Bukan hanya orang dewasa, bayi juga bisa mengalami anemia lho, Bun. Anemia pada bayi tidak boleh dibiarkan, karena bisa menimbulkan masalah kesehatan bahkan menghambat tumbuh kembang Si Kecil.
Anemia adalah kondisi saat kadar hemoglobin dan sel darah merah berada di bawah rentang normal. Salah satu jenis anemia yang paling sering dialami oleh bayi adalah anemia akibat kekurangan zat besi.
Beberapa gejala yang dapat muncul saat bayi mengalami anemia adalah kulitnya terlihat pucat, tampak lesu dan tidak bersemangat, nafsu makannya menurun, dan tumbuh kembangnya terhambat.
Penyebab Anemia pada Bayi
Anemia pada bayi tidak bisa dianggap sepele. Jika tidak segera ditangani, anemia dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Penanganan anemia pada bayi perlu disesuaikan dengan penyebabnya. Berikut ini adalah beberapa penyebab anemia pada bayi:
1. Produksi sel darah merah yang kurang
Sebagian besar bayi mengalami anemia pada beberapa bulan pertama setelah lahir. Hal ini normal dan dikenal dengan istilah anemia fisiologis. Anemia jenis ini terjadi karena bayi mengalami pertumbuhan yang cepat, sehingga tubuhnya memerlukan waktu untuk mengejar produksi sel darah merah hingga jumlahnya memadai.
2. Kehilangan banyak darah
Biasanya, kehilangan banyak darah yang dialami bayi disebabkan oleh perdarahan. Perdarahan bisa terjadi karena proses pengambilan darah secara rutin selama bayi mendapat perawatan medis atau karena kerusakan pada organ dalamnya, misalnya perdarahan di saluran cerna.
3. Sel darah cepat rusak
Anemia pada bayi yang disebabkan oleh kerusakan sel darah umumnya terjadi saat bayi mengalami ABO inkompatibilitas, yaitu ketidakcocokan darah bayi dengan ibu. Selain itu, kerusakan sel darah juga bisa terjadi jika bayi mengalami sickle cell anemia atau thalassemia.
Cara Menangani Anemia pada Bayi
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, penanganan anemia pada bayi akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Jika anemia disebabkan oleh perdarahan, maka penanganannya dilakukan dengan menghentikan perdarahan dan mengganti darah yang hilang lewat transfusi darah.
Jika penyebab anemia karena kurang zat besi, maka penanganannya adalah:
Pemberian makanan tinggi zat besi
Jika bayi sudah berusia di atas 6 bulan, dokter akan menyarankan agar menu MPASI bayi dilengkapi dengan beragam makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging, telur, kacang-kacangan, brokoli, dan sereal yang sudah diperkaya dengan zat besi.
Pemberian suplemen zat besi
Jika diperlukan, dokter juga akan meresepkan suplemen zat besi dalam bentuk tetes. Namun, suplemen ini umumnya memiliki rasa tidak enak dan agak berbau. Biasanya, dokter akan menyarankan untuk mencampur suplemen ini ke dalam makanan atau minuman bayi.
Anemia pada bayi perlu dikenali sedini mungkin dan tidak boleh dibiarkan berlarut-larut, karena dapat mengganggu tumbuh kembangnya. Untuk memantau kondisi kesehatan dan tumbuh kembang Si Kecil, Bunda perlu rutin memeriksakannya ke dokter atau ke posyandu.