakit yang sedang diderita
  • Kebiasaan Anda dalam membersihkan diri
  • Jenis produk yang sudah digunakan untuk menghilangkan bau badan

Pada umumnya, tanya jawab saja sudah cukup bagi dokter untuk memperkirakan penyebab bau badan. Namun, jika pasien memiliki riwayat penyakit atau gejala lain yang bisa berkontribusi dalam bau badan, dokter dapat menyarankan pemeriksaan tambahan, seperti tes darah atau tes urine.

Penanganan Bau Badan

Bau badan dapat ditangani dengan perawatan mandiri atau tindakan medis dari dokter. Perawatan mandiri yang dapat Anda lakukan untuk menghilangkan bau badan adalah:

Perawatan mandiri

Deodoran dan antiperspiran merupakan pilihan pertama untuk mengatasi bau badan. Kedua produk ini memiliki fungsi yang berbeda dalam mengatasi bau badan. Deodoran dapat meningkatkan keasaman kulit sehingga bakteri berhenti tumbuh, sedangkan antiperspiran bekerja dengan cara mengurangi produksi keringat.  

Biasanya, bau badan cukup diatasi dengan penggunaan deodoran. Namun, bau badan terkadang masih tetap tercium meski telah menggunakan deodoran. Pada kondisi ini, antiperspiran mungkin dibutuhkan untuk menghilangkan keringat sehingga tidak terjadi percampuran antara bakteri dan keringat.

Penggunaan antiperspiran dan deodoran sekaligus juga bisa dilakukan untuk menghilangkan bau badan secara maksimal. Antiperspiran biasanya digunakan pada malam hari sebelum tidur, sedangkan deodoran dipakai pada pagi hari setelah mandi.

Selain itu, yang tidak boleh dilewatkan dalam penanganan bau badan adalah menjaga kebersihan badan dan menerapkan pola hidup sehat, seperti:

  • Membersihkan badan dengan menyeluruh ketika mandi, terutama pada area lipatan tubuh, seperti ketiak dan selangkangan
  • Menggunakan sabun antibakteri untuk mandi dan mengganti handuk yang sudah kotor
  • Menggunakan pakaian longgar dan terbuat dari bahan yang dapat menyerap keringat, seperti katun
  • Memperbanyak minum air putih, karena dehidrasi dapat membuat keringat menjadi lebih pekat dan berbau lebih menyengat
  • Membatasi konsumsi makanan yang dapat menyebabkan bau badan, misalnya bawang merah atau bawang bombai

Tindakan medis dari dokter

Jika bau badan disebabkan oleh infeksi kulit, penanganan awalnya meliputi obat oles atau obat minum untuk mengatasi infeksi. Obat ini bisa didapatkan melalui konsultasi langsung dengan dokter atau secara online di Chat Bersama Dokter.

Sementara jika bau badan disebabkan oleh hiperhidrosis, dokter bisa menyarankan tindakan seperti:

  • Suntik botulinum toxin atau botox di ketiak, untuk mengurangi jumlah keringat secara sementara
  • Operasi, untuk mengangkat kelenjar keringat atau mencegah sinyal yang mencapai kelenjar keringat

Komplikasi Bau Badan

Bau badan yang menyengat, terutama yang disadari oleh orang lain, dapat membuat seseorang menjadi tidak percaya diri. Hal ini dapat berdampak pada aspek sosial dan produktivitas seseorang, misalnya membuat seseorang enggan untuk aktif bergerak atau berinteraksi dengan orang lain. 

Pencegahan Bau Badan

Bau badan tidak selalu bisa dicegah. Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi kondisi ini, yaitu:

  • Mandi secara teratur, dua kali sehari
  • Tidak menunda mandi setelah berolahraga atau melakukan aktivitas yang mengeluarkan banyak keringat 
  • Mengenakan pakaian dengan bahan yang menyerap keringat, seperti katun
  • Mencukur bulu ketiak secara teratur untuk mengurangi kelembapan pada area tersebut yang bisa memicu pertumbuhan bakteri
  • Mengelola stres dengan baik, misalnya meluangkan waktu bersama teman atau pasangan untuk mencoba tempat makan baru di tengah kesibukan
  • Membatasi konsumsi makanan yang menyebabkan bau badan, seperti bawang merah, bawang putih, atau daging merah