Bayi baru lahir memang masih dalam tahap penyesuaian dengan kehidupan di luar kandungan. Namun, di usianya yang baru beberapa hari, ia sudah mampu melakukan beberapa gerakan refleks, seperti membuka mulut ketika Bunda mendekatkan puting payudara ke bibirnya.
Sejak dalam kandungan, bayi sudah mampu mendengar dan merespons dengan gerakan. Kemampuan alami bayi ini terus berkembang setelah ia lahir.
Saat baru lahir, otak bayi akan mengalami perkembangan dengan sangat pesat. Bayi baru lahir mulai mengenal dan belajar banyak hal tentang lingkungan di sekitarnya agar dapat membiasakan diri dengan kehidupan di luar rahim.
Indikator Perkembangan Bayi Baru Lahir
Ada beberapa indikator perkembangan bayi baru lahir. Berikut ini adalah penjelasannya:
Ukuran dan berat bayi baru lahir
Berdasarkan data WHO, bayi baru lahir berjenis kelamin laki-laki rata-rata memiliki berat badan sekitar 3,4 kg dengan panjang 49,9 cm. Sementara itu, bayi berjenis kelamin perempuan memiliki rata-rata berat sekitar 3,2 kg dengan panjang 49,2 cm.
Untuk beberapa kondisi, seperti bayi terlahir prematur, bayi bisa saja terlahir dengan berat badan kurang.
Kemampuan motorik atau gerakan refleks bayi baru lahir
Bayi terlahir dengan beberapa gerakan refleks yang bahkan dapat ia lakukan dalam keadaan tidur. Beberapa gerakan refleks yang dapat ditunjukkan bayi adalah:
- Melengkungkan punggung seperti saat masih berada dalam kandungan
- Menangis kencang ketika terkejut mendengar suara keras
- Meregangkan tangan dan kaki secara tiba-tiba
Refleks ini disebut juga dengan refleks Moro dan akan hilang dalam beberapa bulan ke depan setelah bayi lahir.
Seiring waktu, gerakan refleks bayi baru lahir akan semakin berkembang, misalnya bayi akan mendorong lidahnya keluar ketika ada sesuatu yang diletakkan di dalam mulutnya dan refleks berupa ibu jari kaki bayi yang melengkung ke belakang saat telapak kakinya diusap lembut. Refleks ini dikenal juga dengan refleks Babinski.
Kemampuan mengisap ASI bayi baru lahir
Bayi yang baru lahir umumnya menghabiskan waktu sekitar 16 jam dalam sehari untuk tidur. Meski demikian, jam tidurnya bisa jadi akan terputus-putus hingga 8 kali tidur. Bayi biasanya akan bangun untuk minum ASI setiap 2–3 jam sekali. Namun, jadwal ini bisa berbeda-beda pada setiap bayi.
Bayi baru lahir juga dapat mencium aroma ASI dan secara alami akan menengok serta membuka mulutnya ketika Bunda meletakkan puting pada pipi dan sudut bibirnya.
Gerakan tersebut ia lakukan untuk menyusu dan secara alami dapat langsung mengisap payudara untuk mendapatkan ASI. Hal inilah yang menjadi langkah dasar inisiasi menyusui dini (IMD). Kemampuan ini juga membuat bayi baru lahir merasa lebih nyaman berada di dalam dekapan dada ibunya.
Meski baru lahir, bayi juga sudah dapat mengecap dan merasakan pahit dan manis, bahkan dengan kemampuan yang lebih tajam daripada orang dewasa. Sementara itu, rasa asin baru dapat bayi rasakan saat usianya mencapai 5 bulan.
Berbagai Kondisi Bayi Baru Lahir yang Perlu Diwaspadai
Setiap anak melalui tahap tumbuh kembang yang berbeda-beda dan unik. Oleh karena itu, Bunda tidak perlu khawatir bila bayi baru lahir belum menunjukkan tanda-tanda perkembangan sesuai usianya.
Namun, Bunda perlu segera memeriksakan Si Kecil ke dokter bila ia mengalami kondisi berikut ini:
- Tidak buang air kecil atau buang air kecil kurang dari 6 kali setelah usianya 5 hari
- Sudah 48 jam tidak buang air besar
- Ubun-ubun terlihat cekung
- Tidak mau menyusu
- Terdapat jeda lebih dari 10 detik setiap mengambil napas
- Sulit dibangunkan dari tidur
- Tali pusat mengeluarkan bau tidak sedap, nanah, atau darah
- Dada, lengan, kaki, dan mata berwarna kekuningan
- Tidak mampu menyusu dengan benar
- Muntah cairan berwarna kuning atau hijau
- Demam tinggi
Penting untuk selalu memenuhi kebutuhan nutrisi bayi baru lahir melalui pemberian ASI secara rutin. Hal ini karena ASI merupakan satu-satunya sumber nutrisi yang dapat ia konsumsi dan paling sempurna untuk mendukung tumbuh kembangnya.
Jika Bunda masih memiliki pertanyaan seputar perkembangan bayi baru lahir atau Si Kecil menunjukkan gejala yang perlu diwaspadai di atas, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter agar dapat dilakukan penanganan yang sesuai.