Bayi tengkurap merupakan salah satu pencapaian dalam proses tumbuh kembangnya. Namun, ketika hal ini dilakukan saat mereka tertidur, risiko kesehatan yang berbahaya bisa mengintai buah hati Anda.
Menurut para ahli, bayi yang tidak diajari tengkurap lebih berisiko mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik mereka. Dengan tengkurap, bayi dapat belajar untuk mulai berguling, duduk, merangkak, menjaga kepala tetap tegak, dan bahkan berdiri .
Namun selain membawa manfaat, ternyata posisi tengkurap juga dapat membahayakan bayi. Yuk, simak keuntungan dan risiko bayi tengkurap di bawah ini.
Manfaat Tengkurap pada Bayi
Berikut adalah beberapa keuntungan tengkurap pada bayi yang perlu Anda ketahui:
- Membantu memperkuat punggung dan bahu bayi.
- Memperkuat otot leher bayi agar dia dapat mengendalikan gerakan kepala secara menyeluruh.
- Melatih bayi untuk melihat ke atas, ke bawah, dan sekelilingnya. Hal ini juga bertujuan untuk mengembangkan kemampuan koordinasi dan mengikuti sesuatu dengan matanya.
- Mencegah bentuk kepala bayi datar di satu sisi saja, alias peang. Kondisi ini disebut juga dengan plagiocephaly atau flat head syndrome.
- Membantu bayi menggerakkan otot-otot tungkai, kaki, dan tangan.
Namun ingat, jangan pernah meninggalkan bayi tanpa pengawasan selama dia tengkurap, atau meninggalkan bayi tengkurap hingga tertidur. Posisi tidur bayi dalam keadaan tengkurap ini justru berisiko menimbulkan gangguan kesehatan.
Risiko Bayi Tidur Tengkurap
Bayi yang tidur tengkurap memiliki risiko tinggi mengalami sudden infant death dyndrome (SIDS) atau sindrom kematian mendadak pada bayi. Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa hal, yaitu:
- Tengkurap membuat bayi menghirup kembali udara yang telah dikeluarkan, hingga menyebabkan penumpukan karbon dioksida dan penurunan kadar oksigen dalam tubuhnya.
- Tengkurap berisiko menyebabkan sumbatan pada saluran pernapasan bayi. Penyumbatan saluran napas ini bisa mengurangi pasokan oksigen dalam tubuh bayi.
- Tengkurap membuat bayi kepanasan.
Risiko sindrom kematian bayi mendadak umumnya terjadi pada kisaran usia 0–6 bulan. Bayi yang lahir prematur atau dengan berat badan lahir rendah lebih rentan mengalami SIDS.
Tidak hanya itu, bayi yang menderita refluks asam lambung parah juga bisa mengalami sleep apnea jika tidur tengkurap. Oleh karena itu, periksakan Si Kecil ke dokter untuk memastikan refluks asam lambung yang dideritanya dan mendapatkan penanganan yang sesuai.
Untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan, para orang tua disarankan untuk menidurkan bayi dalam posisi telentang hingga dia berusia satu tahun.
Setelah Si Kecil cukup kuat untuk berguling sendiri serta dapat menopang kepala dan badan dengan baik, Anda tidak perlu khawatir jika dia tiba-tiba tidur tengkurap.
Melatih bayi tengkurap bisa dimulai sejak usianya 2 bulan. Awali latihan dengan membiarkan bayi berbaring tengkurap selama 5 menit per hari. Namun ingat, jangan biarkan bayi tengkurap dalam waktu yang terlalu lama, dan pastikan posisi tidur bayi telentang guna
mencegah risiko SIDS.Segera bawa ke rumah sakit jika bayi tengkurap mengalami henti napas atau wajahnya membiru, kesulitan bernapas, atau tidak sadarkan diri.