Hipopigmentasi merupakan kondisi yang menyebabkan sebagian warna kulit menjadi lebih terang dibanding warna kulit sekitarnya. Hipopigmentasi disebabkan oleh kurangnya pigmen melanin, yaitu zat alami pemberi warna kulit.
Hipopigmentasi bisa disebabkan oleh berbagai macam kondisi kulit. Sebagian besar kasus hipopigmentasi tidak tergolong serius dan dapat diberikan pengobatan. Namun pada orang dengan kulit gelap, hipopigmentasi akan terlihat lebih jelas dan dapat memicu rasa tidak percaya diri, terutama jika terjadi di bagian kulit yang terbuka.
Mengenali Penyebab Hipopigmentasi
Penyebab umum dari hipopigmentasi adalah riwayat kerusakan pada jaringan kulit, seperti infeksi kulit, lecet, luka bakar, hingga trauma lain pada kulit. Namun, kelainan genetik juga mungkin menyebabkan hipopigmentasi.
Untuk mengetahui lebih jelas apa penyebab dari hipopigmentasi dan apa dampaknya, simak penjelasan berikut ini:
1. Vitiligo
Hipopigmentasi dapat disebabkan oleh vitiligo, yaitu kelainan autoimun yang menyebabkan rusaknya sel penghasil pigmen. Akibatnya, muncul bercak putih halus pada kulit. Kelainan ini bisa berlangsung lama dan menyebabkan bercak putih membesar. Pada sebagian orang, bercak ini bisa muncul di seluruh tubuh.
2. Albinisme
Albinisme adalah kelainan genetik langka yang menyebabkan tidak terbentuknya enzim yang membantu menghasilkan melanin. Akibatnya, produksi melanin jadi terbatas. Seorang albino (penderita albinisme) memiliki pigmentasi yang kurang pada kulit, rambut dan mata. Kelainan ini lebih sering terjadi pada orang kulit putih.
3. Lichen sclerosus
Hipopigmentasi juga dapat disebabkan oleh lichen sclerosus, yaitu gangguan kulit yang sering menyerang area genital dan anus. Lichen sclerosus bisa terjadi pada siapa saja, namun wanita menopause lebih berisiko untuk mengalaminya.
Lichen sclerosus tidak hanya menyebabkan munculnya bercak putih pada area kulit yang terkena, tapi juga membuat kulit menjadi keriput, terasa gatal dan mudah berdarah jika tergores.
4. Pytiriasis alba
Meski diketahui bukan tergolong penyakit menular, hingga kini penyebab pasti dari pytiriasis alba belum diketahui secara jelas. Kondisi ini diduga merupakan salah satu bentuk ringan dari eksim atau alergi pada kulit.
Hipopigmentasi pada ptyriasis alba paling sering terjadi pada wajah, namun bisa juga di leher, dada, punggung dan lengan atas. Munculnya hipopigmentasi sering dikaitkan dengan paparan sinar matahari. Awalnya, bercak hipopigmentasi tidak langsung berwarna pucat atau putih, melainkan merah muda dan bersisik.
5. Infeksi
Keluhan hipopigmentasi dapat pula diakibatkan oleh proses infeksi, diantaranya adalah pytiriasis versicolor atau sering dikenal dengan panu dan lepra yang juga diketahui sebagai kusta.
Panu disebabkan oleh infeksi jamur yang tumbuh pada permukaan kulit dan menimbulkan bercak hipopigmentasi, sedangkan kusta disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae, yang pada fase awal ditandai dengan bercak hipopigmentasi yang mati rasa.
6. Hipopigmentasi pasca inflamasi
Bekas luka yang sembuh setelah peradangan bisa mengalami hipopigmentasi. Ini bisa terjadi pada luka akibat penyakit kulit maupun cedera terutama luka bakar, seperti terkena knalpot, tersiram air panas, atau iritasi paparan bahan kimia.
Mengobati Hipopigmentasi dengan Tepat
Dokter dapat mendiagnosis hipopigmentasi berdasarkan penampakan kelainan pada kulit, mulai dari bentuk, ukuran, lokasi, dan sifat bercak. Dokter juga mungkin akan menganjurkan pemeriksaan penunjang seperti uji kerokan kulit dan pemindaian laser untuk membantu mendiagnosa penyebab hipopigmentasi.
Berikut adalah beberapa pengobatan yang mungkin diberikan oleh dokter:
Pemberian obat oles
Dokter mungkin akan merekomendasi pemberian obat oles untuk hipopigmentasi. Pada penderita lichen sclerosus dan pityriasis alba misalnya, krim anti-inflamasi mungkin untuk diresepkan guna melembapkan sekaligus mempercepat proses penyembuhan.
Sementara pada kasus hipopigmentasi yang disebabkan oleh panu, krim antijamur akan diresepkan untuk membunuh jamur yang hidup pada kulit agar hipopigmentasi bisa berangsur-angsur kembali normal.
Terapi laser
Pada beberapa kasus, seperti hipopigmentasi yang disebabkan oleh bekas luka, terapi laser bisa membantu mengembalikan warna kulit. Pasalnya, terapi laser mampu merangsang produksi sel-sel kulit baru untuk mengganti sel-sel kulit yang rusak.
Chemical peeling
Beberapa kasus hipopigmentasi bisa diatasi dengan chemical peeling. Prosedur perawatan ini dilakukan dengan mengoleskan larutan kimia ke area kulit yang mengalami hipopigmentasi. Dengan larutan kimia ini, lapisan kulit akan terkelupas dan tergantikan dengan sel kulit baru yang lebih sehat.
Deretan pengobatan hipopigmentasi di atas tidak bisa diterapkan pada semua kasus hipopigmentasi karena pengobatan yang diberikan harus berdasarkan penyebabnya. Pengobatan lepra harus menggunakan antibiotik dan dipantau dalam jangka waktu yang lama.
Pada kasus hipopigmentasi yang disebabkan oleh vitiligo, dokter mungkin akan merekomendasikan pengobatan lain seperti terapi sinar ultraviolet, kortikosteroid dengan kekuatan tinggi, atau tindakan cangkok kulit bila vitiligo sudah berukuran sangat besar.
Sementara untuk hipopigmentasi yang dialami oleh penderita albinisme, hingga kini belum terdapat pengobatan untuk mengatasinya. Namun, orang dengan albinisme harus menggunakan tabir surya setiap saat karena mereka lebih rentan mengalami kerusakan kulit dan kanker kulit akibat paparan sinar matahari.
Kondisi hipopigmentasi berupa bercak putih, bersisik, dan gatal, dapat terjadi karena infeksi jamur dan bisa menyerang anak dan dewasa. Salah satu cara menghilangkan bercak putih atau panu di wajah anak dan orang dewasa serta bagian tubuh lainnya ini bisa menggunakan sampo atau krim yang mengandung selenium sulfida atau ketoconazole.
Hipopigmentasi dapat disebabkan oleh berbagai macam kondisi kulit yang diagnosisnya membutuhkan pemeriksaan yang cermat. Selain itu, tidak semua penanganan bisa dilakukan dengan obat yang dijual bebas. Beberapa kondisi bahkan membutuhkan terapi yang cukup rumit.
Jika Anda memiliki bercak hipopigmentasi di kulit yang ukurannya membesar, menganggu penampilan, atau disertai sejumlah keluhan lain, sebaiknya periksakan kondisi Anda ke dokter, agar diagnosis yang tepat bisa ditemukan dan dengan itu, pengobatan pun bisa disesuaikan dengan penyebab.