Kaki bayi bengkok tentu bisa menimbulkan kekhawatiran, terlebih pada beberapa kasus, kondisi ini dapat menjadi tanda adanya gangguan kesehatan serius. Untuk mencegah kaki bengkok pada bayi, membedong dipercaya merupakan salah satu cara yang efektif. Namun, benarkah demikian?
Selama dilakukan dalam waktu, durasi, dan dengan cara yang tepat, membedong bayi sedari dulu dipercaya memiliki banyak manfaat. Selain dapat menjaga tubuh bayi tetap hangat dan membantunya tidur lebih nyenyak, tidak sedikit juga orang tua yang percaya bahwa membedong bayi bisa mencegah terjadinya kaki bengkok.
Kondisi Kaki Bayi Baru Lahir
Bayi yang baru lahir bisa saja memiliki kaki yang terlihat bengkok. Ini karena selama di dalam kandungan, terjadi pergerakan tulang agar posisi dan ukuran janin tetap pas di dalam kandungan.
Hal ini merupakan keadaan yang normal dan secara perlahan saat bayi lahir lalu mulai belajar berjalan, kaki yang bengkok berangsur-angsur akan kembali lurus.
Akan tetapi, sebagian orang tua mungkin menjadi terlalu khawatir dengan kondisi ini dan berusaha secepatnya mencari cara untuk memperbaiki atau mencegah kaki bayi bengkok.
Nah, salah satu cara yang umum dilakukan dan dipercaya dapat mencegah kaki bengkok adalah dengan membedong bayi. Katanya, balutan kain atau lampin di tubuh bayi ini akan membuat kakinya menjadi lurus, sehingga risiko kaki bayi bengkok pun bisa dihindari.
Fakta di Balik Membedong Bisa Mencegah Kaki Bayi Bengkok
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada beberapa anak, kaki bengkok bisa membaik seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Jadi sebenarnya, membedong juga tidak akan bisa mencegah ataupun mengatasi kaki bengkok pada bayi.
Faktanya, membedong bayi terlalu ketat justru bisa meningkatkan risiko terjadinya dislokasi panggul. Bahkan, membedong saat bayi sudah aktif bergerak dan berguling juga bisa meningkatkan risiko terjadinya sindrom kematian mendadak (sudden infant death syndrome).
Sindrom kematian mendadak bisa terjadi ketika bayi terguling dengan posisi tengkurap dan ia tidak mampu kembali ke posisi semula akibat balutan bedong pada anggota geraknya yang terlalu kuat. Pada akhirnya, ini akan menyebabkan bayi kesulitan bernapas
Selain itu, jika balutan bedong terlalu longgar, sisa kain yang terlepas juga bisa menutupi hidung dan mulut yang merupakan jalan napas bayi.
Oleh karena itu, Bunda perlu mengetahui cara membedong bayi yang benar dan waktu yang tepat untuk menghentikan kegiatan ini, sehingga Si Kecil dapat terhindar dari risiko-risiko yang tadi disebutkan. Berikut ini adalah beberapa tips membedong bayi yang bisa Bunda terapkan:
- Jangan membedong bayi terlalu ketat atau terlalu longgar. Pastikan agar balutan yang dilakukan tetap bisa membuat pinggul dan kakinya bergerak dengan bebas.
- Hentikan kebiasaan membedong bayi saat ia sudah menunjukkan tanda bisa berguling, yaitu sekitar usia 2 bulan.
- Saat bayi dibedong, selalu pastikan agar posisinya tetap telentang, terutama ketika ia tidur. Lakukan pengawasan lebih ketat pada bayi yang sudah mulai menunjukkan tanda bisa berguling.
Jika dilakukan dengan cara yang tepat, membedong bayi tergolong aman kok, Bun. Malahan, ini dipercaya bisa membuatnya merasa lebih tenang, aman, serta nyaman, dan bahkan bisa juga membuat bayi tidur lebih nyenyak.
Jika Bunda masih ragu dan punya pertanyaan seputar membedong bayi atau kaki bengkok pada bayi, konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan saran terbaik, ya.
Selain itu, Bunda juga perlu memeriksakan Si Kecil ke dokter apabila kaki bengkok yang dialaminya masih bertahan sampai usianya di atas 3 tahun, terlihat semakin bengkok, atau sudah membuatnya kesulitan beraktivitas.